Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Bismillahir rahmaanir rahiim… Ini adalah asosiasi terbaru bersama Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS, walaupun terlambat… Sultan tertidur, tidak seorang pun dapat menentangnya, tetapi itu adalah rahmat dan berkah juga… apa yang harus kita lakukan? Kami harus mencoba untuk menerjemahkan sesuatu bagi kalian. Hal ini perlu bagi kalian seperti layaknya makanan. Kalian membutuhkan makanan untuk kesehatan tubuh. Kalian harus memasak dan memakan apa yang Allah SWT ciptakan untuk fisik kalian. Tetapi untuk jiwa kalian, kalian membutuhkan spiritualitas, makanan spiritual.
Sekarang semua agama kecuali Islam, tidak pernah memberi sesuatu kepada pemeluknya, mereka sudah habis. Botol yang berada di sini, jika terisi penuh maka kalian bisa memperoleh sesuatu darinya, tetapi kalau sudah kosong, apa yang bisa kalian berikan? Kristen telah berakhir bertahun-tahun yang lalu, tetapi mereka berusaha untuk melakukan sesuatu agar tetap menarik. Mereka menggunakan hal-hal yang berbau omong kosong, tidak berguna, bahkan bodoh kepada generasi mudanya, yaitu dengan memanfaatkan apa yang dibutuhkan oleh jasmani kita berupa makanan dan minuman dan berusaha untuk memenuhi keinginan ego yang lain. Ego hanya tertarik untuk meraih targetnya sendiri…
Dewasa ini orang hanya mengejar keinginan jasmaninya saja. Mungkin kalian akan menemukan satu di antara sepuluh ribu, atau lima puluh ribu, atau seratus ribu orang yang mempunyai ketertarikan terhadap spiritualitas. Dan spiritualitas yang paling tinggi, yang kualitasnya tidak pernah berkurang hanya dapat ditemukan dalam Islam. Apa yang telah Allah SWT berikan kepada Nabi Musa AS dan Nabi ‘Isa AS adalah sesuatu yang diberikan untuk tempat dan waktu yang terbatas kepada para pengikutnya. Sejak awal, Kristen berusaha untuk memberi apa yang dibutuhkan orang untuk kehidupan spiritualnya, tetapi hari demi hari spiritualitas itu semakin berkurang karena Rasulullah SAW yang akan menyempurnakannya. Beliau memberikan target yang sempurna kepada semua orang. Islam datang dengan tujuan itu. Oleh sebab itu Nabi ‘Isa AS berkata, “Aku adalah hamba Tuhanmu, itu saja, dan itulah kehormatanku.”
Dapatkah seekor semut mengerti siapakah manusia itu? Tidak pernah. Walaupun dia hidup selama sejuta tahun. Semakin banyak manusia meminta hikmah dari Pengetahuan Ilahi, apa yang dapat diambilnya dari sana akan selalu sedikit. Karena sesuatu yang terbatas, walaupun tampak besar di mata kita, tetap tidak ada artinya dalam Samudra Pengetahuan Ilahi Yang Mahaluas… tetapi orang-orang sangat gila, bagaikan idiot mereka minta untuk mengetahui siapa Allah SWT atau bagaimana Allah SWT dan di mana Allah SWT berada… Ya Hu!
Di mana Italia? Di mana Jerman? Di mana Amerika? Di mana Malaysia? Tunjukkan kepada Saya! dan kalian berkata, “Aku tidak bisa menunjukkannya kepadamu dari sini sekarang, tetapi ikutlah bersamaku dalam pesawat, kemudian kita akan terbang dan Aku akan tunjukkan di mana kampung halamanku.” Oh keledai, jika kalian hanya ditanya soal Malaysia tetapi perlu untuk naik pesawat selama 15 jam ke sana, dan setelah itu kalian tetap tidak tahu… mengapa, atau bagaimana mungkin kalian berkata, “Tunjukkan Allah SWT kepadaku!”
Dan Saya berkata, “Tunjukkan pada saya segala yang berada di balik langit ini. Tunjukkan kepada saya di mana awal ruang angkasa, batas-batasnya, dan di mana akhirnya… baru akan saya tunjukkan sesuatu yang lebih dari itu. Kalian membutuhkan 13, 14, atau 15 jam untuk pergi ke Malaysia… Berapa banyak tahun atau negri atau jutaan tahun yang kalian perlukan untuk menemukan titik akhir dari ruang angkasa? Kemudian saya akan tunjukkan kepada kalian di mana Allah SWT berada, Alam Jabarut… Alam Malakut, Alam Jabarut, Alam Lahut… barulah saya beberkan semua. Tetapi orang-orang awam bertanya, “Di mana Allah SWT?” Dia-lah yang menciptakan kata ‘di mana’, bagaimana mungkin kalian bertanya ‘di mana’ kepada-Nya? Dia yang menciptakan waktu, bagaimana mungkin kalian bertanya, “Berapa usia-Nya?”
Dan saya bertanya, “Berapa usia galaksi kita?” Banyak sekali galaksi yang beredar… Saya berkata, “Naiklah ke salah satu galaksi itu, sebab mereka semua menuju ke Hadirat Ilahi. Ambillah salah satu dari mereka, mereka semua bergerak dengan arah yang sama. Tak satu pun yang gerakannya berlawanan dengan yang lain. Tidak ada kecelakaan dalam lalu lintas surgawi! Ambillah salah satu, kalian akan mencapai Hadirat Ilahi dengannya. Lalu apa bayaran kalian? Kalian harus membayar tiket untuk mengendarai salah satu galaksi. Kalian harus memberikan tubuh kalian sebagai bayarannya, dengan demikian kalian dapat mengendarai semua galaksi. Berikan tubuh kalian kepada mereka, maka semua galaksi akan membawa kalian dengan bebas… mereka menghormati kalian dan membawa kalian ke Hadirat Ilahi. Di mana Hadirat Ilahi? Hanya Allah SWT, pemilik galaksi yang bisa berkata, “Ini adalah stasiun terakhir bagi galaksi ini. Sekarang dia telah sampai pada tujuannya. Aku di sini!”
Kabar gembira bagi mereka yang dapat membayar biaya tiket. Semua galaksi bisa menerima kalian dan kalian bisa melanjutkan perjalanan dengannya. Kemudian Allah SWT berkata, “Berhenti, ini adalah tujuan akhirmu. Aku di sini. Datanglah kepada-Ku…” Allahu akbar… Dia menghilangkan Hijab-ul-‘Azamat, Hijab atau Sekat Kebesaran. Kebesaran Tertinggi adalah untuk Allah SWT. Sekat ini terbuka dan Allah SWT berkata, “Aku di sini…” Di mana-mana… Allah SWT Yang Mahatinggi, Mahabesar… Allah SWT, Yang Maha Mengetahui, Maha Perkasa… Segalanya sempurna bagi-Nya…
Kalian harus mengerti, bahwa semua itu berawal dari tak hingga sampai tak hingga… dan ketika malaikat bertanya kepadamu, “Di mana kalian ingin mencapainya?” Kalian harus menjawab, “Aku bergerak ke tempat tak hingga (abadi).” “Kalau begitu, datanglah. Siapa yang meminta keabadian, boleh datang.” Yang meminta hal lain akan diusir oleh pengumpul tiket, “Pergi. Tempat ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang meminta keabadian, pergilah kalian dari sini.”
Wa min Allah at tawfiq
No comments:
Post a Comment