Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
Jakarta, 6 September 2004
A'udzu billahi mina 'sy-Syaythaani 'r-Rajim
Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim
Dustur Ya Sayyidi Madad
Mawlana Syekh (semoga Allah SWT merahmatinya), guru kita, mengatakan, “Kalian harus meletakkan tiga gol (tujuan) dalam hidup ini.”
Itulah disiplin tarekat. Jika kalian ingin dipertimbangkan sebagai murid Tarekat Naqsybandi, kalian harus mempunyai 3 disiplin/karakteristik ini. Tiga hal ini harus ditambahkan dalam ibadah utama kalian di samping salat 5 waktu, puasa, zakat dan pergi haji. Yang pertama, jika Syekh mengatakan pada kalian, “Wahai anakku, amanat kalian berada di bawah bumi lapisan ke tujuh.”
Kalian tahu, ketika menggali tanah sedalam 1.5 km atau 2 km – mungkin itu adalah lapisan pertama. Ketebalan bumi dari satu titik ke titik lain berapa? 40.000 kilometer? Lalu ada yang mengatakan pada kalian, “Apakah kalian membutuhkan alat-alat pengeboran?” Tahukah kalian berapa harga 1 mesin untuk menggali sampai kedalaman… katakanlah 1000 meter? Dibutuhkan 1.000.000 dollar (satu juta dollar) hanya untuk menggali 1000 meter pertama guna mendapatkan minyak. Yang kalian butuhkan adalah alat pengebor; namun Syekh hanya memberi kalian sebuah sekop dan sebatang kayu yang telah rusak dan beliau menyuruh, “Gali!” Maka kalian harus menjawab “Ya, Mawlana!”
Jika kalian menggunakan akal, mungkin kalian membutuhkan sebuah alat bor yang bukan hanya seharga satu juta dollar, tetapi mungkin bisa sampai satu triliun dollar. Jadi bagaimana bisa kalian menggalinya dengan sebuah sekop rusak? Kalian bahkan tidak sanggup menggali dengan benda rusak itu sedalam 10 meter.
Ada yang menggali karena air. Mereka mendapat air pada kedalaman 10, 15 atau 60 meter – mereka bahagia mendapatkan air gratis. Mereka akan terus menggali bila tujuan mereka adalah mineral berharga dari bawah tanah, minyak, batu mulia. Mereka membuat sumur-sumur, menghabiskan jutaan dollar dan tujuan mereka adalah untuk memperoleh sesuatu. Mereka tahu bahwa ada sesuatu di dalamnya.
Begitu juga dengan Syekh, saat mereka berkata, “Amanat kalian berada di sana.” Maka ada sesuatu di sana yang harus kalian ambil. Jika kalian percaya akan hal itu, kalian akan menggali walaupun dengan sekop dan kayu yang rusak. Apa yang kalian butuhkan? Kesabaran. Gali, gali, dan gali! Dengarkan perintah itu. Itulah disiplin. Dalam tarekat, dengarlah apa yang dikatakan Syekh, walaupun beliau menyuruh menggali bumi lapisan ke-7 dengan sekop patah, kalian harus menggali. Jangan katakan, “Tidak.” Jangan gunakan akal kalian dan berkata, “Itu mustahil!” Kedua, jika kalian sedang berada di timur namun Syekh mengatakan bahwa, “Persediaan makan kalian ada di barat,” maka kalian harus pindah dari timur ke barat! Jangan katakan, “Namun di sana ada lembah, lautan dan pegunungan.” Hadapilah halangan itu dan bergeraklah, seperti seekor semut; bila dia merasakan ada makanan di timur, walaupun dia sedang ada di barat, maka semut itu pun akan terus bergerak dan bergerak. Dia tidak mengatakan, “Ini terlalu jauh.” Dia terus berjalan sampai menemukan makanan dan kembali lagi.
Ketiga, jika Syekh mengatakan, “Anakku, pergilah ke laut itu, kosongkan air laut dengan sebuah gelas atau sebuah ember. Amanat kalian ada di dasar lautan.” Maka kalian harus mengosongkan lautan itu, pergilah ke laut itu, duduk di sana dan bawa satu ember, lalu kalian katakan, “Syekh menyuruh saya mengosongkannya, maka aku akan mengosongkannya.” Bahkan jika kalian mengosongkan dari sini dan airnya kembali lagi dari belakang, itu tidak masalah. Kalian telah melaksanakan perintah—itha`atu 'l-mursyid (ketaatan pada mursyid). Jika kalian taat pada Syekh, maka kalian pun taat pada Nabi SAW dan taat pada Allah SWT. Lalu apa yang akan terjadi?
Ada sebuah maqam dari Bahru 'l-'ilm, Samudra Ilmu. Dari Samudra Pengetahuan itu ada sebuah samudra lagi yang mempunyai satu napas, yang selalu mengirimkan Riihu 's-Siba- angin para pemuda. Napas indah yang beraroma wangi. Napas itu berasal dari “Mereka” saat melihat kalian sedang bekerja terus-menerus, mengerjakan apa yang diperintahkan pada kalian. Meskipun kalian tahu bahwa kalian tidak mampu mencapainya; kemurahan Allah SWT akan mendatangi kalian. Kalian harus menyadari bahwa kalian tidak cakap dalam hal apa pun, kalian tidak berhak atas apa pun! Namun saat Allah SWT melihat kalian sedang melakukan hal yang terbaik, maka Riihu 's-Siba (Napas Para Pemuda) akan menghampiri kalian seperti sebuah tornado yang membawa kalian menuju samudra itu.
Seperti yang terjadi pada Sayyidina Imam al-Ghazzali, dan pada Sayyidina Salman al-Farsi RA. Nabi SAW mengatakan bahwa Salman al–Farsi RA adalah keluarga beliau. Karena banyak hal seperti ini terjadi pada beliau. Juga pada Sayyidina Imam al-Ghazzali, beliau dulunya meragukan segala hal; namun ketika Riihu 's-Siba menghampirinya karena sesuatu yang beliau kerjakan, maka beliau diberi pengetahuan makrifat.
Artinya, kalian tidak dapat melakukan apa pun dengan diri sendiri. Kalian lemah. Namun perhatian dari Allah SWT akan tiba bila kalian tetap mengusahakannya. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah SWT benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS 29.69]
Mereka yang berjuang di jalan Kami - jalan Allah SWT dengan ibadah yang kuat, melalui pendidikan, menolong sesama, melakukan dakwah, dan segala macam pekerjaan seperti mengobati orang, membersihkan sesuatu demi masyarakat, semua ini adalah berjuang di jalan Allah SWT. La-nahdiyanahum subulana – orang-orang yang pergi dan melayani di jalan Kami, kami akan membimbing menuju takdir mereka.
Subulana artinya cara Allah SWT untuk mendekati takdir kalian mencapai rida Ilahi. Mereka yang berusaha keras, meninggalkan pekerjaannya karena Allah SWT, meninggalkan keluarganya demi Allah SWT, meninggalkan segala dunia karena taat pada Allah SWT, Nabi SAW, dan Syekh. Mereka meninggalkan segala hal dalam waktu 40 hari duduk pada siang dan malam, membaca Quran, berzikir, membaca selawat Nabi SAW, membaca Dalail ul-Khayrat, Salat berjamaah, mereka adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Maka Allah SWT akan menunjukkan jalan-Nya. Mereka adalah lebih baik daripada orang-orang yang bergelimang kekayaan dunia. Karena mereka menyingkirkan segalanya, mereka duduk menyendiri. Bagi yang ikut melayani, duduk menemani dan menolong mereka agar terhindar dari pengaruh dunia, juga akan menerima pahala yang sama. Karena syuyukh tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain.
Ketika pagi ini saya diminta untuk turun menengok mereka. Saya katakan, “Tunggu.” Karena saya sedang berada dalam keduniawian, maka pengaruh-pengaruh negatif masih menghampiri saya dari mana pun. Maka saya harus menyiapkan diri dulu untuk bertemu, karena mereka dalam keadaan bersih. Tidak ada pengaruh negatif pada mereka. Maka ketika saya telah siap dan turun, saya melihat seluruh area ini penuh dengan makhluk-makhluk spiritual yang melakukan khalwat bersama mereka.
Dan dari mata mereka terpancar sinar keagungan yang mengirimkan sinar ketakutan bagi para setan. Artinya mata mereka penuh dengan sinar yang mampu membakar semua setan yang mendekati tempat ini. Karena ada sisi setan pada setiap orang, dan kata Nabi SAW dalam sebuah hadis: sinar dari mata mereka mampu membakar setan yang ada pada diri seseorang di hadapannya.
Alhamdulillah, Allah SWT menghadiahkan (sinar itu) pada mereka pada 20 hari pertama, dan kita akan melihat apa yang akan terjadi pada 20 hari berikutnya.
Wa min Allah SWT at tawfiq
Jakarta, 6 September 2004
A'udzu billahi mina 'sy-Syaythaani 'r-Rajim
Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim
Dustur Ya Sayyidi Madad
Mawlana Syekh (semoga Allah SWT merahmatinya), guru kita, mengatakan, “Kalian harus meletakkan tiga gol (tujuan) dalam hidup ini.”
Itulah disiplin tarekat. Jika kalian ingin dipertimbangkan sebagai murid Tarekat Naqsybandi, kalian harus mempunyai 3 disiplin/karakteristik ini. Tiga hal ini harus ditambahkan dalam ibadah utama kalian di samping salat 5 waktu, puasa, zakat dan pergi haji. Yang pertama, jika Syekh mengatakan pada kalian, “Wahai anakku, amanat kalian berada di bawah bumi lapisan ke tujuh.”
Kalian tahu, ketika menggali tanah sedalam 1.5 km atau 2 km – mungkin itu adalah lapisan pertama. Ketebalan bumi dari satu titik ke titik lain berapa? 40.000 kilometer? Lalu ada yang mengatakan pada kalian, “Apakah kalian membutuhkan alat-alat pengeboran?” Tahukah kalian berapa harga 1 mesin untuk menggali sampai kedalaman… katakanlah 1000 meter? Dibutuhkan 1.000.000 dollar (satu juta dollar) hanya untuk menggali 1000 meter pertama guna mendapatkan minyak. Yang kalian butuhkan adalah alat pengebor; namun Syekh hanya memberi kalian sebuah sekop dan sebatang kayu yang telah rusak dan beliau menyuruh, “Gali!” Maka kalian harus menjawab “Ya, Mawlana!”
Jika kalian menggunakan akal, mungkin kalian membutuhkan sebuah alat bor yang bukan hanya seharga satu juta dollar, tetapi mungkin bisa sampai satu triliun dollar. Jadi bagaimana bisa kalian menggalinya dengan sebuah sekop rusak? Kalian bahkan tidak sanggup menggali dengan benda rusak itu sedalam 10 meter.
Ada yang menggali karena air. Mereka mendapat air pada kedalaman 10, 15 atau 60 meter – mereka bahagia mendapatkan air gratis. Mereka akan terus menggali bila tujuan mereka adalah mineral berharga dari bawah tanah, minyak, batu mulia. Mereka membuat sumur-sumur, menghabiskan jutaan dollar dan tujuan mereka adalah untuk memperoleh sesuatu. Mereka tahu bahwa ada sesuatu di dalamnya.
Begitu juga dengan Syekh, saat mereka berkata, “Amanat kalian berada di sana.” Maka ada sesuatu di sana yang harus kalian ambil. Jika kalian percaya akan hal itu, kalian akan menggali walaupun dengan sekop dan kayu yang rusak. Apa yang kalian butuhkan? Kesabaran. Gali, gali, dan gali! Dengarkan perintah itu. Itulah disiplin. Dalam tarekat, dengarlah apa yang dikatakan Syekh, walaupun beliau menyuruh menggali bumi lapisan ke-7 dengan sekop patah, kalian harus menggali. Jangan katakan, “Tidak.” Jangan gunakan akal kalian dan berkata, “Itu mustahil!” Kedua, jika kalian sedang berada di timur namun Syekh mengatakan bahwa, “Persediaan makan kalian ada di barat,” maka kalian harus pindah dari timur ke barat! Jangan katakan, “Namun di sana ada lembah, lautan dan pegunungan.” Hadapilah halangan itu dan bergeraklah, seperti seekor semut; bila dia merasakan ada makanan di timur, walaupun dia sedang ada di barat, maka semut itu pun akan terus bergerak dan bergerak. Dia tidak mengatakan, “Ini terlalu jauh.” Dia terus berjalan sampai menemukan makanan dan kembali lagi.
Ketiga, jika Syekh mengatakan, “Anakku, pergilah ke laut itu, kosongkan air laut dengan sebuah gelas atau sebuah ember. Amanat kalian ada di dasar lautan.” Maka kalian harus mengosongkan lautan itu, pergilah ke laut itu, duduk di sana dan bawa satu ember, lalu kalian katakan, “Syekh menyuruh saya mengosongkannya, maka aku akan mengosongkannya.” Bahkan jika kalian mengosongkan dari sini dan airnya kembali lagi dari belakang, itu tidak masalah. Kalian telah melaksanakan perintah—itha`atu 'l-mursyid (ketaatan pada mursyid). Jika kalian taat pada Syekh, maka kalian pun taat pada Nabi SAW dan taat pada Allah SWT. Lalu apa yang akan terjadi?
Ada sebuah maqam dari Bahru 'l-'ilm, Samudra Ilmu. Dari Samudra Pengetahuan itu ada sebuah samudra lagi yang mempunyai satu napas, yang selalu mengirimkan Riihu 's-Siba- angin para pemuda. Napas indah yang beraroma wangi. Napas itu berasal dari “Mereka” saat melihat kalian sedang bekerja terus-menerus, mengerjakan apa yang diperintahkan pada kalian. Meskipun kalian tahu bahwa kalian tidak mampu mencapainya; kemurahan Allah SWT akan mendatangi kalian. Kalian harus menyadari bahwa kalian tidak cakap dalam hal apa pun, kalian tidak berhak atas apa pun! Namun saat Allah SWT melihat kalian sedang melakukan hal yang terbaik, maka Riihu 's-Siba (Napas Para Pemuda) akan menghampiri kalian seperti sebuah tornado yang membawa kalian menuju samudra itu.
Seperti yang terjadi pada Sayyidina Imam al-Ghazzali, dan pada Sayyidina Salman al-Farsi RA. Nabi SAW mengatakan bahwa Salman al–Farsi RA adalah keluarga beliau. Karena banyak hal seperti ini terjadi pada beliau. Juga pada Sayyidina Imam al-Ghazzali, beliau dulunya meragukan segala hal; namun ketika Riihu 's-Siba menghampirinya karena sesuatu yang beliau kerjakan, maka beliau diberi pengetahuan makrifat.
Artinya, kalian tidak dapat melakukan apa pun dengan diri sendiri. Kalian lemah. Namun perhatian dari Allah SWT akan tiba bila kalian tetap mengusahakannya. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah SWT benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS 29.69]
Mereka yang berjuang di jalan Kami - jalan Allah SWT dengan ibadah yang kuat, melalui pendidikan, menolong sesama, melakukan dakwah, dan segala macam pekerjaan seperti mengobati orang, membersihkan sesuatu demi masyarakat, semua ini adalah berjuang di jalan Allah SWT. La-nahdiyanahum subulana – orang-orang yang pergi dan melayani di jalan Kami, kami akan membimbing menuju takdir mereka.
Subulana artinya cara Allah SWT untuk mendekati takdir kalian mencapai rida Ilahi. Mereka yang berusaha keras, meninggalkan pekerjaannya karena Allah SWT, meninggalkan keluarganya demi Allah SWT, meninggalkan segala dunia karena taat pada Allah SWT, Nabi SAW, dan Syekh. Mereka meninggalkan segala hal dalam waktu 40 hari duduk pada siang dan malam, membaca Quran, berzikir, membaca selawat Nabi SAW, membaca Dalail ul-Khayrat, Salat berjamaah, mereka adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Maka Allah SWT akan menunjukkan jalan-Nya. Mereka adalah lebih baik daripada orang-orang yang bergelimang kekayaan dunia. Karena mereka menyingkirkan segalanya, mereka duduk menyendiri. Bagi yang ikut melayani, duduk menemani dan menolong mereka agar terhindar dari pengaruh dunia, juga akan menerima pahala yang sama. Karena syuyukh tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain.
Ketika pagi ini saya diminta untuk turun menengok mereka. Saya katakan, “Tunggu.” Karena saya sedang berada dalam keduniawian, maka pengaruh-pengaruh negatif masih menghampiri saya dari mana pun. Maka saya harus menyiapkan diri dulu untuk bertemu, karena mereka dalam keadaan bersih. Tidak ada pengaruh negatif pada mereka. Maka ketika saya telah siap dan turun, saya melihat seluruh area ini penuh dengan makhluk-makhluk spiritual yang melakukan khalwat bersama mereka.
Dan dari mata mereka terpancar sinar keagungan yang mengirimkan sinar ketakutan bagi para setan. Artinya mata mereka penuh dengan sinar yang mampu membakar semua setan yang mendekati tempat ini. Karena ada sisi setan pada setiap orang, dan kata Nabi SAW dalam sebuah hadis: sinar dari mata mereka mampu membakar setan yang ada pada diri seseorang di hadapannya.
Alhamdulillah, Allah SWT menghadiahkan (sinar itu) pada mereka pada 20 hari pertama, dan kita akan melihat apa yang akan terjadi pada 20 hari berikutnya.
Wa min Allah SWT at tawfiq
No comments:
Post a Comment