18 January 2008

Tentang Sultan Awliya, Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani qs

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin



Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani qs adalah pemimpin dunia Tarekat Sufi Naqsybandi Haqqani `Aliyyah. Beliau adalah seorang ulama di bidang syariah yang menjadikannya mufti di Siprus, Turki dan juga seorang syekh tarekat. Beliau tinggal di Siprus, dilahirkan di Larnaka, Siprus pada tanggal 21 April 1922 (28 Sya’ban 1340H). Beliau adalah keturunan dari keluarga Nabi Muhammad saw baik dari sisi ibu maupun ayahnya, beliau adalah seorang sayyid Hasani as dan juga Husayni as. Dari sisi ayahnya, beliau adalah keturunan dari Sayyid `Abdul Qadir Jailani qs, pendiri Tarekat Sufi Qadiri dan dari sisi ibunnya, beliau adalah keturunan Jalaludin Rumi qs, pendiri Tarekat Sufi Mawlawi.

Syekh Nazim qs menyelesaikan sekolah tingkat atasnya di Siprus pada tahun 1940. Beliau lalu pergi ke Istanbul untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau sekolah di University of Istanbul, mendapat gelar MA di bidang Teknik Kimia. Selama kuliah di Istanbul, beliau juga mempelajari syariah dan bahasa Arab. Beliau menerima otoritas (ijaza) dari Syekh Jamal al-Lasuni qs (w.1955). Syekh Nazim qs kemudian mengarahkan perhatiannya pada jalur spiritual, dengan mempelajari tujuh tarekat Sufi, yaitu: Naqsybandi, Chisti, Qadiri, Mawlawi, Rifa`i, Syadzili, dan Badawi. Beliau kemudian memperdalam ilmunya pada Tarekat Naqsybandi di bawah bimbingan syekhnya pada saat itu, yaitu Syekh Sulayman Arzurumi qs (w.1938). Setelah beberapa tahun Syekh Sulayman qs berkata kepadanya, “Wahai anakku, orang yang membawa rahasiamu bukanlah diriku, tetapi guru spiritualku yang pindah dari Daghestani ke Turki dan sekarang tinggal di Damaskus, di distrik Midan (sa`ahat il-Midan). Beliau dikenal sebagai Syekh dari Sanad Emas Tarekat Naqsybandi di masa kita.”

Kemudian Syekh Nazim qs pindah ke Syria. Dalam perjalanannya ke Damaskus, beliau mengunjungi Aleppo, Hama dan Homs. Di Homs atas bimbingan syekhnya, beliau melakukan khalwat selama satu tahun di kompleks masjid dan makam seorang Sahabat Nabi saw yang terkenal, Khalid ibn Walid ra. Di sana, beliau menerima lebih banyak lagi instruksi yang intensif di bidang syariah, hadis, dan ilmu Alquran di bawah bimbingan Syekh Muhammad `Ali `Uyun as-Su`ud qs, `Abdul `Aziz `Uyun as-Su`ud qs, mufti Homs, ‘Abdul Jalil Murad qs dan Sayyid as-Suba`i qs, yang semuanya merupakan syekh Naqsybandi dan juga para muhadditsun (ahli Hadis) dan ulama syariah yang terkenal.

Pada tahun 1944, Syekh Nazim qs pindah ke Tripoli, Lebanon di mana beliau menjadi tamu dari Syekh Munir al-Malik qs, mufti Lebanon utara dan Syekh dari Tarekat Qadiri, Rifa`i dan Naqsybandi. Pada tahun 1945 beliau pindah dari Tripoli ke Damaskus, ke Ha`i al-Midan di mana akhirnya beliau bertemu dengan Syekh `Abdullah ad-Daghestani an-Naqsybandi qs. Beliau tinggal bersama Grandsyekh hingga Grandsyekh meninggal dunia pada tanggal 4 Oktober 1973 (4 Ramadan 1398H). Selama kurun waktu itu, selama hampir 40 tahun, Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani qs (semoga Allah swt memberkatinya) terus-menerus menerima mata air surgawi dari pengetahuan spiritual yang dicurahkan dari dalam hati Syekh `Abdullah ad-Daghestani qs (semoga Allah mensucikan jiwanya) ke dalam hati beliau.

Syekh Nazim qs melanjutkan perjalanannya ke Timur Tengah dan Turki selama 40 tahun. Setelah wafatnya Grandsyekh dan dengan perintah spiritualnya, beliau meluaskan cakupan perjalanannya termasuk ke Eropa, Amerika, dan Timur Jauh. Beliau mendirikan ratusan pusat Sufi di seluruh dunia, menyebarkan Islam sekaligus dengan pengetahuan spiritual Sufi dan beliau telah membawa begitu banyak orang untuk masuk ke dalam Islam. Bukan sesuatu yang berlebihan bila dikatakan bahwa beliau adalah seorang mujaddid di abad ini sebagaimana Sayyid `Abdul Qadir Jailani qs di masanya, Syah Bahauddin Naqsyband qs di masanya, Sayyid Ahmad al-Faruqi qs di masanya, dan Jalaludin Rumi qs di masanya.

Syekh Nazim qs membawa rahasia dari tujuh tarekat Sufi, yaitu: Naqsybandi, Chisti, Qadiri, Mawlawi, Rifa`i, Syadzili, dan Badawi, melalui untaian otorisasi dari gurunya, Syekh `Abdullah ad-Daghestani qs, melalui sanad emas 39 Grandsyekh yang menghubungkannya kepada Nabi saw.

Beliau telah banyak melakukan khalwat sepanjang hidupnya, dengan periode bervariasi, mulai dari 40 hari hingga satu tahun. Ini dilakukan di berbagai tempat yang berbeda-beda, termasuk di kota Nabi saw, Madinah, di Baghdad—di hadapan Sayyid `Abdul Qadir Jailani qs, di Konya—di hadirat Jalaludin Rumi qs dan di Damaskus, di berbagai tempat sucinya. Beliau telah menulis banyak buku mengenai spiritualitas dan pengetahuan tentang makrifat yang telah diterbitkan ke seluruh penjuru dunia. Beliau juga telah menulis banyak puisi tentang Cinta Ilahi (`isyq) baik dalam bahasa Arab maupun Turki. Beliau adalah sumber (marja’) bagi banyak persoalan-persoalan hukum modern. Beliau mengikuti jalan yang moderat dalam mengadakan pendekatan kepada orang-orang dan mengangkat topik-topik tentang kehidupan di masa kini.

Syekh Nazim qs mempunyai kepribadian yang sangat karismatik sehingga membuat orang beranjak dan tertarik kepada manifestasi Cinta Ilahi yang terus-menerus tercurah dari hatinya. Senyumnya yang ramah selalu hadir. Ketika beliau bicara, seolah-olah sebuah air terjun Inspirasi Ilahiah telah terbuka, menghubungkan hatinya dengan hati para pendengar. Adalah nektar cinta yang membuat ribuan orang tertarik untuk masuk ke dalam Islam setiap tahunnya.


Ditulis oleh Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani qs untuk buku The Divine Kingdom, penerbit The Haqqani Trust, 1994


No comments: