Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
Pecham Mosque, UK, 23 Februari 1995--Ramadan
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, "Bismillah ir Rahman ir-Rahiim. Patuhlah kepada Allah SWT, patuhi Rasulullah SAW, dan patuhi para pemimpinmu," Ini berarti patuh kepada para syekh. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis sahih, "ad-diinu nasiiha" yang artinya "Agama adalah nasihat." Agama bukan seperti materi kuliah untuk dipelajari dan diajarkan oleh seorang cendikiawan. Agama adalah nasihat, dan nasihat tidak akan didapat tanpa melalui pengalaman. Nasihat tidak bisa diturunkan lewat teori. Orang yang memberikannya harus mempunyai pengalaman tentang apa yang diberikannya itu.
Sayyidina Syah Naqsyband QS berkata, "Thariqatuna ash-shuhbah wal-khayru fil-jam`iyya" "Tarekat kita adalah berdasarkan asosiasi, kita menjaga kebersamaan, shuhba atau asosiasi, dan perkumpulan yang terbaik dicapai melalui kebersamaan.” Bisa juga dikatakan, “Jalan kita adalah lewat bimbingan, dan yang terbaik lewat asosiasi.” Tanpa asosiasi, tanpa nasihat, tidak mungkin kita mendapatkan mudarat atau kebaikan.
Saya sangat muda ketika saya pertama kali datang kepada Mawlana Syekh Nazim QS. Tidak perlu untuk membicarakan apa yang saya lihat dari beliau, tetapi jangan berpikir bahwa ego akan menyerah begitu saja. Ego tidak pernah menyerah. Bahkan jika salah seorang dari kita berkata bahwa ia mencintai Mawlana Syekh Nazim QS, ego kita juga tidak menyerah. Kita telah bepergian dengan jarak yang cukup jauh untuk sampai ke sini (Inggris), untuk duduk bersama Mawlana Syekh Nazim QS selama 10 hari atau 1 minggu, beberapa orang ada yang datang hanya untuk 3 hari lalu pergi kembali. Bahkan bagi mereka yang mempunyai antusias tinggi dan juga energi yang tinggi, ego mereka juga tidak menyerah.
Bagaimana kalian dapat mengetahui bahwa ego tidak menyerah? Itu mudah. Ketika Syekh mengirimkan ujian kepada kalian, Syekh biasanya mengirimkan ujian, bukan untuk mengetahui sampai di mana tingkat pencapaian kalian, atau apakah kalian gagal, atau tidak—karena mereka telah mengetahui semuanya. Mereka tidak memerlukan informasi semacam itu, karena mereka adalah orang-orang yang berdiri di belakang kalian—tetapi mereka ingin kalian mengetahui sampai di mana kalian mampu berdiri sendiri.
Jika seorang anak—seorang bayi—tidak jatuh, ia tidak akan belajar bagaimana cara berjalan. Kita harus jatuh, dan para syekh akan membiarkan kita jatuh, agar kita dapat berdiri sendiri nantinya. Agar kita bisa menemui mereka. Ibu si bayi mencoba menjaga jarak dengan bayinya, satu atau dua meter darinya, lalu ia memanggilnya sehingga si bayi akan menghampirinya, kemudian bayi itu terjatuh—barulah si Ibu mengangkatnya. Dengan cara ini Ibu mengajarkan bayinya untuk datang kepadanya dengan berjalan kaki di waktu berikutnya.
Suku Quraisy datang kepadanya dan berkata, “Wahai Muhammad SAW! Jika kau menginginkan kekayaan, kami akan memberikannya kepadamu, jika kau menginginkan Ka`bah, kami akan memberikannya kepadamu. Jika kau menginginkan ketenaran, kami akan memberikannya kepadamu, dan jika kau menginginkan jabatan, kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin.” Lalu beliau menjawab dengan ucapannya yang sangat terkenal, “Jika mereka memberikan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, Aku tidak akan meninggalkan ajaran Allah SWT.” Jadi apa pun yang akan terjadi, kita harus berjuang untuk mencapai yang terbaik. Kita harus menjaga iman kita sebagaimana Syekh kita datang, menunjukkan dan membuka jalan yang benar bagi kita.
Pertama kali kita harus menggapai hati Syekh dan dari beliau kepada hati Rasulullah SAW, lalu kepada Hadirat Allah SWT. Sebagaimana yang telah dilukiskan Allah SWT dalam Al-Qur’an, “Ketika umat manusia berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri, mereka datang kepadamu, wahai Muhammad SAW.” Ini adalah ayat dalam Al-Qur’an. Ayat itu mengisyaratkan adanya perantaraan. “Mereka datang kepadamu, wahai Muhammad SAW, dan mereka memohon ampun kepada Allah SWT,” dan itu saja belum cukup. Allah SWT telah mengatakannya! Jika meminta ampun kepada Allah SWT saja cukup, maka seseorang dapat berhenti di situ. Ketika mereka mendatangi Muhammad SAW dan memintakan pengampunan atas namanya, barulah mereka akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT.
Kita semua adalah bayi dan kita terjatuh, bangun dan jatuh lagi. Satu hari bangkit, sehari kemudian jatuh, satu hari jatuh hari berikutnya bangun. Walaupun seorang bayi terjatuh, ia tidak mengetahui apa yang sedang dilakukannya, ibunya sangat sayang kepadanya, begitu juga keluarganya. Mereka membersihkannya, memandikannya, memberi bedak, mereka tidak pernah merasa bosan atau jemu dalam membesarkan anaknya. Kita semua dalam pandangan Syekh adalah anak-anaknya, oleh sebab itu beliau memandikan kita, membersihkan kita, memberi kita bedak agar tubuh kita menjadi wangi walaupun pada kenyataannya kita berbau busuk. Tetapi beliau memberi kita bedak aromatik yang sangat spesial—mahal dan eksklusif.
Orang kaya tidak suka membeli parfum murahan, palsu, atau bercampur alkohol—mereka membeli parfum tua yang nilainya sangat tinggi dan dengan merek yang terkenal. Mereka berkata, “Parfum seharga
Kita semua masih seperti bayi, bahkan beberapa orang dari kita masih berada dalam momongan. Beberapa yang lain mulai merangkak dengan kedua kaki dan tangannya seperti makhluk lain yang saya tidak mau sebutkan namanya, karena nanti mereka akan bilang, “Syekh Hisyam QS menyebut kita binatang.” Hal ini karena saya berada dalam pengawasan yang ketat, mereka sangat memperhatikan setiap kata yang saya ucapkan, sehingga mereka akan meninggalkan 99% bagian yang baik yang telah diberikan dalam pelajaran ini, mereka juga akan mengeluarkan kritik. Saya senang dengan sifat kritis ini agar nanti saya bisa mengoreksi diri dan untuk yang berkutnya saya akan lebih akurat lagi. Jadi kita harus seimbang dengan memperhatikan kondisi hati setiap orang.
Tetapi dalam tarekat walaupun kalian telah mencapai usia 70 tahun, kalian masih dianggap sebagai anak kecil tanpa “tanggung jawab” yang sebenarnya. Jangan berkata, “Saya telah bersama Syekh selama 70 tahun tetapi saya tidak mencapai apa-apa!” Perhatikanlah apa yang bisa terjadi. Kalian mungkin bisa merusak diri kalian sendiri dan siapa saja yang berada di dekat kalian.
Kalian harus mencapai kondisi agar para Syekh membiarkan kalian melakukan jalan kalian sendiri. Tentu saja ketika kalian akan terjatuh dan mereka akan membantu mengangkat kalian kembali. Kalian akan terjatuh, mustahil kalian bilang, “Tidak, Aku tidak akan membuat kesalahan lagi. Sekarang Aku adalah seorang Syekh besar; Tidak mungkin, Aku seorang deputi sekarang; atau Aku seorang murid senior; atau Aku seorang wakil atau utusan dari Syekh. Aku yang memimpin zikir, Syekh memberi otoritas kepadaku untuk memimpin zikir. Oh, sekarang Aku adalah sebuah balon yang besar.” (tertawa) Penuh dengan udara di dalamnya. Psssh! [membuat gerakan seperti membirakan udara keluar dari dalam balon] Tamatlah sudah. Kalian harus seperti roket, bertekad kuat, barulah tidak ada yang dapat mempengaruhi kalian, sebagaimana ketika kalian mengalami peningkatan dan membawa orang-orang bersamamu ke hadirat Syekh.
"Deputi" adalah salah satu jabatan yang besar begitu pula dengan "Representatif" dari seorang Syekh. Hal itu berarti seorang Syekh bergantung kepada orang yang bersangkutan baik dalam kehadirannya maupun ketika beliau tidak hadir untuk memberikan nasihat, menyembuhkan suatu penyakit dengan izin Allah SWT, melakukan pembacaan ayat Qur’an, menafsirkan suatu mimpi, membimbing murid, memimpin zikir dan memberikan izin kepada seseorang untuk memimpin zikir, meningkatkan level murid ke jenjang yang sanggup mereka raih, membesarkan bayi hingga mereka bisa berjalan atau mencapai usia di mana bayi itu bisa berjalan. Lalu ia akan membawa mereka semua dan mempersembahkan mereka kepada Syekh.
Setiap orang begitu dekatnya dengan Khalifah setempat, mereka berkata, “Dialah milik kami! Dialah pembimbing kami, setelah Syekh, dialah pembimbing kami. Kami tidak bisa menerima yang lain.” Bisa jadi yang lain lebih tinggi tetapi karena mereka tidak pernah melakukan hubungan dengannya, mereka tidak mengetahui apa-apa tentangnya. Mereka bertaut dengan seorang deputi yang diikutinya, yang membawanya ke hadirat Sayyidina Khalid QS. Namun demikian, beberapa dari mereka membawa para pengikutnya dengan keledai, seperti mengendarai keledai, yang lain dengan unta, ada yang berjalan, ada yang seolah-oleh dengan mobil, pesawat, kereta api, atau roket, tergantung kapabilitas dari deputi atau khalifahnya.
Cabang-cabang ini hanya bisa memberi cahaya seperti dua atau tiga buah lampu. Jika kalian menambahkan lebih banyak mereka akan meledak. Situasi semacam ini terjadi pada masa setelah wafatnya Sayyidina Khalid Baghdadi QS. Salah satu dari mereka adalah cabang utamanya, yang lain adalah cabang yang kecil-kecil, hanya menerangi orang-orang setempat. Yang pertama adalah Syaykh ul-Wilayat, Syekh dengan kekuatan wali, orang yang menanggung semua tanggung jawab dari seorang Syekh, yang lainnya adalah Syekh yang tugasnya menyebarkan tarekat ke seluruh penjuru Timur dan Barat. Karena yang satu tidak bisa berada di mana-mana, oleh sebab itu lewat ke-299 Syekh, terbentuklah 299 cabang, masing-masing di daerah yang berbeda sehingga lebih banyak orang yang mengikuti tarekat. Walaupun rahasia utama tidak mencapai hati mereka, paling tidak mereka mempunyai hubungan dengan tarekat ini. Karena setiap orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Naqsybandi harus berada dalam Hadirat Rasulullah SAW dan Sayyidina Abu Bakar RA ketika berada di Gua Tsur, ketika Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Itulah saat pertama mereka menerima Tarekat Naqsybandi dari Sayyidina Abu Bakar RA dan untuk pertama kali zikir Khatim Syariif dilaksanakan di gua itu. Setiap orang yang mengatakan dirinya, “Aku seorang Naqsybandi,” walaupun ia terhubungkan lewat salah satu cabangnya, melalui Syaykh al-Baraka, ia tetap hadir di
Seperti yang dikatakan oleh Syekh Jamaluddin QS, “Ego tidak akan membiarkan kalian untuk menerima fakta dan kebenaran.” Dengan perintah Syekh Nazim QS ia akan berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain di Eropa. Oleh sebab itu ia mempunyai pengalaman tentang hal itu, dan seperti itulah tarekat. Tarekat adalah pengalaman. Kalian tidak bisa duduk di rumah dan berkata, “Aku mengerjakan bisnisku, tugasku di universitas, Aku mengajar, Aku melakukan bisnisku di kantor dan Aku ikut tarekat, Aku melaksanakan zikir dan datang pada malam hari, berzikir dan Aku mengetahui segala hal!” Tidak! Itu bukan pengalaman namanya, pengalaman berarti bergaul dengan masyarakat, datang dan berbicara dengan mereka untuk mengetahui cara berpikir mereka, bagaimana mereka merasakan kesulitan yang dihadapi, melalui ujian, lewat beragam ujian yang berbeda, dan dengan cara itu kalian membangun pengalaman kalian.
Itulah sebabnya Mawlana Syekh Nazim QS menginginkan kalian untuk bepergian, agar kalian bisa mempelajari kebudayaan masing-masing daerah. Beliau menginginkan agar kita selalu waspada terhadap segala hal. [terhadap kebudayaan setempat sebelum kita berbicara]. Namun demikian, bukan berarti kalian tidak mempunyai izin untuk berbicara dengan orang-orang itu jika kalian tidak mengenal kebudayaan mereka—bukan, bicaralah dengan siapa saja yang kalian inginkan. Tetapi harus diingat, kalian harus berhati-hati terhadap hal-hal dalam kebudayaan mereka yang tidak kalian sadari.
Ketika Saya sedang berada di Amerika ada seseorang yang datang kepada saya dengan mengeluh. Ia berkata, “Syekh, Aku ingin mengeluarkan uneg-uneg kepadamu.” Inilah yang ia katakan, “Aku tidak mau menerima cara Anda memperlakukan Kami!” Ia adalah orang yang baik, dan ia menyukai saya, tetapi bukan berarti apa yang dikatakannya adalah baik. Saya hanya akan mengatakan satu hal, dan itu akan menunjukkan kepada kalian betapa besar keburukan ego kita. Hal itu mustahil dan luar biasa! Ia adalah orang Amerika, dan itu adalah cara mereka untuk mengekspresikan sesuatu, tidak memendam sesuatu dalam hatinya. Mereka harus mengeluarkan apa yang mereka rasakan atau mereka merasa bahwa mereka akan meledak.
Di negri saya, jika Anda tidak mendesaknya, tamu selalu merasa malu untuk mengatakan “ya” ketika diminta untuk makan. Tetapi jika saya tidak mengajaknya makan, saya merasa bahwa saya telah menghina tamu. Dalam kebudayaan Amerika, yang terjadi adalah kebalikannya. Jika Anda mendesak tamu untuk makan, itu berarti Anda telah mengintervensi tamu. Ketika ia bilang “tidak” itu artinya ia tidak ingin makan, jadi tidak perlu memaksanya untuk makan. Orang itu datang kepada saya untuk mengatakan bahwa inilah yang menjadi keluhan orang Amerika tentang perilaku saya. Jadi untuk itulah mereka mengeluh.
Jadi ini adalah masalah besar bagi orang Amerika, sementara bagi kami itu adalah simbol keramahan. Jadi Mawlana Syekh QS mengirimkan murid-muridnya, murid yang senior atau deputinya untuk bepergian ke negri yang berbeda-beda, dengan tujuan untuk mengenal budaya mereka. Karena semua kebudayaan harus melebur menjadi satu dalam tarekat ini. Kita tidak bisa bilang bahwa kita adalah orang Amerika, Perancis, Arab, Jerman, Turki, Inggris, Skotlandia,
Perawi hadis yang paling penting adalah Imam Bukhari. Beliau tidak pernah menulis hadis sebelum mandi, salat 2 rakaat lalu tidur. Lalu dalam mimpinya beliau akan bertemu Rasulullah SAW yang mengatakan, “Tulislah hadis ini pertama, menyusul yang itu, berikan nama bab itu sebagai, ‘Bab tentang Wudu’, tentang Zakat, Salat, dan begitu seterusnya. Beliau tidak pernah membaca hadis walaupun itu diizinkan kecuali setelah beliau mandi, dan salat dua rakaat, lalu tidur dan bertemu dengan Rasulullah SAW dalam mimpinya. Rasulullah SAW kemudian memerintahkan untuk meletakkan suatu hadis di bab tertentu. Hadis pertama yang beliau tuliskan dalam bukunya adalah, “Perbuatan seseorang adalah tergantung pada niatnya, jika niatnya untuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka ia akan diberi balasan sesuai dengan niatnya itu.” Bahkan jika orang itu membuat kesalahan [dalam melakukan pekerjaannya] tetapi jika niatnya baik [ia juga akan diberi balasan yang setimpal]. “Dan bagi siapa yang berniat untuk dunya, untuk kesenangan dunia ini orang itu akan mendapatkannya pula.”
Jadi niat adalah hal yang sangat penting dan harus kita perhatikan. Bisa jadi seseorang tidak beruntung, tetapi ia berusaha dengan sebaik-baiknya. Tetapi karena tidak beruntung mereka malah menghinanya. Kemudian ia menjadi lelah.
Dan seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW, “Berhati-hatilah dengan kesabaran orang yang sabar, bisa jadi ia akan meledak.” Ketika hal itu terjadi ia akan bergerak seperti kereta api, melabrak dan menghancurkan semua yang ada di hadapannya. Jadi kita harus menetapkan niat, dan itulah sebabnya Rasulullah SAW bersabda, “Berusahalah selalu untuk melihat sesuatu dari sisi yang baik, segalanya dilihat dengan interpretasi yang baik.” Jangan memandang suatu masalah dengan interpretasi yang salah karena kalian tidak bisa melihat hati seseorang, kalian tidak bisa mengerti apa yang ada di dalam hati. Jika kalian menarik interpretasi yang salah, pemahaman yang salah mengenai niat seseorang, kalian akan membuat suatu kesalahan. Jika kalian memandang segala sesuatu dengan kebaikan, SEGALANYA, Rasulullah SAW berkata SEGALANYA, dengan interpretasi yang baik kalian mungkin benar. Oleh sebab itu kita harus selalu berada dalam hubungan dengan Mawlana Syekh. Kita masih sering jatuh, jatuh, jatuh, jatuh.
Jangan pernah berkata bahwa kalian rendah hati. Jika kalian berkata demikian ketika kalian berbicara dengan orang lain dan berkata, “Tidak Aku tidak mengetahui apa-apa, ANDA-lah sumber inspirasiku.” Mereka akan memandang kalian seolah-olah kalian adalah sampah (tertawa). Kalian sebaiknya berkata, “Aku adalah yang paling pandai di sini.” Jangan! Jangan! Jangan! Jangan berkata seperti itu di Amerika! Jangan menjadi bodoh seperti saya (tertawa). Jika kalian pergi ke Amerika dan berkata demikian, kalian akan habis, tamat! Kalian tidak bisa berkata, “Aku rendah hati”, kalian tidak bisa berkata, ”Oh! Maafkan Aku! Aku orang yang lemah yang duduk bersamamu.” Ketika kalian datang, insya Allah ke Amerika untuk menghadiri undangan di suatu Universitas atau di mana pun, jangan pernah berkata, “Aku yang terlemah”, mencoba untuk merendah. Katakanlah, “Aku adalah Presiden (tertawa)” Inilah cara berpikir mereka.
Jangan berpikir bahwa Mawlana Syekh QS tidak mendengar kalian. Jika beliau mengerahkan kekuatan untuk menjadi kashf atau tanpa penghalang yang diberikan oleh Allah SWT, beliau dapat mendengar seluruh percakapan kalian. Bagaimana kalian mendengar suara
No comments:
Post a Comment