12 November 2008

Menghormati para Penindas

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

  

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

 

Tanya:

Anda kemarin mengatakan tentang hormat-menghormati, saya ingin memahaminya. Bagaimana kita bisa menghormati orang-orang yang sifatnya mirip binatang buas atau manusia-manusia penindas atau yang sangat jahat?

Syekh Nazim QS:

Nabi SAW bersabda, “Kamu harus menolong saudaramu, baik ia seorang penindas maupun yang ditindas (`unshur akhaka zhaliman aw mazhluma).  Mereka harus kalian tolong karena semua manusia diciptakan sebagai manifestasi dari Nama-Nama Tuhan yang paling indah.  Mereka merupakan calon-calon khalifah Tuhan.  Itu adalah kehormatan bagi manusia.

Sekarang kita sedang memerangi setan atau melawan ego.  Dokter bedah melakukan operasi, tetapi ia tidak mengiris orang itu untuk membunuhnya.  Karena ia bukan jagal.  Jagal membunuh, namun dokter bedah melakukan hal yang sama untuk memulihkan kehidupan orang.  Aslinya, setiap anak Adam AS diberi kehormatan, namun ego mengambil alih kekuasaan atasnya.  Ego itu mirip binatang buas.  Kita musti menolong atau menyelamatkannya, apa pun caranya.

Ketika Nabi SAW ditanya kembali, “Wahai Nabi SAW, bagaimana bisa kita menolong para penindas?”  Beliau menjawab, “Kalian harus ikat tangannya.  Jika kalian melihat seseorang memukul orang lain, tangkap tangannya.  Jika ia membawa sebuah pedang dan siap membunuh, tangkap tangannya.  Hal itu menolong si penindas. Kalian bisa menolong orang tertindas dengan menjauhkannya dari tangan sang penindas.”

Sekarang ini, semua orang, bahkan para penindas senang bila ia dihormati.  Hormat juga merupakan perlindungan bagi kalian.  Kalian lemah di hadapan para penindas.  Kalian tidak bisa mengusirnya.  Namun, bila kalian menghormatinya, kalian bisa mendapat perlindungan dari mereka, artinya – rasa hormat kalian berhasil mengenai hatinya, dan juga kalian mampu menjadikannya… paling tidak menghormati kehidupan kalian.

Namun, meskipun mereka berbuat jahat, mereka aslinya tidak jahat.  Mereka sedang mengikuti ego-ego mereka, menuju cara-cara yang buruk.  Seluruh umat manusia aslinya tidak jahat, buruk atau kotor.  Namun kalian membuat diri kalian kotor dengan melakukan perbuatan-perbuatan kotor, mengikuti cara-cara setan dan mengikuti ego kalian.

Jadi bagaimanapun, kita harus memberi hormat pada mereka, khususnya para penindas, untuk melindungi kita melalui rasa hormat itu.  Itulah hikmah yang bisa kita gunakan di zaman seperti ini.

Grandsyekh kita dulu hidup pada zaman di mana banyak para penindas di mana-mana.  Banyak sekali musuh bagi para Syekh dan bagi ajaran-ajaran spiritual mereka.  Sering kali mereka mendatangi beliau dan berlaku kasar.  Namun karena beliau mempunyai hikmah-hikmah surgawi, beliau tetap menjaga rasa hormat dalam menghadapi mereka.

Ketika Grandsyekh begitu menghormati para penindas, yaitu dengan pujian yang luar biasa, maka murid-murid dan pengikut beliau akan duduk dan kagum dibuatnya.  Mereka pikir hal itu baik-baik saja.  Namun istri Syekh sering mengatakan, “Wahai anakku, ketika engkau mendengar Grandsyekh terlalu memuji seseorang, maka jauhi orang itu.  Itu sebenarnya perlindungan agar kejahatannya tidak mengenaimu.”

Hormat bisa menarik segala bala dari diri kalian.  Tak ada masalah dalam memberi hormat.  Sebenarnya seluruh umat manusia terhormat di Hadirat Ilahi.  Tuhan tidak pernah menghukum seseorang yang menghormati hamba-hamba-Nya, karena menghormati menjauhkan masalah dari diri kalian.


Tanya:

Bahkan jika Anda bertemu Hitler atau Stalin, misalnya, yang paling jahat dari yang jahat, maka Anda akan bersikap hormat pada mereka?

Syekh Nazim QS:

Memangnya ada cara lain yang bisa kalian lakukan?  Kalian tidak mempunyai kekuatan di hadapan mereka untuk memadamkan kejahatannya.  Suatu ketika seorang Syekh sedang duduk di pintu masuk masjid Umayyad di Damaskus.  Seorang Jenderal tiba-tiba datang dengan naik kuda.  Semua orang langsung berdiri dan memberi hormat.  Syekh melongok untuk mencari tahu siapa orang itu.  Semuanya berdiri memberi salam kecuali Syekh.  Di depan Syekh ada sebuah kulit macan.  Lalu dengan tongkat beliau, dipukulnya kulit macan itu.  Seekor macan muncul, lalu  - grrrrrr!!! – membuat semua orang dan Jenderal itu  lari pontang panting.  Jika kalian seperti Syekh, tidak masalah bila menghadapi Hitler, Stalin atau siapapun!

 

No comments: