05 June 2008

Pantai Kebenaran

Wawancara Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Penanya: Syekh Nazim QS, dalam dua hari terakhir ini di Haus Schnede (Jerman), Anda bertemu dengan banyak orang yang tentunya menanyakan banyak hal kepada Anda. Dari semua pertanyaan itu manakah yang paling signifikan?

Syekh Nazim QS: Alhamdulillah! Tidak ada satu pun dari mereka yang bertanya, malah sebaliknya mereka adalah pendengar yang tekun. Pada saat mereka memperhatikan apa yang kami bicarakan mereka akan menemukan jawaban atas pertanyaan mereka dalam kata-kata kami, sehingga tidak perlu muncul pertanyaan.

Penanya: Sayang sekali saya tidak sempat hadir. Sekarang saya akan bertanya tentang jalan (tarekat) Anda. Anda adalah seorang pemimpin dari Tarekat Naqsybandi dan pengikut ajaran Syah Bahauddin Naqsyband QS. Tarekat Naqsybandi adalah jalan para Sufi, jalan menuju Tuhan: apa sajakah yang diperlukan dalam jalan ini, serta apa saja ajaran beserta metodenya?

Syekh Nazim QS: Ada pepatah tua dari Jerman: “Semua jalan menuju ke Berlin” jika setiap jalan menuju ke Berlin, maka setiap tarekat mestilah menuju Allah SWT. Setiap pencari Tuhan dalam kenyataanya mencari jalan menuju Allah SWT. Semakin banyak anak Adam AS datang dan pergi, itu semua menuju Tuhan. Mereka akan menggapai Tuhan mereka pada akhirnya, meskipun jalan yang ditempuh berbeda untuk setiap orang. Mereka semua akan bertemu di Hadirat-Nya.

Penanya: Jadi bisa dikatakan menurut Anda bahwa setiap jalan menuju Allah SWT adalah jalan yang benar?

Syekh Nazim QS: Tentu! Jika itu menuju Allah SWT, pastilah itu jalan yang benar. Dalam perjuangan menuju Tuhannya, hal yang paling penting dan yang paling diperlukan adalah kesungguhan hati. Murid kami harus bersungguh-sungguh; dan para Syekh dari tarekat kami sangat menekankan hal ini. Barangsiapa mempunyai kesungguhan hati mesti suatu saat akan mencapai tujuan dan meraih hasil.

Tetapi ada beberapa orang dengan motif lain, mencoba menyembunyikan sesuatu dalam hati mereka, mereka seperti serigala berbulu domba, mereka tidak akan pernah menggapai tujuannya. Orang-orang bisa saja menempuh jalan yang berbeda dan berkata, “Kami mencari Tuhan kami!” Jika mereka teguh dengan perkataanya maka mereka berada di jalan yang benar dan aman, sebaliknya jika tidak, jalan itu menuju tangan Iblis.

Penanya: pendek kata menurut Anda bahwa setiap pencari kebenaran yang teguh…

Syekh Nazim QS:
…pasti menemukan kebenaran.

Penanya: dan Allah SWT akan membimbing setiap orang di jalannya, di setiap jalan masing-masing individu?

Syekh Nazim QS: Ya, ini adalah Tuhan Yang Maha Adil yang membimbing setiap orang yang teguh ke Hadirat-Nya.

Penanya: Saya menanyakan pertanyaan ini karena, kami di Barat mempunyai perbedaan budaya dengan Anda, jalan kami bisa saja berbeda.

Syekh Nazim QS: Mungkin saja.

Penanya: beberapa orang dari Barat yang ingin menggapai Tuhannya tidak berani mengikuti jalan Anda karena mereka tidak melihat mengapa mereka harus belajar bahasa Arab dan menjadi Muslim. Banyak orang mencari Tuhannya dengan teguh tetapi berkata, “Cara kami berbeda dengan Timur.”

Syekh Nazim QS: Siapa yang berkata kepada mereka, “Jadilah Muslim?” kami hanya berkata kepada mereka, “Bersungguh-sungguhlah dan jujur!” jika mereka bisa melakukan hal tersebut, mereka akan diantarkan menuju tujuan mereka, menuju Tuhan mereka. Apakah orang Barat mempunyai Tuhan dan orang Timur juga mempunyai Tuhan yang berbeda? Tidak akan pernah! Tuhan dari alam semesta ini, Tuhan dari anak Adam AS hanya satu! Dan Tuhan yang sama, Allah SWT.

Penanya: apakah seseorang memerlukan metode khusus, teknik atau ajaran untuk setiap jalan? Latihan apakah yang Anda rekomendasikan untuk seorang pencari, tetapi bisa saja bukan seorang Muslim?

Syekh Nazim QS: Latihan itu berbeda untuk setiap pribadi. Ada begitu banyak metode, dan seorang guru akan menunjukkan cara kepada setiap pengikutnya untuk melakukan praktik yang sesuai dengan pribadi masing-masing. Sekali seseorang menerima latihan tersebut, seharusnya ia mengikutinya dengan hati-hati untuk memetik manfaat dari hal tersebut. Menyangkut latihan, kita harus bisa menjelaskan arti dari tujuannya. Bahwa latihan itu ada dua macam: spiritual dan fisik.

Penanya: Apakah yang dimaksud dengan latihan untuk hati?

Syekh Nazim QS: Itu adalah latihan yang paling penting di atas semuanya, jauh lebih penting dari yang bisa kita lakukan melalui tubuh kita. Materi ini sangat sederhana dan mudah untuk dipahami. Anda bisa saja melakukan latihan seperti di dalam Islam yaitu salat, atau latihan seperti yang diperkenalkan Mr.Gurdjieff atau praktik latihan lainnya – selama itu masih berupa latihan secara fisik, Anda belum bisa mengambil apapun untuk jiwa Anda. Bahkan Anda bisa menemukan bahwa tidak ada perubahan pada diri Anda, tetap sebagai pribadi yang sama seperti sebelumnya. Kepribadian Anda, karakter Anda hanya akan berubah bila ada perubahan di dalam hati.

Rahasia dari hati berada di dalam setiap kepribadian dan karakter pada setiap individu. Ketika rumput dicabut tanpa perhatian dan dengan cara yang benar, akarnya akan tinggal dan akan tumbuh kembali. Begitu juga dengan latihan fisik tanpa ditunjang dengan latihan untuk hati akan seperti rumput itu: akar dari masalah akan selalu tertinggal.

Penanya: Jadi dari pandangan Anda, tidaklah cukup hanya dengan latihan fisik saja kita menjalankan Islam tetapi dengan menjalankannya dengan menggunakan hati sepenuhnya.

Syekh Nazim QS: Ya, kita harus beribadah dengan hati kita. Ketika tubuh kita mengarah ke kiblat, hati kita juga langsung mengarah ke Hadirat-Nya. Dan menjalankannya dengan cara seperti itu berarti menjalankan ibadah dengan penuh dan lengkap.

Penanya: Mawlana Jalaluddin Rumi QS memperkenalkan latihan ibadah dengan menari berputar dengan diiringi flute dan drum. Beberapa orang mengatakan ini juga salah satu cara untuk beribadah.

Syekh Nazim QS: Benar, tetapi seharusnya Anda tahu bahwa sesungguhnya Mawlana Rumi QS tidak menari berputar seperti yang dilakukan orang-orang saat ini. Tidak, ketika beliau dan para darwis menari berputar, mereka berputar di atas permukaan antara Surga dan Bumi, melayang di udara, seperti para malaikat. Itu adalah cara tarian berputar sebenarnya dengan menggunakan badan dan hatinya. Tetapi untuk hati yang tidak bersih mereka tetap menjejak bumi dan berputar-putar belaka. Ketika Mawlana Rumi QS melayang, itu adalah tanda penting bahwa beliau telah menyempurnakan latihan internalnya. Tetapi menirunya secara fisik pun itu tetaplah baik, jika seseorang terus mencobanya dengan tekun, ia akan sampai juga pada tujuannya.

Penanya: Jadi sangatlah penting untuk berlatih di bawah bimbingan seorang guru.

Syekh Nazim QS: Benar sekali, tanpa seorang guru, dalam pandangan saya, tidak akan ada pelajaran yang bisa diraih, seorang guru tugasnya mengajar orang-orang.

Penanya: tetapi apakah yang diajarkan seorang guru harus dari Allah SWT, atau hanya dari pandangannya?

Syekh Nazim QS: Jika kita bisa mengambil dari penemuan hasil dari pemikiran kita, berarti tidak perlu ada pembimbing. Tetapi pada kenyataannya, para nabi pun mempunyai pembimbing yaitu malaikat Jibril AS, yang bertugas sebagai perantara antara mereka dengan Tuhannya. Jadi, jika para nabi saja membutuhkan pembimbing, maka bagaimana dengan yang bukan nabi? Siapa saja, untuk tiba di tujuannya membutuhkan pembimbing. Inilah mengapa setiap jalan Sufi mengikuti metode ini: semua jalan Sufi dibangun di atas transmisi ajaran-ajaran dan karakter guru kepara muridnya.

Penanya: Tarekat berarti sebuah jalan?

Syekh Nazim QS: Tarekat artinya “Jalan”

Penanya: Ada begitu banyak Tarekat dalam Sufisme, apakah semuanya bersaing?

Syekh Nazim QS: Berkompetisi menuju kebaikan adalah suatu hal yang baik, untuk bersegera dan cepat-cepat menuju kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah SWT, melebihi yang lainnya, jika mungkin. Kita harus berlomba untuk kepuasan Allah SWT terhadap kita melalui tingkah laku yang baik. Rahmat dari Allah SWT akan melindungi kita dari rasa sombong, congkak, dan berpuas diri. Kita harus berlomba menuju kepuasan Tuhan kita, bukannya memuaskan diri kita sendiri yang mungkin saja membahayakan bagi orang lain. Dan lebih memilih berlomba di dunia yang materialistis ini, yang selalu cenderung merusak dan egois, bahkan sekalipun ketika melakukan hal yang sepertinya “pekerjaan yang baik”. Tetapi perlombaan orang-orang di tarekat sangatlah berbeda.

Penanya: Dinyatakan bahwa dalam banyak ajaran Sufi adalah pertama: syari’at, kemudian tarekat, dan akhirnya haqiqat (Kebenaran Mutlak). Tetapi, menurut pemahaman saya, kita bisa saja langsung menuju tarekat, mengambil bimbingan dari orang yang benar, sehingga seseorang bisa meraih haqiqat (Kebenaran Mutlak). Karena syari’at hanyalah berisi berupa aturan/hukum yang hanya kulit saja di jalan Sufi, bukanlah sesuatu unsur yang penting.

Syekh Nazim QS: Syari’at adalah samudra dan tarekat adalah sebuah kapal. Ketika Anda melakukan perjalananan di atas kapal di samudra, Anda bisa mencapai Pantai lainnya–Pantai Kebenaran, pantai dari Haqiqat. Tanpa samudra kapal tidak bisa berlayar. Apa artinya kapal tanpa samudra? Akankah Anda bawa kapal itu di punggung Anda?

Penanya: Tetapi jika ada samudra dan tidak ada kapal, dan Anda bisa berenang, Anda akan tenggelam. Anda tahu banyak orang yang melakukan hal ini dan menolak menaiki kapal, “kapal Spiritual”.

Syekh Nazim QS: Tidak perlu kita berenang di tengah samudra. Berenang bukanlah cara yang tepat untuk menyeberangi samudra yang begitu luas. Anda lebih suka berenang dan tenggelam, atau menggunakan kapal dan tiba di tempat tujuan? Dengan perahu kayu jika Anda lebih suka!

Penanya: Begitu banyak makna “kapal” dari Anda. Terima kasih!

No comments: