01 June 2008

Ekonomi—Si Sapi Emas Masa Kini

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
29 Muharram 1424/1 April 2003


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Allahumma alhimnaa rusydanaa wa a`innaa `alaa syuruuri afussinaa!

Ya Allah SWT, inspirasikanlah kami dengan kebaikan dan tolonglah kami dalam melawan kejahatan ego kami.

Manusia diciptakan lemah! Mungkin manusa adalah makhluk terlemah di antara seluruh makhluk. Tetapi meskipun bisa jadi mereka adalah yang terlemah, mereka tidak menerima bahwa mereka lemah. Mereka pikir bahwa kelemahan mereka akan meninggalkan mereka bila mereka kaya, atau bahwa kelemahan mereka akan meninggalkan mereka bila mereka menjadi raja, atau jendral atau mentri atau komandan. Mereka pikir bahwa peringkat-peringkat ini akan membuat mereka sangat kuat, itu adalah gagasan yang keliru!

subhanAllah! Mahasuci Allah SWT!

Dari seluruh umat manusia di masa kita tak seorang pun yang menerima bahwa mereka adalah hamba-hamba yang lemah. Setiap orang meminta atau mengaku sebagai yang terkuat. Setiap orang mengejar untuk meraih kekuasaan pada levelnya. Tak seorang pun yang bahagia untuk menjadi hamba yang sederhana dan rendah hati. Itu adalah gagasan yang buruk yang telah tersebar di masyarakat, khususnya generasi muda. Mereka tumbuh dengan gagasan buruk tersebut. Target mereka adalah menjadi berkuasa. Tidak menjadi hamba yang sederhana dan rendah hati. Alasan dasarnya yang membuat orang mengejar ide yang salah adalah bahwa mereka tidak percaya pada Tuhan. Mereka tidak percaya pada makhluk Surgawi, mereka tidak percaya pada agama, mereka menyangkal semua Kitab Suci, mereka menjauh dari keyakinan.

Mereka berpikir bahwa mereka adalah sekelompok orang yang tidak mengemban tanggung jawab bagi mereka sendiri, mereka ada di planet ini seperti rumput atau sejenis tanaman lainnya, pertama tumbuh, kemudian mengering, lalu berubah menjadi debu atau jerami dan menghilang. Itulah inti dari gagasan-gagasan mereka, yang mendorong mereka menuju masa depan yang tidak menentu, atau menarik mereka ke dalam kegelapan yang kelam. Hari demi hari, mereka kehilangan harapan mereka, hari demi hari mereka berpikir bahwa mereka mendekati akhir yang tidak pasti dalam masa depan yang tidak menentu. Mereka berpikir bahwa hari-hari mendatang mereka kelam. Itu seperti sebuah racun dan kalian tidak dapat menemukan suatu penawar racun untuk menghilangkan racun dari mereka, tidak ada suatu obat untuk menghindari efeknya.

Oleh sebab itu sekarang orang meminta agar bisa berkuasa, tetapi akhirnya mereka harus sadar bahwa kekuatan mereka akan menjadi semakin berkurang, berkurang, berkurang dan kemudian habis. Walaupun mereka bersikeras untuk meminta kekuasaan, untuk menjadi orang yang berkuasa di antara orang-orang lainnya, walaupun hanya untuk waktu yang sangat singkat. Itu membuat orang berjuang keras dan menciptakan persoalan yang tak ada akhirnya di antara mereka sendiri, berkelahi dan bertengkar, di belakang mereka adalah gagasan itu, mereka berkelahi untuk menjadi orang yang paling berkuasa. Dan mereka berpikir bahwa sekali mereka sukses dalam meraih sebuah poin di mana mereka berkuasa, mereka dapat menjaga posisi mereka, bahwa kekuasaan mereka tidak akan berkurang.

Mereka melihat tetapi tidak memperhatikan. Mereka belajar tetapi tidak memahami. Mereka melakukan hal-hal yang salah, tetapi mengaku melakukan hal-hal yang benar. Mereka berpikir dan mereka pikir bahwa pikiran mereka adalah yang terbaik, tetapi mereka adalah yang terburuk, pikiran terburuk, mengantarkan mereka hanya pada imajinasi yang salah dan imajinasi ini membuat mereka mabuk. Sampai akhirnya, ketika kematian mendatangi mereka, mereka bangkit. Pada saat itu mereka akan mengerti bahwa benda-benda materi bukanlah sesuatu yang kekal, tetapi orang yang mabuk tidak dapat memahaminya. Mereka mabuk, dan mereka berusaha untuk tetap tinggal dalam imajinasi itu dan tidak keluar darinya.

Dan sekarang orang-orang di abad ke-21, mereka semua, sembilan puluh sembilan persen atau lebih hidup dalam imajinasi mereka. Dan imajinasi mereka tidak pernah memberi mereka manfaat, tidak saat ini, tidak pula di masa depan. Kita adalah orang-orang yang lemah. Dan setiap hari aktivitas tidak pernah memberi orang-orang kesempatan untuk melihat diri mereka ‘yang sesungguhnya.’

Orang-orang di abad ke-21 mempunyai satu berhala, hanya satu berhala dan mereka berusaha untuk menjadi budak yang patuh untuk berhala itu—bukan hamba, tetapi budak, karena berhala-berhala tidak membuat orang menjadi hamba-hamba, melainkan menjadikan mereka sebagai budak-budak.

Perbudakan adalah suatu hal, sementara penghambaan adalah hal yang lain. Orang-orang beriman telah dimuliakan dengan peringkat hamba di hadapan Allah SWT, tetapi orang-orang yang tidak beriman hidup dalam perbudakan berhalanya yang ditemukan dengan imajinasi mereka. Berhala-berhala menjadikan orang-orang sebagai budak, tetapi orang-orang beriman membuat orang menjadi hamba yang bebas, bebas dari ego mereka, bebas dari Setan, bebas dari dunia, bebas dari hasrat materi dan fisik. Hanya merekalah orang-orang yang bebas!

Orang-orang beriman, sesuai dengan derajat keimanan mereka meraih kebebasan yang lebih besar. Orang yang mewakili kebebebasan sempurna adalah para nabi, kemudian setelah mereka adalah para pengikut dan penerusnya dari golongan awliya dan disusul dengan orang-orang yang beriman, mu`minuun. Sesuai dengan derajat atau kekuatan iman mereka, mereka akan berkuasa dan menjadi orang-orang yang bebas.

Di luar orang-orang beriman, mereka adalah budak. Di masa kita setiap tempat di seluruh dunia, mereka berlari hanya untuk menjadi budak dari berhala mereka. Nabi SAW—lima belas abad yang lalu—bersabda bahwa untuk setiap bangsa, ada satu berhala, seperti halnya bani Israil yang meninggalkan Tuhan mereka dan penghambaannya dan membuat sebuah sapi emas. Sapi emas itu segera membuat kehormatan mereka jatuh ke level terendah. Ketika mereka meninggalkan kepatuhan mereka kepada Tuhan Surgawi dan mulai menyembah sapi emas itu, ketika mereka mengatakan, “Ini adalah berhala kita,” mereka jatuh ke level terendah dari seluruh makhluk, karena mereka meninggalkan penghambaan mereka dan berlari untuk menjadi budak dari sapi emas itu.

Dan Nabi, Sayyidina Muhammad SAW bersabda, “Untuk setiap bangsa, terdapat sebuah sapi emas, dan untuk umatku akan terdapat pula sapi emas—itu adalah dirham wa dananir; yang artinya “perak dan emas akan menjadi berhala umatku.”

Dan lihatlah sekarang, di masa kita, semua bangsa putus harapan akan masa depan mereka, terhadap eksistensi mereka di bumi. Mereka berpikir bahwa ekonomi adalah satu-satunya hal yang dapat menjamin dan menentukan eksistensi mereka di planet ini. Mereka berpikir bahwa jika ekonomi tidak berfungsi, bangsa mereka tidak akan bertahan. Dan lima belas tahun yang lalu, Nabi SAW bersabda, “Berhala umatku, sapi emas umatku adalah emas dan perak,” hal itu melukiskan inti dari ekonomi. Orang-orang yang mempunyai banyak emas dalam timbunan harta mereka akan berdiri untuk tampil, “Kami di sini!”

Orang-orang yang kehilangan akan berada di bawah nol—tidak ada kehormatan bagi mereka, tidak ada eksistensi bagi mereka, habis!

Sekarang kita hidup di abad ke-21 dan hanya satu kata yang umum di antara bangsa-bangsa adalah, “Ekonomi!”

Sekarang ada, “Perang ekonomi!”

Dan setelah perang? Apa yang akan terjadi setelah perang?

“Ekonomi!”

Mereka pikir hidup mereka hanya berhubungan dengan ekonomi. Dan ekonomi hanya sebuah nama, berdiri untuk sesuatu, artinya siapapun yang mempunyai banyak emas dan perak dapat memproklamasikan hak mereka untuk keberadaan mereka dan berkata, “Kami di sini!” sementara orang-orang yang tidak (memilikinya) harus datang pada mereka dan memohon, “Kami tidak memiliki apapun. Terimalah kami untuk menjadi budakmu. Izinkanlah kami untuk menggunakan uangmu, karena uangmu sangat kuat! Uang kami, itu hanya selembar kertas yang sangat sederhana, walaupun pada uang itu tertulis, ‘jutaan pound,’ tetapi tidak berarti apa-apa. Mohon berikan kami apa yang kau cetak! Yang hijau (dolar)! Kami minta yang hijau! Kami akan menjadi budakmu, tak jadi soal. Berikan kepada kami uangmu yang hijau dan kami terima sebagai hambamu!”

Bukan hamba: budak!

Penghambaan, pengabdian, memberikan orang kehormatan dan kemuliaan, tetapi perbudakan tidak. Dan bangsa-bangsa yang lain akan berlari ke negri-negri besar ini dan meminta, “Berikan kami uangmu dan kami akan menjadi budakmu. Datanglah ke negri kami dan lakukan semaumu, tetapi berikan kami sebagian uangmu!”

‘Uang’, yang mereka cetak, sementara mereka memegang emas dan perak dalam timbunan harta mereka.

Adalah mukzijat Nabi SAW, bahwa hal ini 100% benar. Ini seperti cermin, yang memperlihatkan dengan jelas sekali seluruh situasi kita sekarang pada lima belas abad yang lalu, tak ada yang dapat mengatakan hal itu salah. Tidak!

“li kulli ummatin `ijlun wa `ijlu ummatiid-dirham wad-diinaar” “Untuk setiap bangsa terdapat sapi (emas) dan untuk umatku itu adalah perak (dirham) dan emas (dinar).”

Satu kalimat ini melukiskan situasi sesungguhnya dari umat beliau ketika Hari Akhir kian mendekat.

Oleh sebab itu, wahai manusia! Seluruh bangsa ada di jalan yang salah. Mereka telah menjadi budak dari sapi emas. Mereka meninggalkan penghambaan pada Tuhan mereka. Mereka tidak berpikir tentang penghambaan; mereka mengatakan, “Kami tidak peduli tentang seseorang yang mengatakan ‘Dia ada di Langit, di Surga.’ Kami tidak peduli pada orang itu; Kami ada di planet ini! Kami melakukan segala sesuatu dan kami menyadari bahwa orang-orang yang memiliki banyak emas di depan mereka, merekalah yang terbesar, dan yang paling berkuasa. Orang-orang yang tidak memilikinya, mereka adalah orang-orang yang lemah, dan kami tidak menerima mereka, mereka seharusnya menjadi budak bagi bangsa kami.”

Sekarang seluruh dunia terbagi dua bagian: ‘golongan bos’ dan jauh di bawah mereka, ‘budak’. Bos adalah orang yang mempunyai kendali atas emas. Mereka berada di bangsa golongan atas, mengontrol segalanya. Bangsa yang lain berada di bawah kaki mereka, menjadi budak mereka. Hanya ada dua kelas! Bila kalian melihat, kalian akan menyaksikan bahwa seluruh bangsa hanya terbagi menjadi dua bagian: kaya dan miskin. Mereka yang memiliki banyak emas, mereka adalah penguasa dunia dan yang lain adalah budak-budak mereka.

Dan jangan berharap bahwa bangsa-bangsa tersebut akan mengizinkan kalian—dan kalian sangat membutuhkan dan seseorang dengan kantong yang benar-benar kosong—untuk duduk dengan kalian di meja yang sama dan untuk berurusan dengan kalian seperti halnya mereka berurusan dengan satu sama lain. Tidak!

Itulah yang menjadi kenyataan di masa kita, apakah kita menerimanya atau tidak! Kami bicara kebenaran dan kami membawa bukti dari hadis suci Nabi SAW.

Semoga Allah SWT mengampuni kita, dan menganugerahkan Dunia Muslim untuk memahami hal ini! Lalu Allah SWT akan membusanai mereka dengan busana kehormatan dan Dia akan meletakkan mahkota kehormatan dan kemuliaan di kepala-kepala mereka. Jika mereka tidak melakukannya, mereka akan tenggelam di bawah kaki dari orang-orang yang menjaga khazaa`inul ardh—harta karun planet ini. Mereka hanya akan menjadi budak.

Oleh sebab itu, wahai umat Nabi Muhammad SAW, berlarilah dari perbudakan ini dan masuklah ke penghambaan terhadap Tuhan kalian. Dia adalah Satu-Satunya yang dapat memberi kalian kehormatan dan kemuliaan di depan seluruh bangsa!

Semoga Allah SWT mengampuni saya dan memberkati kalian, demi kemuliaan dari orang yang paling mulia di Hadirat Ilahi, Sayyidina Muhammad SAW, al-Faatiha.

No comments: