05 July 2008

Rajab adalah Bulannya Allah SWT

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Jika seseorang selalu mendapat dukungan, ia akan selalu berhasil. Semua yang hadir di sini memperoleh dukungan itu. Jika tidak, kalian tidak mungkin berada dalam asosiasi ini. Mengapa kalian datang? Kalian mungkin akan pergi seperti yang lain karena merasa senang dengan kehidupan materialistik dan berbagai kesenangan lainnya. Tetapi cahaya dalam hati membimbing kalian untuk datang ke sini. Jika tidak ada yang mendukung, tidak ada gunanya kita berpakaian merah dan hitam; mengenakan turban siang dan malam. Hal yang paling penting adalah ‘inayatullah’, dukungan Allah SWT. Jika kita tidak memilikinya, kita tidak akan bisa meraih sesuatu.

Sebentar lagi akan datang satu bulan yang sangat penting dalam kalender Islam, yaitu bulan Rajab al-Haram yang keramat. Rajab terpisah dengan ketiga bulan lainnya yang dikategorikan haram oleh Allah SWT, yaitu: Zulqaidah, Zulhijah dan Muharam. Ia juga membuka rentetan tiga bulan suci yang klimaksnya terjadi di bulan Ramadan, yaitu: Rajab, Syakban dan Ramadan. Selama tiga bulan ini setiap orang harus mempersiapkan diri dan menjaga dirinya sebaik-baiknya, menjauhkan diri dari perilaku buruk dan segala dosa. Nabi SAW bersabda, “Rajabun syahrullah wa sya’banu syahri wa ramadhaanu syahru ummati.” “Rajab adalah bulan Allah SWT, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umatku.”

Allah SWT memberi kalian 12 bulan dalam setahun, 11 bulan milik kalian dan 1 bulan lagi milik Allah SWT. Pahala apa yang akan diberikan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya di bulan ini? Tidak ada yang mengetahuinya, bahkan seluruh rasul pun tidak. Pekerjaan rasul dan seluruh malaikat berhenti di bulan Rajab. Mereka tidak diperkenankan untuk mengetahui apa yang akan diberikan Allah SWT kepada umat mereka. Semuanya berada di bawah Kekuasaan Allah SWT. Di bulan kedua, Syakban, tidak ada yang diperkenankan untuk mengetahui ganjaran yang akan diberikan oleh Rasulullah SWT kepada umatnya, kecuali Allah SWT dan Rasulullah SAW sendiri. Apa yang terakumulasi di bulan Rajab dan Syakban akan dituliskan untuk kalian dan setiap orang akan mengetahuinya di bulan Ramadan, itulah sebabnya mengapa Ramadan disebut bulan umat. Oleh karenanya dalam tarekat, ketiga bulan ini merupakan bulan yang sangat penting.

Di bulan Rajab, Rasulullah SAW mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj. Setiap orang harus menjaga dirinya di bulan ini. Hindari segala perilaku dan sikap yang buruk. Hari yang paling penting dalam setahun adalah hari pertama di bulan Allah SWT. Semua khalwat dimulai di awal bulan ini. Khalwat terpenting yang dilakukan oleh seorang guru sufi dalam hidupnya selalu dilaksanakan di bulan ini. Ini adalah bulan yang suci. Jika kalian melakukan sesuatu yang lebih (untuk Allah SWT) di bulan ini, kalian akan dibalas dengan pahala yang tidak diketahui seorang pun. Di bulan itu, Samudra Rahmat Ilahi, Samudra Cinta, dan Pahala-Nya akan dibukakan untuk seluruh umat dan hamba-Nya.

Seluruh awliya menanti apa pahala yang akan diberikan Allah SWT kepada umat manusia di tahun ini. Seluruh awliya di planet ini, dari timur ke barat, dan utara ke selatan berharap dapat menyaksikan apa yang terjadi di dunia selama ketiga bulan ini. Oleh sebab itu setiap orang harus mengisi bulan ini dengan sebaik-baiknya.

Perhatikanlah rahmat Allah SWT yang turun di bulan ini. Jika kalian melakukan kesalahan, jangan melarikan diri, tetapi datanglah kepada Tuhan kalian karena Dia akan mengampuni kalian. Ini sangat penting karena tidak seorang pun yang tahu apa yang akan diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya—bahkan kedua malaikat yang ditugaskan untuk mencatat seluruh amal perbuatan di pundak manusia juga tidak mengetahuinya. Di bulan ini segalanya berasal dari Allah SWT dan tidak ada yang tahu balasan Allah SWT atas setiap perbuatan terkecil dalam rangka ibadah kepada-Nya.

Di masa Rasulullah SAW, hidup seseorang perampok jalanan yang bernama Qowd [?] al-‘Abbas [?]. Di malam hari ia pergi ke jalan dan bila menemukan seseorang yang berjalan sendirian, ia akan menangkap dan merampoknya, kadang-kadang ia melukai dan membunuhnya, setelah itu ia kembali lagi ke rumahnya. Tidak seorang pun sanggup menangkapnya. Rasulullah SAW pernah mengutuk orang ini dengan mengatakan bahwa ia adalah orang yang sangat jahat, sehingga bila ia meninggal, beliau tidak akan mensalatkan dan menguburkannya di pemakaman muslim.

Beberapa tahun kemudian orang itu meninggal dunia. Ia mempunyai seorang anak perempuan tetapi tidak ada orang lain yang bisa mengurus jasadnya. Karena Rasulullah SAW telah mengutuknya, maka anak itu membawa tubuh ayahnya sepanjang jalan di Madinah dan melemparkannya ke dalam sumur yang kering. Beberapa saat kemudian Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW, “Ya Habibi, ya Muhammad SAW! Wahai Rasul-Ku yang tercinta, hari ini salah satu waliku meninggal dunia. Engkau harus pergi memandikan dan membersihkannya, lalu mengkafani, mensalatkan dan menguburkannya.

Rasulullah SAW menjadi heran karena selama hidupnya orang itu telah dikutuknya, tetapi sekarang ketika ia meninggal, Allah SWT mengatakan bahwa ia adalah seorang wali. Bagaimana mungkin? Tetapi tak seorang pun yang bisa menggugat Pengetahuan Allah SWT, bahkan Rasulullah SAW pun tidak. Jika Allah SWT ingin menjadikan seorang perampok sebagai wali, tak ada yang bisa mengatakan ‘mengapa?’ Semua harus menerimanya. Itulah sebabnya, menurut ajaran sufi dan ajaran Tarekat Naqsybandi, kalian harus memandang orang lain lebih baik dari diri kalian. Kalian tidak akan tahu bila Allah SWT akan menaikkan derajat seseorang lebih tinggi daripada derajat kalian—siapa yang tahu? Tak seorang pun yang tahu, oleh sebab itu tidak seorang pun yang bisa ikut campur. Jangan memandang rendah kepada seseorang seolah-olah kalian lebih superior dibandingkan mereka. Kalian tidak tahu apakah orang itu dalam pandangan Allah SWT adalah seorang wali atau bukan. Siapa tahu? Tempatkanlah selalu orang lain di tingkat yang lebih tinggi, tunjukkan rasa hormat kepada mereka dan bersikaplah rendah hati kepada mereka. Jangan tunjukkan ego dan membanggakan diri.

Rahmat Ilahi begitu besar sehingga kalian dilarang untuk melihat apa pun yang dilakukan oleh orang di luar sana dan menyebut mereka gila, atau mengkritik perilaku buruk mereka. Biarkanlah mereka, Allah SWT yang akan menilai tindakan mereka. Lihatlah diri kalian sendiri, berlakulah dengan baik, jangat turut campur dalam urusan orang lain. Itu bukan urusan kalian. Tugas kalian adalah mengurus diri kalian sendiri. Perbaiki diri kalian, tinggalkan orang lain kepada Tuhannya. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka. Ini adalah suatu pemahaman dan ajaran yang benar dalam sufisme, yaitu meninggalkan setiap orang kepada Tuhannya, dan hanya berurusan dengan diri kalian sendiri. Jika kalian mengajari ego kalian agar tidak mencampuri urusan orang lain, maka kalian akan merasakan hidup dalam kebahagiaan, karena ketika kalian melihat orang lain, kalian hanya melihatnya sebagai hamba dari Tuhan yang sama dengan kalian, oleh sebab itu kadang-kadang Tuhan akan mengampuni apa yang mereka lakukan. Jangan berkata, “Hei, kalian melakukan perbuatan yang buruk, minum-minum, bermain wanita, mengerjakan ini, itu… Biarkan orang itu berurusan dengan Tuhannya. Ajarilah orang-orang secara umum. Jangan memojokkan seseorang dan jadilah lebih spesifik.

Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah SAW, pergilah, dan bersihkan dirinya.” Dengan segera Rasulullah SAW memanggil Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA dan berkata, “Wahai Abu Bakar RA, kita harus segera pergi dan menjemput orang itu.” Abu Bakar RA berkata, “Wahai Rasulullah SAW, engkau pernah berkata bahwa engkau tidak akan menguburkannya di pemakaman muslim karena ia bukan seorang muslim!” Rasulullah SAW bersabda, “Tidak! Ia bukan muslim yang biasa. Allah SWT berfirman kepadaku bahwa ia adalah seorang wali!”

Apa yang dilakukan perampok itu selama hidupnya sehingga ia menjadi seorang wali? Padahal selama hidupnya pekerjaannya adalah membunuh, merampok, dan mencuri. Rasulullah SAW pergi menuju sumur itu dan dengan tangannya sendiri, beliau mengeluarkan tubuh orang itu, kemudian membawanya ke rumahnya bersama para sahabat. Beliau membersihkan tubuhnya, memandikan dan mengkafaninya, kemudian mensalatkan dan membawanya dari Masjid Nabi SAW ke Jannat ul-Baqi’ yang berjarak sekitar 15 menit bila berjalan kaki. Namun pada saat itu dibutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk memindahkan tubuhnya ke sana. Seluruh sahabat merasa heran melihat cara Rasulullah SAW berjalan. Dengan tangannya sendiri Rasulullah SAW telah membersihkan, memandikan dan mensalatkannya, dan sekarang beliau membawa orang itu ke kuburnya dengan kaki yang berjingkat. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah SAW! Mengapa engkau berjalan dengan kaki berjingkat?” Beliau menjawab, “Allah SWT telah memerintahkan seluruh wali dari timur ke barat, dan seluruh malaikat dari ketujuh surga, serta semua makhluk spiritual untuk hadir di sini dan mengikuti wali itu sehingga jalan dipenuhi mereka dan sulit bagiku untuk mencari tempat untuk menginjakkan kakiku. Dalam hidupku, Aku tidak pernah sekaget ini.”

Setelah mereka menguburkannya, Rasulullah SAW tidak berbicara lagi kepada orang-orang melainkan langsung pulang ke rumahnya dengan tubuh yang gemetar dan menggigil. Di rumahnya beliau duduk bersama Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA, bertanya kepada dirinya sendiri apa yang telah dilakukan wali itu, selama hidupnya ia adalah seorang perampok, namun ketika meninggal ia mendapat kemuliaan sangat tinggi dari Allah SWT. Sayyidina Abu Bakar RA berkata, “Ya Rasulullah SAW, Aku merasa malu untuk bertanya tentang apa yang Aku saksikan pada hari ini, sungguh membingungkan.” Rasulullah SAW menjawab, “Ya Abu Bakar RA, Aku bahkan lebih kaget daripada engkau, dan sekarang Aku menunggu kedatangan Jibril AS untuk memberi keterangan tentang kejadian ini.”

Ketika Jibril AS datang, Rasulullah SAW bertanya, “Ya Jibril AS, ada apa?” Jibril AS menjawab, “Wahai Rasulullah SAW jangan bertanya kepadaku. Aku sendiri tidak mengerti! Namun demikian tidak perlu bingung, Allah SWT dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia memerintahkan engkau untuk bertanya kepada anak perempuannya.”

Bersama Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA, Rasulullah SAW segera mendatangi rumah perampok itu. Dewasa ini para menteri dan sekretarisnya—tidak, bahkan seorang manajer di sebuah perusahaan pun memperlakukan seseorang seolah-olah mereka pengemis di depan pintu rumahnya. Mereka tidak menunjukkan rasa hormat atau kerendahan hati. Rasulullah SAW tanpa mempedulikan kekuatan dan statusnya sebagai orang yang sempurna, kekasih Allah SWT, dengan rendah hati pergi ke rumah wali itu dan bertanya kepada anak perempuannya apa yang dilakukan ayahnya selama hidupnya, “Wahai anakku, tolong ceritakan bagaimana ayahmu menjalani hidupnya.” Ia menjawab, “Ya Rasulullah SAW, Aku sangat malu kepadamu, apa yang akan kuceritakan kepadamu? Ia adalah seorang pembunuh dan perampok. Aku tidak pernah melihatnya melakukan suatu kebajikan. Ia merampok dan mencuri siang dan malam, kecuali dalam satu bulan. Ketika bulan itu datang ia akan berkata, ‘Ini adalah bulannya Allah SWT,’ karena ia pernah mendengar kau bersabda, ‘Rajab adalah bulan Allah SWT, Syakban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan umat.’ Ia berkata, ‘Aku tidak peduli dengan bulan Rasulullah SAW ataupun bulan umat, Aku hanya peduli pada bulan Tuhanku. Oleh sebab itu Aku akan duduk di kamarku, menutupnya, dan melakukan khalwat di bulan ini.’”

Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Khalwat macam apa yang ia lakukan?” Ia berkata kepadanya, “Wahai Rasulullah SAW, suatu hari ia sedang berada di jalan untuk mencari orang yang akan dirampok dan ia menemukan seorang yang berusia 70 atau 80 tahun. Ia memukulnya sehingga orang itu tidak sadarkan diri, dan merampoknya, ia menemukan segulungan kertas kecil dari orang itu. Ia membukanya dan menemukan sebuah doa di dalamnya, ia sangat senang dengan doa itu. Setiap tahun ketika bulan Rajab tiba, bulannya Allah SWT, ayahku duduk dan membaca doa itu sepanjang siang dan malam, sambil menangis ia membaca doa itu, kecuali ketika ia mau makan atau berwudu. Setelah bulan itu berlalu, ia bangkit lagi dan berkata, ‘Bulan Allah SWT telah berakhir sekarang giliran kesenanganku.’ Ia kembali merampok dan membunuh selama 11 bulan kemudian.”

Doa yang biasa dibaca oleh orang itu adalah doa yang sangat penting dan setiap orang dianjurkan untuk membacanya sebanyak 3 kali sehari selama bulan Rajab. Mawlana Syekh Nazim QS berkata bahwa doa ini akan membersihkan diri kalian dari seluruh dosa dan menjadikan kalian sebagai orang yang suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan. Doa itu adalah doa yang sangat populer di kalangan sufi. Ketika Rasulullah SAW meminta anak itu membawakan kertas yang berisi doa itu, beliau menciumnya dan menggosokkannya ke tubuhnya. Jangan tinggalkan doa itu tetapi bacalah selalu di bulan yang akan datang ini, insya Allah, Allah SWT akan memberi kalian, tergantung pada niat kalian.

Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul-Ku yang tercinta, orang itu datang dan bertaubat kepada-Ku di bulan yang paling penting dalam setahun. Untuk itu, karena ia telah mengorbankan satu bulan untuk-Ku, maka Aku mengampuni semua kesalahannya dan Aku ubah semua dosanya menjadi amal baik. Karena ia mempunyai dosa yang begitu banyak, maka sekarang ia mempunyai amal yang banyak sekali, bahkan terlalu banyak sehingga menjadikannya seorang wali besar.” Karena satu doa, Allah SWT membuat seseorang yang tidak pernah beribadah selama hidupnya menjadi seorang wali. Bagaimana dengan kalian, orang-orang yang berperilaku baik, yang beribadah kepada Tuhan sebagaimana layaknya, datang ke dalam suatu majelis untuk mendengar (ceramah)? Kalian mempunyai Tuhan Yang Maha Pemurah, Tuhan Yang penuh Cinta, bagaimana menurut kalian, Apa yang akan Dia berikan sebagai ganjaran kepadamu? Apakah kalian pikir Dia akan meninggalkanmu?

Untuk setiap langkah yang kalian gunakan menuju suatu majelis, Allah SWT akan menghapus satu dosa dan memberi 10 pahala. Siapa pun yang datang dari jarak 2 jam perjalanan, hitunglah berapa banyak langkahnya menuju ke sini. Jangan tinggalkan asosiasi semacam ini, sebab kalian tidak akan mendapat ganjaran semacam itu ketika kalian beribadah, salat 5 waktu adalah kewajiban kalian, tetapi asosiasi semacam ini bukanlah kewajiban, tetapi sukarela. Oleh sebab itu jika kalian datang, kalian akan diberi ganjaran yang melimpah. Itulah sebabnya asosiasi ini sangat penting. Asosiasi ini bisa menunjukkan kalian jalan singkat menuju ke Hadirat Ilahi, dan jalan terpendek meraih realitas kalian.

Dengan sedikit latihan membaca apa yang biasa dibaca oleh para wali, kalian akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Jangan datang ke Sisi-Nya dengan mengendarai keledai. Datanglah dengan roket, kalian akan mencapainya dengan cepat. Ego kalian adalah keledai. Jangan ikuti ego kalian. Tinggalkan dia, karena ia tidak akan membawa kalian ke mana-mana melainkan dalam gerakan lambat. Roh akan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mengapa? Karena roh adalah sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT. Cahaya itu berasal dari Allah SWT. Perhatikan kecepatan cahaya yang mencapai 300.000 kilometer per detik. Menurut kalian apakah kecepatan roh lebih lambat atau lebih cepat daripada cahaya? Jelas lebih cepat!

Kalian menggunakan akal kalian dengan kecepatan yang sangat tinggi, bagaimana dengan hati kalian? Sekarang orang berusaha agar sampai lebih cepat di segala tempat di muka bumi dengan menggunakan pesawat. Bagaimana dengan pesawat dalam hati kalian? Apa pun tempat yang kalian pikirkan, kalian akan tiba di sana dalam sekejap bila kalian mengetahui cara menggunakan kekuatan spiritual. Para awliya bisa berada di mana saja dalam waktu yang mereka inginkan. Mereka bisa berada di sini, lalu dalam beberapa detik mereka sudah berada di Cina, Rusia, atau di bulan atau di matahari atau di surga yang pertama, dengan menggunakan kekuatan roh. Jangan meremehkan apa yang telah diciptakan oleh Tuhan dalam diri kalian dan dalam diri setiap manusia. Tidak ada yang dapat mengerti bagaimana mekanisme roh bekerja.

Mengapa orang meninggal dunia seketika pada saat seseorang menembakkan peluru kepadanya? Siapa yang membawa pergi rahasia itu? Mengapa orang meninggal dunia bila sakitnya sangat parah? Roh selalu berusaha untuk melarikan diri dan membebaskan diri dari sangkar tubuhnya. Bila ia menemukan jalan, ia akan melarikan diri dan kembali ke asalnya. Bila kalian dengan kekuatan kalian dapat mengendalikan ego dan membebaskan roh kalian, pada saat itu kalian akan bisa mengontrol kekuatan roh sehingga ia tidak dapat melarikan diri. Pada saat itu kalian dapat melakukan suatu keajaiban dengan roh kalian.

Beberapa waktu yang lalu, di mana-mana kalian dapat menemukan para awliya yang menggunakan kekuatan spiritualnya yang tidak bisa ditiru di masa sekarang. Ada wali yang dapat menggunakan sabuknya untuk memanggil orang yang tinggal sangat jauh darinya, dan ia dapat melakukannya di depan ratusan orang yang duduk di sekitarnya. Bagaimana ia mengirim pesan kepada seseorang yang berjarak 3 atau 4 jam perjalanan dengan mobil? Wali itu cukup mengangkat sabuknya, meletakkannya di dekat telinganya dan berkata, “Hallo? Bapak Anu dan Anu dan seterusnya, datanglah, kami menanti kedatanganmu!” Setelah tiga atau empat jam kemudian, mereka mengetuk pintu lalu masuk dan berkata kepada orang-orang bahwa ia telah menerima panggilan dari syekh agar datang ke tempat itu.

Banyak sekali hal yang dapat dilakukan para awliya, sebab ego mereka berada dalam kendali mereka. Bila roh bisa mengontrol ego, kalian dapat melakukan apa saja, tetapi sebaliknya bila ego yang menguasai roh, kalian tidak bisa melakukan apa-apa. Kalian harus selalu menjadi tempat sampah bagi umat manusia. Jangan takut untuk menanggung beban mereka. Ambil dan lakukanlah. Jika kalian mengambilnya, Allah SWT akan memberi kalian kekuatan yang lebih banyak. Jika kalian tidak mau menanggung beban mereka, kalian tidak akan mempunyai cahaya dalam hati. Kalian harus menjadi orang yang mau menanggung beban. Ada seorang wali yang berdoa kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku! Jadikanlah tubuhku seluas neraka-Mu, dan masukkanlah diriku sendiri ke dalamnya, dan biarkan semua orang berada di luar. Aku mengorbankan diriku untuk keuntungan hamba-hamba-Mu yang tidak bersalah. Mereka tidak bersalah sebab mereka mempunyai ego yang membebani mereka. Jika mereka tidak mempunyai ego, mereka semua akan seperti malaikat. Setiap orang mempunyai ego. Egolah yang mengendalikan diri kalian dan membuat kalian berkelakuan buruk.

Kalian semua harus menjadi contoh bagi masyarakat luar agar orang-orang berdatangan ke dalam asosiasi kita setelah mereka melihat kalian dan menghargai sikap dan tingkah laku kalian yang baik. Bila mereka melihat kalian bersikap buruk, bagaimana mereka akan datang ke dalam asosiasi ini? Mereka tidak akan datang. Bagaimana mendapatkan perilaku yang baik? Yaitu dengan meninggalkan perangai buruk dan amarah. Jangan tunjukkan kemarahan kalian, baik di rumah maupun di luar rumah. Jangan hiraukan bila istri kalian berteriak kepada kalian. Biarkan ia teriak, apa yang akan terjadi? Pada akhirnya, ia akan kelelahan dan berhenti sendiri. Begitu dengan pria—untuk mereka kita harus menggunakan ekspresi yang lain daripada ‘teriak’, karena mereka kan laki-laki! Kalian akan menggonggong dan istri kalian tidak menghiraukan kalian, sehingga kalian akan merasa muak dan berhenti sendiri. Tetapi setan tidak pernah membiarkan orang marah kecuali yang lain juga marah, sehingga mereka saling berkelahi. Oleh karena itu bila salah seorang berteriak, maka yang lain tidak perlu mendengarkan. Ini juga harus diterapkan di masyarakat luas. Berusahalah untuk meredam kemarahan kalian.

Suatu hari Saya bersama Mawlana Syekh Nazim QS di Madinah. Di masa itu, Mawlana Syekh Nazim QS biasa membawa rombongan haji dari Siprus. Beliau mengajak mereka ke pasar untuk membeli tasbih. Setelah mereka membeli tasbih, Mawlana juga meminta sebuah tasbih untuk dirinya sendiri. Pedagang itu menunjukkan beberapa tasbih kepadanya, lalu Mawlana berkata, “Lupakan saja, kalian bisa memberi potongan harga untuk saya.” Pedagang itu tidak mengeluarkan satu umpatan pun kepada Mawlana, Mawlana bahkan tidak membuka mulutnya. Beliau menjaga agar amarahnya tidak keluar. Kemudian setelah beliau pergi ke jalan, kami melihat seseorang mendatangi Syekh dengan tasbih yang identik di tangannya. Ia memberikannya kepada Syekh dengan mengatakan, “Ini hadiah dari saya,” tak seorang pun yang tahu siapa dia dan dari mana asalnya, ia lalu menghilang dengan segera.

Bila kalian menjaga amarah kalian, Allah SWT akan memberi pahala kepada kalian. Jangan mencoba mendapatkan hak kalian dengan cara memaksa. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an, “Fa man ‘afa wa aslaha, fa ajruhu ‘alallaah” [QS Asy-Syura, 26: 40], “Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka ia akan mendapat pahala dari Allah SWT.” Ini lebih baik daripada kalian mengambil hak kalian dengan tangan kalian sendiri—lewat pengadilan, misalnya.

Persiapkan diri kalian, ini adalah bulan Rajab, jangan meninggalkan satu salat pun. Jika kalian melewati salat di siang hari usahakan untuk mengerjakannya di malam hari ketika kalian sudah tiba di rumah sebelum tidur. Cobalah untuk mengucapkan “Allah” dalam hati kalian 1.500 kali sehari. Jika kalian lebih suka mengucapkannya dengan lidah, lakukanlah dengan cara itu. Ucapkan juga “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadiw wa ‘alaa aali Muhammadiw wa sallim” 100 kali sehari. Insya Allah ini akan memberi kalian kekuatan di bulan Rajab dan mempersiapkan diri kalian di bulan Syakban, di mana ada tugas lain yang akan kita bahas di kemudian hari, insya Allah.

Seluruh awliya menunggu kedatangan Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS di bulan ini. Seluruh awliya menanti untuk mengetahuinya, dan sebagian besar pengikut mereka akan diberitahu mengenai hal ini pada tanggal 15 Syakban. Setiap orang harus mempersiapkan diri mereka untuk peristiwa besar di dunia ini. Komunisme sudah berakhir, setiap orang berpihak kepada Amerika. Mereka berpikir bahwa tidak akan ada lagi perang di dunia ini, perdamaian akan terjadi di mana-mana. Tiba-tiba seseorang yang gila datang dan menekan tombol, lalu dimulailah Perang Dunia Ketiga. Segera setelah peristiwa ini terjadi, Imam Mahdi AS akan datang, kemudian Nabi ‘Isa AS turun dari surga. Ibadah Haji pada tahun terakhir ini adalah salah satu ibadah haji terbesar yang dilaksanakan di abad ini. Imam Mahdi AS berada di sana, begitu pula dengan 124.000 awliya dan 124.000 rasul berkumpul di Padang ‘Arafah. Oleh sebab itu persiapkan diri kalian untuk suatu peristiwa besar yang akan segera muncul di permukaan bumi. Jangan berpikir bahwa dunia ini akan berlangsung lama dan kita masih memiliki tahun-tahun yang panjang di depan kita. Kita sudah sangat dekat dengan akhir dunia ini dan segera menuju ke akhirat.

Kita tidak akan memandang ibadah orang lain dengan sikap tidak setuju, kita hanyalah sebuah kelompok yang mengharapkan kedatangan Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS dengan segera. Kita berada di jalur yang benar. Kita telah bertemu mereka. Kita telah mengambil bay’at dari mereka dan menerima mereka baik secara fisik maupun spiritual melalui kekuatan Grandsyekh. Apa yang Saya katakan kepada kalian adalah menurut pandangan spiritual yang nyata, tidak samar atau berbayang. Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS berada di antara kalian. Setiap asosiasi, baik di sini maupun di Chicago atau Montreal, New York dan New Meksiko, diselenggarakan atas nama guru kita yang berhubungan langsung dengan Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS. Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS pasti hadir dalam semua pertemuan itu, paling tidak untuk melihat kalian, kemudian pergi. Kadang-kadang mereka ikut duduk, kadang-kadang mereka hanya melihat lalu pergi, dan kadang-kadang mereka melihat dari tempat di mana mereka berada.

Asosiasi ini adalah satu-satunya asosiasi di dunia yang didukung oleh Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS, tidak hanya di Amerika tetapi di semua tempat, di mana asosiasi ini diselenggarakan atas nama mereka. Tempat-tempat lain di mana orang berkumpul bersama—baik di sinagoga, gereja, atau kelompok sufi yang lain—tidak dapat memperoleh cahaya seperti yang kalian dapatkan dalam asosiasi ini. Kalian akan melihat diri kalian dalam jumlah yang kecil karena bintang yang bersinar tidak banyak jumlahnya, dan kalian akan menjadi bintang dalam kegelapan malam bagi umat manusia. Itulah sebabnya Mawlana Syekh Nazim QS mempersiapkan diri kalian dan itulah sebabnya beliau mengirim kita ke abad ini, yaitu untuk membangunkan orang-orang di abad ini dan memperingatkan mereka untuk melihat ke depan kepada Imam Mahdi AS dan Nabi ‘Isa AS. Insya Allah, beberapa di antara kalian akan menerima bay’at dari mereka berdua di dalam mimpi kalian. Hal ini memerlukan beberapa peningkatan dalam diri kalian, yaitu dalam membaca wirid yang diberikan oleh Mawlana Syekh Nazim QS tanpa meninggalkannya satu malam pun. Setelah itu insya Allah, kalian akan bertemu dengan mereka secara fisik, dan kita memohon kepada Allah SWT agar hal itu akan segera terjadi.

Wa min Allah at tawfiq bi hurmat al-Fatiha.


© 1993, Haqqani Islamic Trust
7007 Denton Hill
Fenton, MI 48430

No comments: