Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Tahun lalu ketika Saya sedang berada di London, Saya melihat pada beberapa mobil terdapat tulisan, ‘Al-Masih (Juru Selamat) datang!’. Itu artinya orang-orang sudah kehilangan harapan terhadap kapasitas mereka dalam menata hati manusia dengan cinta, hormat, kasih-sayang dan keadilan. Dalam Kitab Suci Taurat disebutkan bahwa ketika bani Israel mendapat tekanan dari Nebukadnezzar, mereka mendatangi Nabi Heskil AS dan memohon kepadanya agar beliau berdoa kepada Tuhan untuk mengirimkan seorang raja yang perkasa agar mereka dapat menyelamatkan agama mereka, kemuliaan dan kehormatan mereka di antara bangsa-bangsa lain; termasuk agar mereka dapat diselamatkan dari perbudakan di tangan bangsa yang tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, melainkan percaya kepada bintang-bintang dan hal-hal lain yang berbau omong kosong. Jadi Allah SWT mengutus Nabi Daud AS, yang juga seorang raja kepada mereka. Dengan itu Allah SWT menganugerahkan kehidupan yang penuh kehormatan dan kemuliaan kepada bani Israel.
Sekarang ketika Saya melihat tulisan semacam itu, Saya mengerti bahwa walaupun saudara kita yang Yahudi memiliki kekuasaan di mana-mana, dan mereka dapat melakukan apa saja di mana-mana, di segala pelosok negri, dan meskipun mereka bukanlah segelintir orang, mereka juga menanti al-Masih. Allah SWT berfirman dalam al-Quran yang suci bahwa intelegensi dan pengetahuan dari bani Israel di atas rata-rata orang pada umumnya. Mereka telah dipilih di antara suku-suku bangsa lainnya. Di segala bidang Yahudi adalah orang-orang yang terpandai, dalam hal iptek, bisnis, ekonomi, arsitektur,… Setiap penemuan baru berada di tangan mereka. Teknologi adalah buah pikir mereka. Walaupun mereka dapat melakuan segala hal, namun mereka tidak bahagia dan percaya diri. Yang paling menderita adalah penganut Yahudi Ortodoks. Namun demikian Saya gembira juga ketika melihat mereka mengenakan pakaian keagamaannya dengan penuh rasa hormat pada setiap hari Sabtu, dan hal ini tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Merekalah yang memohon agar al-Masih datang.
Sebagai Muslim, kita juga tak mempunyai harapan bila melihat apa yang bisa dilakukan oleh presiden atau raja kita untuk membawa orang pada pemahaman sejati, cinta dan keadilan dan untuk memberi setiap orang hak-hak mereka. Itulah sebabnya kita juga mencari sosok spiritual yang akan datang. Kita juga memohon kedatangan al-Masih. Saudara Nasrani kita juga tidak bahagia, mereka juga menginginkan seseorang, mereka ingin agar Yesus Kristus AS datang. Kita juga ingin Yesus Kristus AS datang, tetapi sebelum itu kita mengharapkan Imam Mahdi AS datang.
Sebagaimana yang kalian tahu, kita hidup pada masa di mana kekuasaan telah diambil alih dari tangan penguasa yang baik dan sekarang berada di tangan orang-orang yang jahat. Kerajaan Setan telah berkembang sepanjang Timur ke Barat. Itulah sebabnya kalian ingin berbuat sesuatu dan begitu pula dengan saya. Tetapi kita tidak mempunyai kemungkinan di tangan kita. Sangat sulit untuk meraih sesuatu tanpa Pertolongan Ilahi. Itulah masalahnya sekarang. Seluruh bangsa baik Yahudi, Nasrani, maupun Muslim memohon Pertolongan Ilahi. Jika kita memiliki niat seperti ini, Tuhan kita akan senang dan rida kepada kita.
Dalam pengetahun tradisional kalian disebutkan pula bahwa ketika Namrud melemparkan Ibrahim AS ke dalam api, seekor semut berlari sepanjang jalan dari Basra ke Damaskus, karena sejauh itulah api itu bisa terlihat dan semut itu berusaha untuk melemparkan setetes air untuk memadamkan api itu. Ibrahim AS adalah Bapak para Nabi. Namrud tahu bahwa sepotong kayu sudah cukup untuk membakar seseorang. Tetapi kepribadian Ibrahim AS cukup besar untuk mengisi seluruh dunia, sehingga seperti itulah Namrud melihatnya semakin besar dan membesar dan dia menyuruh orang-orangnya untuk menaruh lebih banyak kayu di sana. Yang sesungguhnya ingin dibakar adalah Kemahaesaan Tuhan.
Ketika semut itu sedang berlari, seseorang bertanya kepadanya. Semut itu menjawab bahwa ia berlari dengan setetes air untuk memadamkan api Nirmod. Bagaimana mungkin? Ketika bahkan seluruh brigade pemadam kebakaran dari seluruh dunia pun tidak sanggup memadamkannya, apa yang semut ada dalam benak semut itu, bahwa ia bisa melakukannya? Tetapi semut itu ingin menyenangkan Tuhannya dan dia disebutkan dalam Kitab Suci. Api itu tidak sanggup menyentuh Ibrahim AS karena beliau datang dengan cahaya dari Tuhan dan tak satu pun yang dapat menyentuhnya. Dengan cara yang sama, Tuhan kita sekarang menghargai kita menurut niat kita. Dan apa yang bisa kita lakukan? Beberapa orang digunakan untuk kebaikan dan beberapa orang untuk kejahatan. Kita memohon kepada Tuhan kita agar Dia menggunakan kita sesuai dengan Jalan-Nya dan untuk mengabdi kepada-Nya.
Rabbi: kami berharap dapat bertemu Anda segera di Jerusalem.
Syekh Nazim QS: Saya berharap dan saya akan senang sekali akan hal itu. Tetapi itu terserah pada Tuhannya Jerusalem untuk membuat hal itu mungkin bagi saya agar bisa lewat denganbebas untuk mengunjungi tempat-tempat suci. Tak ada yang dapat melangkahkan kakinya tanpa Izin Tuhannya, bahkan tidak pula bagi Raja atau Kaisar. Alhamdulillah saya berada di sana pada tahun 1948. Saya melakukan khalwat di Jerusalem.
Rabbi: itu sebuah penekanan yang hebat bagi saya, bahwa saudara yang terdekat di antara semuanya dan yang memiliki banyak kesamaan dan berbagi banyak hal, sekarang terpisah. Saya berharap bahwa Allah SWT akan menjadikan saya sebagai alat pemersatu.
Syekh Nazim QS: Kami mempunyai ungkapan bahwa ketika engkau memasukkan vinegar (cuka) ke dalam madu, maka rasanya menjadi rusak. Dengan cara yang sama, sekali engkau mencampurkan politik ke dalam agama, itu akan menjadi sebuah WC yang besar. Setiap saat selama konferensi berlangsung ini Saya mendengar WC, WC, WC, … (World Conference). Ganti namanya! Apa WC ini?
Rabbi: Ya, kita harus berhati-hati dengan kata-kata. Seperti Sulaiman AS berkata dalam tulisannya, tak ada batas bagi kata-kata dan buku-buku.
Syekh Nazim QS: Tak ada batas ketika engkau berada dalam asosiasi bersama orang-orang yang telah mendapat pencerahan seperti dirimu. Semoga Allah SWT meningkatkan cahayamu dan membuatmu mampu melihat jauh dan dekat. Karena saudara-saudara kita menggunakan kaca mata untuk melihat jauh. Mereka tidak tertarik untuk melihat yang lebih dekat dengan mereka. Mereka berusaha untuk melihat apa-apa yang berhubungan dengan Musa AS tetapi ketika sampai pada Muhammad SAW, mereka benar-benar buta.
Rabbi: Beberapa teman saya menganggap saya sebagai Muslim.
Syekh Nazim QS: Kita semua adalah Muslim! Kita semua pasrah pada Kehendak Tuhan. Menurut fitrahnya, setiap orang adalah Muslim.
Rabbi: Ibrahim AS adalah Muslim! Tetapi katakan pada saya ada apa dengan mata saya? Apa yang harus saya kenali dan yang tidak? Jika saya telah mengenali bahwa Muhammad SAW adalah seorang nabi yang membawa kebenaran pada dunia, adakah hal lain yang perlu dikenali?
Syekh Nazim QS: Jika seseorang menggunakan metode yang membuat Tuhannya rida, maka tak perlu lagi mengatakan apa-apa. Jika kesadaranmu dalam keadaan teguh, maka itu saja sudah cukup. Saya senang bahwa engkau menggunakan kaca mata untuk melihat apa yang dekat denganmu, bahwa engkau dapat melihat Muhammad SAW sebagai Nabi Allah. Bagi kami tak ada masalah untuk mengatakan bahwa Musa AS adalah Kalam Allah dan Rasul Allah.
Rabbi: Apakah Muhammad SAW, Khatamul Anbiya meniadakan nabi-nabi lain yang muncul setelahnya?
Syekh Nazim QS: Ya, kami percaya bahwa beliau adalah Nabi Penutup dan bahwa ketika Hari Kiamat semakin dekat akan ada beberapa tanda. Ini disebutkan dalam Hadis, dalam perkataan beliau. Dikatakan bahwa akan timbul kekacauan yang sangat besar yang banyak memakan korban, karena Campur Tangan Surgawi telah disingkirkan. Orang-orang tidak akan percaya kepada apapun lagi. Orang-orang tidak menghormati lagi Kitab Suci Taurat, atau Injil atau Quran. Hal itu akan mengakibatkan orang jatuh ke dalam kekacauan. Orang mengatakan bahwa itu adalah krisis ekonomi, tetapi itu suatu kebohongan. Kekacauan itu berhubungan dengan Iman. Orang-orang telah kehilangan kepercayaan mereka terhadap Kitab-Kitab Suci. Jika setiap orang mau kembali kepada Iman mereka, semua ini tidak akan terjadi.
Kita bertemu di sini pada hari ini karena sebelumnya kita telah bertemu di dunia spiritual. Ada suatu hubungan antara jiwanya dengan jiwa saya. Cinta ini tidak dapat dihilangkan. Walaupun kita terpisah secara fisik, kita tetap saling memikirkan satu sama lain. Komputer saya sudah mendata dirimu. Engkau takkan pernah hilang. Saya selalu dapat mengetahui di mana engkau berada. Matamu begitu familiar. Mata tidak dapat menyembunyikan kepribadian manusia. Itulah sebabnya orang-orang biasanya melihatmu melalui mata.
Dalam Quran yang suci disebutkan bahwa, tak ada yang dapat menyentuh kita jika hal itu tidak digariskan. Tak ada yang dapat menyakiti kita bila Tuhan Pemilik Surga telah menggariskannya bagi kita. Jadi jangan khawatir. Jika sudah ditakdirkan, tak ada yang dapat mencegahnya. Jika tidak digariskan, maka tak seorangpun yang dapat menyakitimu. Sebagian peluru telah mempunyai nama, yang lainnya belum. Jika nama itu telah tertulis, maka peluru itu pasti akan sampai pada orang yang dimaksud. Jika tidak, maka semua peluru bisa saja menyerangmu sekaligus, namun tak ada kejadian apa-apa. Suatu ketika pada masa Sayyidina `Ali RA, KW, orang-orang duduk di bawah tenda. Saat itu suasana gelap gulita, tiba-tiba seseorang datang. Orang-orang berusaha untuk mengenalinya. Ternyata itu adalah Sayyidina `Ali RA, KW. “Bagaimana engkau bisa menembus hujan peluru tanpa pelindung apapun?” Sayyidina ‘Ali RA, KW menjawab, “Tuhan Pemilik Surga telah menempatkan pelindung di depan, di belakang dan di sekeliling. Dia melindungi kita. Jika Allah SWT ingin sesuatu mengenaiku, para penjaga akan membuat suatu celah masuk, jika tidak, takkan ada yang bisa menyentuhku.”
Rabbi: Dalam Zabur 91, kami memiliki yang persis sama dengan itu!
Syekh Nazim QS: Tentu. Itulah yang kita namakan keyakinan. Mengetahui adalah satu hal, dan merasa yakin adalah hal lain lagi. Jika engkau merasa yakin, engkau bisa meletakkan kakimu di atas permukaan air dan dengan Nama Allah SWT engkau akan sanggup berjalan di atasnya.
Wa min Allah at tawfiq
No comments:
Post a Comment