Khotbah Jumat Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
Fenton MI, 3 Januari 1999/Ramadan 1419
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Adalah cukup untuk mengatakan bahwa kalian telah mencapai sisi yang aman. Ketika seseorang menyatakan, “Saya seorang Muslim,” itu berarti ia menerima dan mengakui Kalimat at-Tawhid, Kalimat asy-Syahadah, “Asyhadu an laa ilaha illa Allah SWT wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah SAW.”
Rukun Islam ketiga adalah ita`uz-zakat. Barangsiapa yang mampu, wajib mengeluarkannya sekali dalam setahun. Dan kalian tidak dapat melaksanakannya jika kalian tidak mempunyai uang. Jika kalian miskin dan tidak mempunyai keuntungan yang cukup—sejumlah uang yang terus beredar dari tahun ke tahun—kalian tidak diwajibkan untuk mengeluarkannya. Adalah suatu kewajiban bagi mereka yang mampu untuk mengeluarkannya sekali dalam setahun karena keuangan mereka telah mencukupi—minal hawli il al-hawli. Tetapi bila tidak, kalian tidak wajib untuk mengeluarkannya. Jika ada seseorang yang miskin, yang tidak dapat mendapatkan makanannya sehari-hari, kalian tidak dapat mengharapkannya untuk menyimpan uangnya. Hal ini berarti sebagian orang diwajibkan untuk melakukannya setiap tahun dan sebagian lagi tidak melakukannya. Barang siapa yang tidak sanggup, tidak ada kewajiban bagi mereka.
Wa sawmu Ramadhan. Puasa, kalian diwajibkan untuk melakukannya sekali dalam setahun, selama satu bulan. Dan alhamdulillah, Allah SWT mengaruniakan kita bulan ini untuk mengingat-Nya. Dan biasanya Rasulullah SAW menganjurkan para Sahabat untuk melakukan itikaf pada 10 hari terakhir di bulan tersebut. Dan banyak Muslim di seluruh dunia yang melaksanakan itikaf dan mereka berusaha melakukan yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan agar Allah SWT rida terhadap kita, agar kita dekat dengan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. “Fa man kaana minkum mariidhan aw `alaa safarin fa`iddatum min ayyamin ukhar.” “(Puasa) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain [QS 2:184].” Pada kasus ini, Allah SWT memberi izin agar kalian memenuhinya di kemudian hari. Jika seseorang secara terus-menerus sikit, maka dia dimaklumi. Itu berarti kalian harus melakukannya sekali dalam setahun, tetapi sebagian orang—jika mereka tidak bisa berpuasa—mereka tidak harus melaksanakannya. Allah SWT membebaskan mereka, memaklumi mereka.
Rukun kelima, wa hajj al-bayt li man istata`a ilahi sabiila. Barangsiapa yang sanggup untuk melakukan haji baik secara fisik, mental maupun finansial maka ia harus melakukannya paling tidak sekali seumur hidup.
Jadi di lain pihak kita melihat bahwa salat, rukun kedua dalam Islam tidak dapat kalian tinggalkan. 5 kali sehari kalian diwajibkan untuk melaksanakannya dan kalian tidak dapat meninggalkannya atas alasan apapun. Tak ada kecuali. Akan ada hukuman keras bagi mereka yang meninggalkannya. Jika kalian sakit dan kalian tidak berpuasa, tak ada hukuman bagi kalian. Jika kalian miskin dan kalian tidak membayar zakat, tidak ada hukuman bagi kalian. Jika kalian tidak mampu menunaikan ibadah haji, tidak ada hukuman bagi kalian. Tetapi bila kalian meninggalkan salat, hukumannya sangat berat, api neraka! “Ma baynal kufr wal iman tarkal salah,” “Yang membedakan antara kafir dengan iman adalah meninggalkan salat. Jadi tak ada lain, tak ada alasan bagi orang yang sehat, bagi orang yang punya uang atau tidak, ia harus melakukan salat. 5 kali sehari. Orang sakit yang tidak dapat melakukan salat berdiri, ia bisa duduk dan salat; yang tidak dapat duduk, dapat berbaring; yang tidak dapat berbaring, bisa melakukan salat dengan matanya. Salat harus tetap dilakukan. Wahai Muslim, jangalah kalian melupakannya. Salat sangat penting!
Adalah sangat-sangat penting bagi Allah SWT sehingga Dia memerintahkan dan mewajibkan kita untuk melakukan salat 50 kali sehari, bukannya sekali. Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk melakukan salat 50 kali, artinya ibadah terus-menerus. “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya`buduun.” “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. [QS 51-56].” Jika terdapat 50 dan masih tetap 50, kita tidak akan mempunyai waktu, bahkan hanya untuk mengangkat kepala kita. 50 salat, setiap salat jika kalian melakukannya dengan benar akan memakan waktu 15 menit. 50 salat dikalikan 15 menit adalah 750 menit, ditambah wudu untuk 50 salat, jadi apa yang tersisa? Itulah makna dari ayat “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa liya`buduun [QS 51:56].”
Tambahan lagi, salat sangat penting karena di dalamnya terkandung seluruh ibadah. Pertama, dalam salat kalian mengucapkan syahadat, menyatakan Keesaan Allah SWT dalam at-Tahiyyat, “Asyhadu an laa ilaha illa Allah SWT wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah SAW.” Untuk menjadi Muslim, kalian cukup mengucapkan syahadat satu kali seumur hidup. Dalam salat, kalian mengucapkannya setiap hari, setiap dua rakaat. Jadi dalam salat terkandung rukun pertama dalam Islam, Kalimat at-Tawhid.
Salat sebagai Zakat
Dalam salat terkandung zakat kalian, bukan 2.5% tetapi 100% karena ketika kalian bekerja dan menghasilkan uang; lalu dari satu tahun ke tahun berikutnya kalian hanya diwajibkan membayar 2.5% dari profit—bukannya modal. Kalian akan mengeluarkannya dari keuntungan kalian, di luar modal kalian dan besarnya hanya 2.5%. Perhiasan apapun yang kalian miliki, emas atau apapun bentuk simpanan kalian, kalian harus mengeluarkannya sebanyak 2.5% dari satu tahun ke tahun berikutnya. Tetapi dalam salat kalian tidak hanya memberikan itu. Dalam bekerja, kalian menghabiskan waktu 5, 6, atau 8 jam sehari untuk mencari uang, menabungnya lalu kalian membayar 2.5%. Dalam salat kalian memberi seluruh waktu kalian untuk Allah SWT.
Salat sebagai Puasa
Yang kedua dalam salat, kalian menahan lidah dari makan, minum, ghibah, berbicara. Tidak hanya lidah, tetapi menahan seluruh tubuh kalian untuk menyentuhnya. Dalam puasa seseorang tidak diperbolehkan untuk mendekati istrinya, begitu pula sebaliknya karena hal itu tidak diperbolehkan. Makan tidak diperbolehkan. Dalam salat, kalian juga tidak bisa melakukan hal tersebut. Dalam puasa, kalian bisa berpuasa tetapi kalian masih bisa berbicara. Dalam salat, lebih dari itu—kalian tidak dapat berbicara dan mendekati pasangan kalian. Jadi yang terkandung dalam salat adalah suatu puasa berlevel tinggi.
Mengunjungi Ka’bah
Rukun terakhir dari Rukun Islam adalah haji. Dalam salat, seolah-olah kalian melakukan ibadah haji 5 kali sehari, yaitu ketika kalian mengarahkan diri kalian ke arah qiblat, segera setelah kalian mengucapkan, “Allaahu Akbar!”
Membungkus Semua!
Islam mempunyai 5 rukun atau pilar. Rasulullah SAW membungkus semuanya: syahadah, shalat, zakat, puasa dan haji dengan dua kata kunci: Iman bil ghayb—percaya kepada yang ghaib dan level Ihsan—karakter yang sempurna. Kelima rukun yang dilakukan oleh umat Muslim ini tidak dapat disempurnakan tanpa menyempurnakan salat terlebih dahulu; karena salat mengandung kelima rukun tersebut. Orang tidak dapat melakukan salatnya dengan baik bila hatinya kotor dan rusak—yaitu ketika Imannya tengah rusak. Salat itu harus dibungkus seperti halnya sebuah bingkisan. Ketika kalian melihat sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dari luar, maka ia akan terlihat indah dan menyenangkan. Jadi bagaimana kalian menghadirkan salat kalian kepada Allah SWT bila hati kalian tidak bersih? Kebersihan hati dengan jalan meraih level Iman, kemudian Ihsan adalah hal yang paling utama.
© as-Sunna Foundation of
No comments:
Post a Comment