02 December 2008

Mintalah agar Didekatkan dengan Allah SWT

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

 

Syukur, Ya Rabbi, Syukur, Ya Rabbi, Syukur, Alhamdulillah

Tawbat, Ya Rabbi, Tawbat, Ya Rabbi, Tawbat, Astaghfirullah...

Thariqatuna as-sohbet wa khayru fi jamiat… Meded, Meded, Ya Sahibu’l Meded…

Ini adalah sebuah asosiasi terbaru bersama Syekh yang membuat teman-teman kita atau para pengikut mengalami peningkatan, dan peningkatan itu berarti lebih mendekatkan diri kepada Hadirat Ilahi.  Inilah yang kita minta.  Hanya orang yang tidak berakal yang minta lebih dekat dengan Dunya, dan tidak ada orang yang akan memperoleh manfaat darinya.  Tetapi mereka yang minta agar didekatkan dengan Mawla (Allah SWT) akan mencapai apa yang mereka minta dari Kebaikan dan berkah-Nya.

Ini adalah sebuah pertemuan yang sederhana.  Apa yang kita bicarakan akan mudah dimengerti.  Kalian harus meminta kepada Allah SWT agar didekatkan pada Hadirat-Nya.  Tidak masalah seberapa dekat kalian dengan Dunya dan hartanya, suatu hari kalian akan jauh dari mereka… sampai akhirnya kalian akan berakhir.  Bahkan jika kalian memegang semua kunci kekayaan itu, kalian tidak akan melihat mereka.  Dan jika mereka memberi wanita yang paling cantik kepada kalian, kalian juga tidak akan melihatnya. 

Ini berarti bahwa ketika kalian siap untuk meninggalkan kehidupan ini dan kembali menuju tempat asal kalian, kalian tidak akan melihat atau meminta harta kekayaan  Dunya yang telah kalian usahakan untuk meraihnya.  Kalian akan melupakan mereka semua. 

Oleh sebab itu setiap Rasul dan Wali, khususnya dalam aliran Sufi, dan di antara mereka yang menganut Tarekat Naqsybandi yang mulia, minta agar kalian pergi menuju Tuhan kalian dan lebih mendekatkan diri kepadanya, bahkan jika hanya dengan satu kaki.  Jika kalian mempunyai kesempatan untuk datang walaupun hanya selangkah, kalian harus mengambil kesempatan itu.  Inilah ajaran utama dari Tarekat Naqsybandi, yaitu membuat orang berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Mawla, Tuhan Pemilik Surga. 

Ketika jasad semakin lemah dan kalian kehilangan indra-indra fisik, tubuh spiritual akan semakin kuat meminta untuk lebih dekat dan mencapai Hadirat Ilahi.  Tetapi sekarang orang-orang tidak memperhatikan, mereka berada di luar keseimbangan.  Ada sebuah timbangan, di satu sisi kalian mempunyai mutiara atau berlian, dan di sisi lain kalian mempunyai kotoran dari binatang… Sebagian besar malah berlari meninggalkan berlian dan mengejar kotoran.  Itulah yang dimaksud dengan tidak memperhatikan.  Mengapa kalian berusaha meraih banyak hal dari Dunya tetapi kalian tidak meminta untuk lebih dekat kepada Kehadirat Ilahi dan mendapatkan lebih banyak dari sana?  Mereka tidak mempunyai keseimbangan, orang-orang telah kehilangan keseimbangan mereka…

Setiap orang yang lebih menyukai hidup sementaranya dan meninggalkan berkah yang permanen merupakan orang yang tidak punya akal.  Oleh sebab itu Allah SWT menyebut mereka seperti binatang.  Tidak hanya seperti binatang bahkan berada di bawah binatang.  Bagaimana penilaian kalian terhadap orang yang lebih menyukai kehidupan dan kesenangan yang sementara dibandingkan dengan kehidupan dan kesenangan yang permanen?  Itu berarti dia tidak mempunyai otak.  Dia seperti binatang.  Dan Allah SWT bahkan berkata, “Level mereka berada di bawah level binatang.”

Kita tidak mengetahui, hari mana yang menjadi hari terakhir bagi kita.  Bagi seseorang sudah cukup untuk mengetahui bahwa setiap orang pasti mempunyai hari terakhirnya di Dunya.  Pada hari itu kalian akan meninggalkan semua yang telah kalian kumpulkan sejak awal hingga hari itu, dan kalian akan pergi.  Sebagaimana orang yang mengisi muatan pada sebuah lori yang besar, memasukkan segala macam ke dalamnya, lalu membawanya ke perbatasan.  Di sana terdapat tanda ‘Qaf’, tanda untuk berhenti, seorang penjaga datang dan berkata, “Mulai dari sini dan seterusnya kamu saja yang boleh lewat.”  Orang itu mungkin akan bertanya, “Bagaimana dengan lori Saya?”  Tetapi penjaga itu berkata, “Mustahil lorimu lewat.  Kamu harus turun kembali dan meninggalkan semuanya di sana, baru kamu masuk…”

Bagaimana kalian datang ke dunia ini?  Kalian datang dengan telanjang dari rahim ibu kalian, dan segera mereka menutupi tubuh kalian yang telanjang itu dengan sesuatu dari Dunya, membungkus kalian dengan pakaian.  Ketika kalian pergi, penjaga di perbatasan antara Dunya dan Akhirat akan berkata kepada kalian, “Tinggalkan semua di sana, baru kau masuk…” Dan kalian akan masuk hanya dengan pakaian putih kalian saja.  Kalian harus meninggalkan segalanya di sana dan kalian akan melihat, “Oh…Ah… bagaimana Aku membawa lori ini? Apa yang telah kuperbuat?  Selama hidupku, Aku selalu berlari, tanpa pernah beristirahat atau tidur, Aku mengumpulkan begitu banyak benda dan sekarang para penjaga berkata bahwa Aku tidak bisa membawanya… Bagaimana Aku bisa masuk tanpa mereka?”  Tetapi penjaga itu berkata, “Mari ke sini, itu semua sudah berakhir.  Benda-benda ini hanya untuk orang-orang di daerah itu.  Kamu tidak bisa membawanya ke  sini.”

Ya Latifu, lam tazzal… Hari Akhir telah ditentukan.  Setiap orang mempunyai perjanjian dengan tukang pos, Malaikat Pencabut Nyawa, yang membawa jiwa kalian kepada Tuhannya.  Dia melihat buku hariannya, untuk mengetahui dengan siapa dia mengadakan perjanjian.  Ketika nama kalian muncul, pertemuan kalian dengannya akan berlangsung pada hari itu juga, di suatu tempat, dan pada saat tertentu.  Dia datang dengan cepat… membawa buku yang sangat besar yang di dalamnya berisi catatan perjanjian untuk bertemu dengan semua umat manusia.  Dia melihat dan berkata, “Sekarang aku datang kepadamu, dan ini sesuai dengan perjanjian kita.”  “Bagaimana? Aku tidak mengetahui soal perjanjian ini, Aku pikir masih tersedia beberapa waktu lagi.”   “Tidak, perjanjian kita sudah tertulis di sini.  Aku tidak datang satu jam lebih cepat maupun satu jam lebih lambat, Aku sangat tepat waktu, semuanya sudah berakhir, Aku akan membawamu sekarang.” “Bagaimana dengan Dunyaku, loriku, dan benda-benda lainnya, apa yang harus Aku perbuat? “Tinggalkan mereka, dan kamu datang sendiri…”

Wahai kalian, siapa yang lebih dekat kepada Allah SWT, dia akan disandangkan dengan pakaian surgawi, dan akan dibawa kepada Hadirat Ilahi.  Tetapi mereka yang tidak mempersiapkan dirinya untuk pakaian itu akan disingkirkan, mereka tidak bisa dibawa menuju Hadirat Ilahi.  Setiap orang menanti hari akhirnya masing-masing, menunggu momen terakhirnya dalam perjalanan mereka dari kehidupan temporer ini menuju kehidupan yang permanen.  Wahai kalian, berikanlah lebih banyak perhatian untuk kehidupan abadi kalian… Berusahalah agar kalian disambut dengan baik pada saat meninggalkan dunia ini… Semoga Allah SWT memberkati kalian dan memaafkan kita… Fatiha. 

Wa min Allah at tawfiq

No comments: