15 July 2008

Roh dan Raga: Sebuah Kombinasi yang Sempurna

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS

23 Januari 2005

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Ati’ullaha wa ati’ur rasula wa ulil amri minkum.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT dan taatilah Rasul (Nya) SAW, dan orang-orang yang berwewenang di antara kalian. [QS 4:59]

Nawaytul Arba'in
Nawaytul I'tikaf
Nawaytul Khalwah
Nawaytul 'Uzlah
Nawaytur Riyadhah
Nawaytus Suluuk
Lillahi ta'alaa al-Azhim fii hadzal Masjid

Allah SWT menciptakan segalanya dengan sempurna. Kita tidak boleh mengatakan bahwa Allah SWT telah salah dalam menciptakan, jangan pernah! Allah SWT berfirman, “Laqad khalaqna al-insaana fii ahsani taqwiim.” “Telah kami ciptakan seluruh manusia dalam bentuk yang paling sempurna.” [QS 95:4]

Allah SWT berfirman bahwa Dia telah menciptakan manusia lewat cara terbaik, cara yang sempurna. Tidak ada yang salah. Segalanya adalah yang terbaik, masing-masing adalah yang paling hebat. Kemudian ketika segalanya dipadukan, maka terjadilah percampuran yang sempurna.

Kalian tidak boleh mengatakan bahwa roh dan raga kita tidak dipadukan dengan cara yang benar. Allah SWT telah memadukannya dengan cara yang paling sempurna.

Di dunia, seorang suami merasakan kedamaian ketika bersama istrinya. Demikian pula halnya seorang istri merasa damai bersama suaminya. Dalam al-Quran, Allah SWT berfirman, “Wa min ayaatihi anna khalaqa lakum min anfusikum azwaajan li taskunuu ilayhaa wa ja‘ala baynakum mawaddatan wa rahmatan inna fii dzaalika la ayaatin li qawmin yatafakkaruun” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS 30:21]

Allah SWT berfirman, dari tanda-tanda-Nya untuk seluruh manusia bahwa Dia telah menciptakan istri yang berasal dari diri kalian sendiri untuk berpasangan dengannya. Dia adalah tempat tinggal bagi kalian. Allah SWT membuat hubungan tersebut suci, Dia membuatnya demikian agar menjadi sebuah rumah tangga, yang sesuai dengan kalian.

Dan Allah SWT berbicara tentang wanita, wanita pada umumnya, di mana kalian mendapatkan kecocokan, merasa bahagia, merasakan kedamaian dan ketenangan. Bila kalian tidak merasakannya, artinya ada sesuatu yang sedang tidak selaras.

Namun Allah SWT berfirman bahwa segala sesuatunya telah dipadu dengan cara yang terbaik, artinya kalian harus menerima dan mengakui bahwa kalian harus mengusahakannya, supaya “rumah-Nya” tetap tegak berdiri.

Dan melalui rumah itu, di mana Allah SWT menjelaskan bahwa wanita sebagai sebuah rumah, Dia memberi penghormatan padanya, dengan membuat wanita sebagai tempat yang aman, tenang dan tempat beristirahat.

Setiap manusia ingin mempunyai rumah. ”Jika kalian tidak mempunyai rumah,” Grandsyekh sering mengatakan, ”kalain adalah orang miskin.”

Rumah punya banyak makna. Jika kalian tak punya rumah, kalian adalah tunawisma. Dan jika kalian tak mempunyai istri, kalian adalah seorang tunawisma yang tak tahu ke mana harus pergi.

Dan seorang wanita tanpa suami, dia juga seorang tunawisma. Maka dari situlah Allah SWT menciptakan adanya suatu hubungan.

Hal itu memberi kita ide, bukan? sebuah kenyataan, bahwa dengan roh dan raga, kalian merasa cocok dengan istri kalian dan dia pun merasa cocok denganmu. Saat bayi dilahirkan ibunya, dia pun selalu menangis dan ketika ibunya mendekap si bayi, dia pun berhenti menangis.

Saya bertanya pada para wanita, mengapa? Mereka berkata, ”Itu karena si bayi mengenali bau ibunya.” Bukan bau ayahnya!

Hal itu benar, karena anak mencium bau ibu atau bapaknya, karena dia ada hubungan dengan ibunya, dia pun makan yang berasal dari ibunya, dia lebih dekat dengan ibunya.

Lihatlah seekor biri-biri atau kambing atau singa. Letakkan seekor bayi biri-biri di antara 1000 biri-biri dewasa, dia akan mengenali ibu kandungnya. Bagaimana dia mengenalinya? Lewat baunya! Padahal semuanya berbau biri-biri. Kalian tidak akan mampu membedakannya. Namun bayi biri-biri itu mampu dan lari menghampirinya ibunya.

Begitupun tiap roh mampu mencium raga yang harus dia masuki, maka adalah mustahil apabila roh masuk ke raga yang lain. Tidak mungkin.

Karena setiap anak mempunyai seorang ibu dan seorang ayah. Tidak mungkin 2 orang ayah mempunyai seorang anak. Mungkinkah itu?

Saat ini ada acara TV, dan mereka bilang, “Kami tahu ayahnya.” Mereka memeriksa apa itu? DNA. Kita tahu siapa ayahnya, maka berhati-hatilah.

Begitu anak mempunyai seorang ibu, dia juga punya seorang ayah. Adalah mustahil bagi seorang anak untuk mencari ayah lain dan ibu lain, tidak mungkin. Karena roh mengenali raganya, maka mustahil roh mencari raga orang lain.

Oleh sebab itu, sangatlah mustahil untuk menerima konsep inkarnasi sebagai sesuatu yang mungkin terjadi. Inkarnasi adalah seperti seorang anak yang memiliki banyak ayah. Apa yang terjadi dengan hal itu? Allah SWT bukan sedemikian miskinnya, yang mempunyai banyak raga, dan Dia mengirim satu roh untuk seratus raga, satu untuk yang lain-lainnya. Itu tidak mencerminkan kebesaran Allah SWT. Sebagaimana Dia mempunyai banyak roh, Dia juga mempunyai raga-raganya, Dia sendirilah yang tahu berapa jumlahnya.

Tiap roh mempunyai sebuah raga dan tiap roh akan memasuki raga yang dikenalinya. Roh adalah suci yang ketika memasuki raga, raga itu pun suci di dalam kandungan ibunya. Ketika si bayi lahir, dia tidak terselubungi selama 40 hari. Ketika telah keluar maka mulai terselubung. Itulah sebabnya mengapa bayi menangis saat lahir. Dokter, mengapa mereka menangis? (Untuk membuka paru-paru). (Tertawa) membuka paru-paru. Tertawa! (hahaha)

Ada yang tahu bagaimana tertawa? Mengapa kita tidak tertawa saat datang dalam kehidupan ini? semuanya menangis. Karena ketika bayi berada dalam kandungan ibunya, dia berada dalam pengasingan. Dia sedang menerima perwujudan dari Tuhan dan dia memahami apa yang akan menjadi kenyataan nantinya. Dia melihat apa yang akan dia kerjakan di dunia dan melihat bahwa dia akan berada dalam situasi yang buruk, keadaan yang penuh dosa. Itulah mengapa tidak ada bayi yang dilahirkan dengan tersenyum.

Dunia yang penuh penderitaan, baliyaat.

Berapa orang di sini yang sedang berbahagia? Acungkan tangan. Tasbih saya jatuh karena kalian tidak sedang berbahagia. Mengapa kalian tidak bahagia, apakah karena Allah SWT menciptakan kalian dan menjadikan kalian seorang hamba? Jawablah, “Saya bahagia dengan Tuhan saya, namun tidak bahagia atas diri saya sendiri.” Bilang bahwa saya berbahagia dengan Sang Pencipta, saya bahagia dengan nabi-nabi dan saya bahagia dengan Syekh, tapi saya tidak bahagia dengan diri saya sendiri.

huwa a‘lamu bikum idz ansya’kum mina al-ardhi wa idz antum ajinnatun fii buthuuni ummahaatikum fa laa tuzakkuu anfusakum huwa a‘lamu bimanit-taqa

Dan Dia lebih mengetahuimu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. [QS 53:32]

fa laa tuzakkuu anfusakum. Apa yang harus kalian katakan? “Saya berdosa.” Dan semoga Allah SWT mengampuni.

Itulah mengapa ketika roh berada di dalam kandungan yang masih suci, dia mampu melihat kenyataan. Ketika bayi lahir mereka melihat dunia yang penuh masalah, dan dia pun menangis.

Dokter dan ilmuwan mengatakan bahwa menangis berarti membuka paru-paru. Mengapa tidak membuka ginjal? Mengapa tidak membuka pikiran?

Kita seharusnya membuka pikiran, bukan membuka paru-paru kita. Paru-paru adalah sebuah ban yang datar. Ketika dikeluarkan, dia datar. Kalian harus memasukkan udara di dalamnya agar mengembang.

Biasanya, roh dan raga itu berkembang menjadi bunga yang indah, bunga yang keluar dari kandungan ibu adalah mahluk yang sempurna, terukir dari cahaya suci Allah SWT. Allah SWT-lah yang menyempurnakan anak itu dengan mata, telinga, tubuh, wajah, tangan, paru-paru. Amat sempurna.

Dialah yang mendandani bayi tersebut dan menghiasnya dengan cara yang elok dan sempurna. Yang menciptakan anak saya tanpa cacat. Yang menciptakan anak saya dengan cara yang terbaik. Bersyukurlah selalu pada Allah SWT. Bukankah Nabi kita SAW bersabda, “Aku harus menjadi hamba yang tahu beryukur.” Apakah kita bersyukur pada Tuhan kita? Tidak. Karena kita tidak memelihara hati kita agar terus terhubung pada Allah SWT.

Maka dari itu, roh dan raga adalah kombinasi yang sempurna yang Allah SWT berikan pada kita. Dan roh itu tidak akan pergi menuju tempat yang bukan menuju raganya, karena jika terjadi perpisahan antara roh dan raganya, maka raga akan menangis. Mereka yang sedang jatuh cinta di dunia, ditinggalkan, mereka pun terpisah.

Seperti suami dan istri, mereka selalu bersama, tiba-tiba ada sesuatu yang salah dalam pikirannya. Apa yang terjadi? Depresi dalam keluarga, mereka mulai menangis.

Dan ketika perkawinan antara roh dan raga, ketika tiba saatnya untuk hidup terpisah, raga menjadi amat tertekan. Tidak mau berurusan dengan yang lain, inginnya dalam kesendirian, menghilang. Karena hilang dalam keberadaan Ilahi. Itu berasal dari, “Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji`uun” “Karena Allah SWT kita dilahirkan, dan kepada-Nya kita kembali.” [QS 2:156]. Kita semua berasal dari Samudra Cinta dan kemuliaan yang Allah SWT ciptakan. Dia menciptakan kita dengan cara terbaik.

Jangan memandang orang itu dan berkata, “Yang itu jelek.” Tidak, mata kalianlah yang buruk. Setiap orang adalah sempurna. Allah SWT berfirman, ”Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik.” Katakanlah, ”Mata saya buruk, karena tak mampu melihat.” Kita memerlukan kacamata karena mata kita buta.

Ketika raga mengetahui bahwa roh Ilahi yang berasal dari samudra kekuasaan Allah SWT telah pergi maka raga pun merasa ditinggalkan, tertekan. Karena dengan bantuan roh tersebut kita dapat menerima pesan-pesan luhur surgawi.

Roh tersebut selalu lembut dan tersamar. Walaupun kalian dalam keadaan berdosa. Hal itu tak akan menggelapkan roh kita. Roh selalu kembali pada asalnya, bila Allah SWT memanggilnya pulang. Namun raga akan merasa sedih, tertekan. Saat itulah dia ingin kesendirian dan sangat tunduk. Karena dia tak akan tunduk sampai saatnya roh pergi. Awliya tunduk sebelum meninggal.

Nabi kita SAW bersabda, “Jika kamu ingin melihat seseorang yang meninggal sebelum dia meninggal, maka lihatlah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq RA.” Beliau tidak lagi tertarik akan dunia. Jika seseorang tidak tertarik pada dunia dan hanya mencari akhirat, lalu apakah dia? Dia telah mati.

Itulah yang diturunkan oleh para awliya dari Nabi Muhammad SAW dan berusaha diteruskan kepada para pengikutnya agar raganya tunduk dalam kehidupan ini dan membiarkan rohnya bebas.

Jika dalam kehidupan ini kalian membiarkan roh kalian bebas dan raga dimatikan maka kalian akan menjadi seorang maghfar, karakul, sebuah tempat untuk menerima manifestasi dari atribut dan nama-nama-Nya yang indah.

Itulah mengapa Sayyida Maryam AS, tempatnya menjadi suci. Karena beliau menyerahkan dirinya pada Allah SWT. Ibunya, Imraatu ‘Imraan.

Idz qaalati imraatu ‘imraana rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran fa taqabbal minnii innaka antas-samii‘ul-‘aliim

Ketika istri 'Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat. Karena itu terimalah itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS 3:35]

Ibu Sayyida Maryam AS, Imraatu `Imran, ketika mengandung Maryam AS, beliau bersumpah, “Apa yang ada di dalam kandunganku, aku persembahkan pada-Mu, Wahai Tuhanku, secara sukarela. Anak ini untuk-Mu, seluruhnya untuk persembahan kepada-Mu.”

Falammaa wada‘athaa qaalat rabbi innii wada‘tuhaa untsa wallaahu a‘lamu bimaa wada‘at wa laysa adz-dzakarukal-untsa wa innii sammay-tuhaa maryama wa innii u`iidzuhaa bika wa dzurriyyataha min asy-syaythaanir-rajiim

Maka tatkala isteri `Imran melahirkan anaknya, diapun berkata, “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah SWT lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam AS dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” [QS 3:36]

Ketika dia melahirkan seorang bayi perempuan, dia berkata, ”Aku melahirkan bayi perempuan.” Dan Allah SWT mengetahui lebih baik apa yang dia lahirkan. Walaupun dalam al-Quran, laki-laki atau perempuan bukanlah perhatian utama, namun dia adalah seorang perempuan yang sangat suci karena sebagai ibunda dari Yesus AS. Allah SWT telah menerima baktinya, Allah SWT telah membuat tempatnya dan dirinya sendiri dan segala sesuatu tentang dia menjadi suci.

Itulah mengapa saat kalian membebaskan diri kalian, roh kalian dari lumpur atau hal keduniawian, nafsu syahwat, lumpur kebinatangan dan nafsu-nafsu buruk, maka roh yang bebas tersebut akan mampu maju, sebagaimana telah kami jelaskan, bukan kecepatan cahaya, bukanlah kecepatan pikiran, namun dengan kecepatan hati yang akan mencapai samudra pengetahuan Ilahi.

Manusia sedang berusaha sekuat tenaga dalam meditasi agar mencapai tingkatan itu dan hasilnya adalah teori-teori besar tentang energi kosmis agar dapat membebaskan diri mereka sendiri.

Islam memberikan hal itu dengan jalan yang sederhana. Yaitu dengan tunduk pada Allah SWT dalam sujud.

Meditasi melalui sujud lebih punya kekuatan daripada meditasi memakai lutut. Itulah mengapa Awliya bermeditasi selama 5 menit saat bersujud di sajadahnya. Karena saat kalian di sajadah, itulah saat terkuat. Kalian langsung ditempatkan di bawah singgasana-Nya. Maka ketika kalian bermeditasi di sana, di bawah tahta-Nya, kalian akan diberi pakaian yang berkekuatan surgawi.

Tetapi duduk biasa dengan lutut punya kekuatan, namun tidak mengantarkan kalian pada tujuan akhir.

Kita akan lanjutkan nanti, karena baterai kamera videonya telah habis. Pastikan meditasi kalian sangat kuat dalam bersujud, jangan tinggalkan itu, ikutilah dan Allah SWT akan menjaga kita seperti Abu Bakar ash-Shiddiq RA, mati sebelum ajal tiba.

Kami ingin berbicara tentang roh dan raga yang bergabung namun baterai kamera videonya habis.

Karena setelah sesi ini, kita akan sampai pada sesi lain bersama Syekh Nurjan. Abdul Haqq adalah bebas seperti halnya saya, muharraran (berkhidmat).

Wa min Allah at tawfiq

No comments: