06 June 2008

Kepribadian Allah SWT

Wawancara Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Pertanyaan: “Bagaimanakah cara kita memahami Tuhan sebagai suatu “Pribadi” yang bisa berkomunikasi dengan kita seperti kalau seseorang berbicara dengan seorang lainnya, karena di sisi lain, Islam memandang bahwa Kemahaesaan Allah SWT itu di luar definisi atau gambaran, Dia adalah Segalanya, dan selalu lebih Besar dari ciptaan-Nya? Di dalam tradisi Yahudi-Kristen-Islam, ketika disebutkan bahwa Allah SWT itu Maha Besar dan Melebihi segalanya, tetaplah Dia sebagai suatu “Pribadi” di satu sisi, sementara di dalam agama-agama dari Timur, pemahaman tentang Yang Mutlak lebih abstrak, sebagai Cahaya Murni, sebuah konsep yang juga ada di dalam Islam, Dia juga diketahu sebagai “an-Nuur”, “Cahaya”. Bisakah Anda menolong kami untuk memahami semua ini secara lebih jelas?

Syekh Nazim QS: Eksistensi Tuhan kita, Allah SWT, adalah Mutlak, Nyata, Abadi, sementara eksistensi semua bentuk adalah relatif: mereka bisa saja mengikuti ataupun tidak terhadap Kekuasaan Tuhannya. Anda ingin tahu tentang Keabadian dan Eksistensi Allah SWT, tetapi pengetahuan itu di luar jangkauan Anda. Bagaimana bisa pemikiran, pengetahuan dan kepribadian kita yang terbatas ini, mencoba untuk melewati apa saja dari Sosok Yang Satu dan berada di luar batas pikiran kita? Anda bertanya begitu detil, dan mencoba untuk mencocokkannya dengan pikiran Anda; tetapi yang bisa Anda ketahui melalui pikiran Anda tentang Eksistensi-Nya adalah melalui Sifat Allah SWT, Sifat Allah Yang Maha Suci itu diketahui melalui Asmaul Husna (Nama Suci Allah SWT), dan Nama-Nama suci itu muncul di dunia ini dalam setiap bentuk ciptaan-Nya.

Hubungan kita dengan Allah SWT adalah hubungan antara Tuhan kepada hamba dan hamba kepada Tuhan. Tuhan tidak akan pernah menjadi seperti hamba dan hamba tidak mungkin menjadi Tuhan, dan ini perbedaan yang tidak akan pernah kabur atau hilang sedikitpun walau sedekat apapun seorang hamba terhadap Tuhannya.

Kita tahu bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa itu adalah “Cahaya”, tetapi jangan dikira, Anda bisa menjelaskan Dia seperti ‘cahaya’ (cahaya murni atau cahaya putih), sebagaimana “Cahaya, an-Nuur” merupakan salah satu dari Nama Allah SWT, yang mengindikasikan salah satu Sifat-Nya dari kumpulan Nama dan Sifat yang tanpa batas jumlahnya. Bahkan semua Tindakan-Nya dan ciptaan-Nya tetap tak terbatas, jadi jangan bayangkan bahwa Anda bisa menjelaskan Dia dengan sederhana sekali. Seperti mengatakan bahwa Allah SWT itu Cahaya seperti mengatakan, “matanya manusia” atau “kakinya manusia”. Jika Anda menjelaskan manusia dari jumlah total dari organnya tetap saja Anda tidak bisa menjelaskan sosok manusia secara lengkap, bagaimana bisa menerangkan manusia hanya melalui organnya? Itu merupakan suatu kebodohan.

Allah SWT memberitahu tentang diri-Nya terhadap semua bentuk ciptaan melalui Sifat-Sifat-Nya, sebagaimana yang telah Dia tanamkan pada manusia. Kunci untuk pengetahuan Tuhan telah tersedia pada diri kita dan ditempelkan pada sifat ketuhanan yang ada pada diri kita. Sesungguhnya, Allah SWT telah menanamkan untuk setiap orang salah satu dari Sifat-Sifat Allah SWT yang merupakan kunci bagi kita untuk membuka hubungan dengan Allah SWT. Setiap Orang mempunyai sebuah kunci-sifat di dalam dirinya, dan ini berbeda untuk setiap orang. Melalui sifat ketuhanan yang ada pada diri kita, Anda bisa saja berkomunikasi dengan Tuhan Anda, untuk menjadi satu dengan Allah SWT – semua bentuk hubungan Anda berkembang melalui Sifat itu. Untuk itu, siapa saja yang mencari jalan untuk mendekati Tuhannya harus mengetahui bahwa Sifat Allah SWT yang ada pada dirinya merupakan kunci. Sampai kita memegang kunci tersebut kita sebaiknya berada dalam bimbingan seorang perantara untuk menolong kita mengetahui keinginan Tuhan dari kita, sekali kamu belajar tentana Sifat Allah SWT itu, Anda baru bisa membuka diri Anda dan jelas melihat siapa yang berada di dalam diri Anda, siapa di luar diri Anda, siapa yang bersama Anda dan dengan siapa Anda.

Sekarang, jika Anda mengambil kunci itu dengan mengikuti berbagai tradisi spiritual, ikutilah, tapi jika Anda tidak berada pada jalan untuk menerima kunci itu, Anda sama saja membuang waktu hidup Anda. Boleh saja Anda mencoba berbagai jalan, kemudian, jika Anda masih merasa bahwa kunci itu berada di luar genggaman Anda, dan Anda masih tetap mencarinya, datanglah kepada kami! Kami mempunyai beberapa metode yang berasal dari Nabi suci SAW, yang mengajarkan bagaimana cara untuk mengambil kunci itu. Dan Anda akan mengerti siapakah Dia dan siapakah diri Anda. Sebaliknya, Anda boleh saja tetap menimbang-nimbang dan terus berjalan dengan cara Anda, semua itu akan sia-sia saja. Jangan penuhi diri Anda dengan berbagai gelar kosong, jangan—gelar kosong tidak akan memberi apa-apa. Anda harus meminta, “Di manakah kunci untuk membuka diriku?” Anda bisa melihat itu pada diri Anda.

Kita melakukan latihan-latihan itu di sini. Mungkin tidak terlalu sering, dikarenakan kesibukan yang ada, tetapi itu tidaklah penting, hal yang penting adalah untuk mempelajari eksistensi kunci Anda. Seorang Syekh yang ditunjuk oleh Nabi Suci SAW akan memberikan kunci Anda, dan yang Anda lakukan di sini adalah melakukan latihan untuk itu.

Jangan bayangkan bahwa Anda bisa mencapai pembukaan diri itu dengan membaca buku-buku saja. Jangan Anda bayangkan bahwa semua hal bisa dilampaui oleh pikiran kita. Pikiran kita tertinggal di bumi, tetapi jalan kami adalah jalan untuk pemahaman jiwa. Pikiran menolak tapi hati menerima. Pikiran menolak apa yang hati kita percayai. Itulah poin terpenting. Begitu banyak ribuan dan ribuan orang dari Eropa dan Amerika, mencari jalan untuk mendapatkan hubungan antara diri mereka dan Tuhan mereka, tetapi mereka mengikuti jalan yang sudah punah karena mereka mencari jalan itu dengan pikiran mereka dan itu tidak mungkin. Jiwa kita, bukan pikiran kita yang sampai pada tujuan itu. Ego memanfaatkan pikiran untuk mencoba dan menyesatkan para pencari kebangkitan spiritual, tetapi melalui bimbingan yang benar, jiwa akan menjadi pemenang.

No comments: