03 June 2008

Islam Bersifat Dinamis, tidak Pasif

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Syekh ‘Abdullah Faiz ad-Daghestani QS berbicara tentang dua karakter yang dimiliki para anbiya, yaitu: memiliki himma, aspirasi tinggi dan dinamis, tidak pernah malas. Kedua karakter itu merupakan warisan Anbiya. Mereka sangat ringan dalam bekerja karena jiwa mereka berasal dari surga.

Sifat malas berasal dari setan. Kalian tidak dapat menemukan seorang rasul yang duduk bermalas-malasan dan menikmati dunia atau meminta istirahat. Mereka bagaikan sungai yang selalu mengalir menuju ke laut. Setiap wali bersifat dinamis. Makin tebal iman seseorang, ia akan semakin aktif. Tidak ada tindakan berarti tidak beriman. Ada 500 kebaikan dari Sunnah Rasulullah SAW. Al-Qur’an mengatakan, “Ketika kamu telah selesai dari suatu pekerjaan, kerjakanlah pekerjaan berikutnya.” Kita dianjurkan agar selalu aktif dalam segala situasi, inilah bimbingan yang terbaik bagi kita. Setiap agama tidak mengajurkan para pemeluknya untuk bermalas-malasan. Beberapa orang menganggap bahwa Islam membuat orang menjadi pasif (Agama adalah racun bagi masyarakat). Mereka sebenarnya adalah para pembohong yang tidak mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Mereka mempelajari suatu ilmu di Barat lalu mengklaim hal tersebut. Saya merasa prihatin terhadap gejala ini. Sebelum Islam datang, bangsa Arab laksana tertidur dan menjadi budak bangsa Roma dan Persia. Setelah Islam datang, mereka sanggup menaklukkan daerah-daerah di pesisir Samudra Atalantik hingga Samudra Hindia.

Syekh ‘Abdullah Faiz ad Daghestani QS berkata bahwa setiap orang yang aktif akan masuk Surga, sebaliknya orang-orang yang malas akan masuk Neraka. Bahkan bagi orang-orang yang aktif dalam mengejar dunia, keaktifannya itu akan membimbingnya menuju kebaikan pada akhirnya, bagaikan air deras yang mengalir dari hulu di pegunungan menuju hilir di dataran rendah dan memberi manfaat. Untuk berjuang melawan ego, seseorang harus mempunyai sifat dinamis. Seseorang yang mendaki gunung harus memiliki energi, sebaliknya untuk menuruni gunung sifat dinamis tidak terlalu diperlukan. Orang-orang yang duduk-duduk di sebuah pub atau kafe tidak bisa disebut sebagai orang yang dinamis, mereka justru pemalas. Orang yang bekerja dengan serius dan menghasilkan karya yang dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh banyak orang mempunyai sifat yang diwariskan oleh Rasulullah SAW.

Siapa yang tidur terlalu banyak juga termasuk pemalas. Tidur lebih dari 8 jam akan menyakiti tubuh. Seperti halnya tidak cukup tidur, tubuh akan menjadi lemah dan lelah. Untuk sebagian orang Allah SWT memberi kemampuan kepada mereka untuk tetap terjaga dan tidak membutuhkan tidur. Seorang murid di Basra yang bernama Sunnetji Tahsin diperintahkan oleh Syekh Syarafuddin QS untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang tertinggal setelah diadakan jamuan makan malam. Pada saat itu masih tersedia cukup banyak makanan untuk 20 orang, tetapi ia menghabiskannya semua, bahkan tidak menyisakan sebutir nasi pun di setiap piring. Malam itu Syekh Syarafuddin QS memerintahkan Syekh ‘Abdullah QS untuk mengeceknya. Lalu beliau pergi ke ruangannya dan menemukan Tahsin sedang berdiri tak bergerak, meleburkan diri dalam Hadirat Ilahi, sampai 1 jam sebelum subuh, lalu ia mulai melakukan salat tahajjud. Pada saat azan Subuh ia pergi ke masjid, salat, dan duduk untuk berzikir sampai matahari terbit. Kemudian ia melakukan salat isyraq lalu mengambil kapaknya dan pergi untuk bekerja. Jika seseorang ingin mendapatkan kekuatan seperti itu dan tidak membutuhkan tidur, lalu ia berniat untuk tidak tidur karena Allah SWT, agar Allah SWT rida kepadanya, maka ia harus melakukan latihan selama 40 hari. Hal ini berarti setiap kali merasa ngantuk, cepat lakukan wudu dan salat 2 rakaat, begitu seterusnya. Jika ia bersabar dan mengerjakannya selama 40 hari, ia akan mempunyai kekuatan seperti malaikat, tidak memerlukan tidur lagi. Awliya, jika mereka seperti ini, itu karena mereka telah diperintahkan dan mendapat izin dari Rasulullah SAW.

Orang banyak berpikir bahwa banyak makan akan membuat tubuh menjadi kuat, oleh sebab itu mereka makan banyak bahkan terlalu banyak. Seseorang yang berkata, “Aku merasa kenyang dengan makanan malam ini,” sesungguhnya ia berdosa di Hadirat Ilahi. Allah SWT yang membuat kalian kenyang, bukan makanan itu. Dia dapat membuat kalian kenyang hanya dengan sepotong makanan. Syekh ‘Abdullah QS berkata bahwa ketika Dajjal datang seluruh Muslim akan mendapat perlindungan di Syam. Syekh Muhyiddin (Ibn Arabi QS) berkata bahwa banyak sekali orang yang akan mendatangi kota Syam dan kota ini akan semakin luas, sisi di balik gunung akan menjadi sama luas dengan sisi sebelahnya dan tidak ada tempat yang tersisa lagi bahkan untuk sekedar menapakkan kaki saja, mungkin kota itu bisa menampung 50 juta orang. “Bagaimana mereka akan makan dan minum?” tanya Abu Bakar RA kepada Rasulullah SAW. “Takbir Imam Mahdi AS akan memberi Kekuatan Ilahi bagi seluruh Mukmin. Sepotong makanan akan cukup untuk 40 hari.”

Orang-orang juga berpikir bahwa banyak tidur membuat tubuh beristirahat dan segar. Tidak, Allah SWT -lah yang menyebabkan hal itu. Mungkin dengan 5 jam tidur seseorang tidak akan mendapatkan istirahat sementara itu hanya dengan 5 menit seseorang yang lain malah dapat beristirahat dengan cukup. Waktu terbaik untuk tidur adalah tepat setelah salat ‘Isya sampai 1 jam sebelum Subuh. Tidur lebih awal adalah yang terbaik. 4 jam setelah ‘Isya (sebelum tengah malam) bagaikan 8 jam di waktu-waktu yang lain. Ini akan membuat orang mampu meningkatkan ibadahnya dan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Sekarang orang-orang mengisi waktu tersebut dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, ngobrol-ngobrol atau menonton TV. Ini adalah salah satu sebab datangnya penyakit. Waktu terbaik kedua untuk tidur adalah antara waktu matahari terbit sampai siang, sedangkan waktu antara siang hingga sebelum Ashar adalah yang terbaik ketiga. Tidak baik tidur pada kurun waktu antara Subuh hingga matahari terbit dan paling buruk waktu tidur antara Ashar hingga matahari terbenam. Rasulullah SAW bersabda jika sesuatu yang buruk menimpa orang yang sedang tidur di waktu tersebut, ia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, tanggung sendiri akibatnya. Bagi orang yang tidur lebih dari 8 jam sehari, ia harus berkata kepada dirinya sendiri, “Saya pemalas!”

No comments: