Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Insya Allah kita akan berbicara mengenai suatu hal yang sangat penting. Mengenai aliran tarekat. Begitu banyak orang datang ke Damaskus dari berbagai negri asalnya untuk mengunjungi kami. Beberapa di antara mereka sudah terikat dengan seorang Syekh dan mengikuti tarekat tertentu. Mereka meminta bay’at yang baru. Salah satu dari mereka, Syekh Salahuddin mengalami konflik mengenai hal ini dalam batinnya. Kami harus memperjelas hal ini bagi setiap orang di seluruh dunia agar mereka mengetahui apa itu tarekat, apa itu Syekh, berapa banyak jumlah mereka dan bagaimana hubungan mereka satu sama lain.
Allah SWT akan bertanya kepada setiap orang di Hari Akhir nanti, “Apa yang kamu bawa hari ini, wahai hamba-Ku?” Apakah kamu membawa Qalb-us-Saliim, hati yang murni, hati emas yang mulia?” Allah SWT meminta setiap orang agar mempunyai hati yang bersih. Kalian hanya bisa mendapatkannya melalui tarekat. Mereka yang tidak menjalani tarekat hanya memenuhi hidupnya dengan kehidupan luar, meninggalkan hatinya. Ada 41 aliran tarekat, 40 di antaranya diturunkan melalui hati Imam ‘Ali RA, KW dan satu lagi, Tarekat Naqsybandi berasal dari Abu Bakar ash-Shiddiq RA. Rasulullah SAW mempunyai 124.000 sahabat. Siapa sahabat terdekatnya? Beliau adalah Abu Bakar RA. Rasulullah SAW bersabda, “Seluruh hal yang Allah SWT percayakan kepadaku di malam ‘Isra, telah kutanamkan ke dalam hati Abu Bakar RA.” Sayyidina Ali RA, KW dihubungkan dengan Abu Bakar RA sedemikian rupa sehingga Sayyidina Ali RA, KW mendapat gelar Kota Pengetahuan. Hal ini dikenal sangat baik di antara para Syekh pemegang tarekat yang sebenarnya. Mereka semua menghormati Tarekat Naqsybandi sebagai yang pertama. Syekh sejati, bukan mereka yang menyebut dirinya sendiri Syekh, seluruh Syekh yang termahsyur, seperti: Jilani QS, Rumi QS, Darqawi QS, Rifa’i QS mereka semua mengetahui posisi sebenarnya dari Tarekat Naqsybandi. Sekarang jika seseorang berada dalam satu aliran tarekat, mereka bisa saja mengambil Tarekat Naqsybandi dan tetap bebas menjalankan amalan-amalan seperti biasanya atau menjalankan amalan Tarekat Naqsybandi. Jika hanya melakukan amalan Tarekat Naqsybandi saja itu sudah cukup. Tidak menjadi masalah apabila kalian berasal dari tarekat lain kemudian mengikuti Tarekat Naqsybandi. Beberapa orang merasa takut kalau Syekhnya mendengar bahwa dia telah menganut tarekat kedua lalu dia akan marah. Jika dia adalah Syekh sungguhan, bagaimana mungkin dia bisa marah? Seorang Syekh sejati harus mengetahui apakah muridnya bersama dia di Hari Perjanjian (pada awal penciptaan) atau tidak. Seorang penggembala mengetahui keadaan biri-birinya, satu dalam seribu, bahkan jika mereka semuanya berwarna putih. Dia memiliki cahaya di matanya dan mengenal mereka tanpa membuat kesalahan. Dalam tarekat tidak ada kepiluan bila seorang murid pergi ke Syekh yang lainnya. Kami berterima kasih kepada Syekh pertama yang telah melatihnya sampai dia bertemu Syekh yang sesungguhnya. Abu Yazid QS berkata, “Selama melakukan pencarian, Aku bertemu 99 Syekh sebelum Aku bertemu Grandsyekh Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq RA.” Kalian bisa bertemu dengan banyak Syekh dan melakukan suatu amalan, tetapi tidak akan menemukan kepuasan sampai akhirnya kalian menemui Grandsyekh kalian, lalu seperti sungai yang bertemu samudra. Begitu banyak Syekh yang hanya menjadi pelatih, sampai akhirnya Grandsyekh memanggilmu. Bukan melalui surat, dari hati ke hati, di sana banyak sekali jalan. Jika seorang Naqsybandi Syekh memberi tarekat, beliau harus memberitahu muridnya siapa Grandsyekh di Tarekat Naqsybandi saat itu dan beliau harus mengarahkan kepadanya.
Begitu banyak orang dari Barat yang berdatangan sekarang, diundang melalui hatinya untuk menemui Grandsyekh. Mata rantai para Masyaikh berakhir pada satu titik. Grandsyekh adalah mata rantai terakhir dalam Mata Rantai Emas dan beliau memegang posisi itu, Saya (Syekh Nazim QS-red) hanyalah hambanya. Untuk Masyaikh Naqsybandi, kita semua menunggu mereka untuk memperbarui bay’at-nya dengan kita, jika tidak mereka hanya menyematkan gelar di diri mereka sendiri. Imam Mahdi AS dan ketujuh wazir (panglima) besarnya, 40 khalifah, 99 termasuk 40 orang yang berada di sisi wazir dan 313 Mursyid besar semua berada di Tarekat Naqsybandi. Di masa ini tidak ada kekuatan bagi tarekat lain untuk membawa seluruh orang mencapai tujuan akhirnya. Oleh sebab itu semuanya diundang untuk memperbarui bay’at-nya dari Grandsyekh dan semua akan merasakan adanya kemajuan pada dirinya. Di masa kita, ada sekitar 1000 Syekh Naqsybandi, tetapi hanya satu Grandsyekh. Membawa mereka semua, siapa yang akan menjadi Imam? Jika 124.000 sahabat dibawa, siapa yang akan menjadi Imam? Abu Bakar RA.
Setiap Syekh harus menunjuk satu orang deputi. Mawlana Khalid al-Baghdadi QS menunjuk Syekh Ismail QS, tetapi banyak sekali cabang Tarekat Naqsybandi yang menghilangkan namanya dari silsilah dan dengan demikian juga kehilangan rahasia Grandsyekh. Sekarang banyak sekali Syekh Naqsybandi yang berada di Damaskus, Aleppo, dan Homs tidak dapat menemukan penerusnya. Kecuali bagi Grandsyekh kita, tidak ada seorang pun yang ditunjuk sebagai deputi. Hal ini karena kita mempunyai Syekh Ismail QS dalam silsilah kita.
No comments:
Post a Comment