12 February 2009

Cinta Ilahi

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

 

Oh Allah, anugerahkanlah kami cinta-Mu,

Dan cinta kepada siapapun yang mencintai-Mu

Dan amalan yang akan membimbing kami kepada cinta-Mu.

(sebuah doa Nabi Muhammad SAW)

 

Semoga Allah SWT menjadikan kita bersama awliya-Nya.  Tidak mudah menjadi awliya Allah, dan mungkin saja menjadi awliya Allah terlalu besar buat kita, tetapi setidaknya kita harus berusaha menjadi teman dari awliya-Nya.  Saya tidak mengklaim bahwa saya adalah awliya Allah dan saya malu mengatakan, “Oh Tuhanku, jadikan aku salah satu awliya-Mu.”  Tetapi saya memohon kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa agar Dia memberkati saya untuk bersama awliya-Nya yang terbaik, dan menjadi sahabat awliya-Nya.  Inilah titik terendah dari iman dan di bawahnya tidak ada level lagi.  Bagi yang mencintai awliya Allah, bahkan bila dia tidak berbuat baik, maka (cintanya pada awliya Allah) seharusnya dapat menjadi satu alasan untuk keselamatannya.  Tidak mungkin dia meninggal (dalam keadaan) buruk (inhatima).  Ya, dia tidak akan berakhir dengan buruk.  Itulah Muhabba, cinta, yang ada di hatinya, menjaganya bersama awliya Allah. Islam dibangun dengan fondasi cinta dari awal hingga akhir. 

Pada mulanya Sayyidina Muhammad SAW, kekasih Allah.  Allah SWT mencintai beliau dan susunan (jiwa) beliau bercampur dengan Cinta Ilahi.  Dia menjadi Habibullah (kekasih Allah).  Allah SWT memberkati beliau dari Cinta Ilahiah-Nya.  Sayyidina Muhammad SAW diambil dari Allah SWT, inilah Muhabba, inilah Cinta Ilahiah dan beliau memberikannya juga kepada para Sahabat.  Apabila beliau tidak memberikan Cinta Ilahi kepada para Sahabat, maka Sahabat tidak dapat mencintai beliau. 

Suatu hari Hazrat Umar RA—yang sangat mencintai Nabi Muhammad SAW—berkata, “Ya Rasulallah SAW, aku mencintaimu, aku mencintaimu melebihi cintaku kepada keluargaku dan anak-anakku yang mengharapkan cinta yang kumiliki.”  Kemudian Nabi SAW bersabda padanya, “Ya Umar RA, sampai engkau mencintaiku melebihi kemampuanmu, kau tidak akan mencapai kamal ul iman (Iman yang sempurna).”  Mendengar ucapan Nabi SAW ini, Sayyidina Umar RA berusaha meningkatkan levelnya seperti yang diperintahkan Nabi SAW.  Inilah sebuah kekuatan mengagumkan (mukjizat) dari Nabi SAW.  Dengan sangat cepat, dan dalam waktu yang amat singkat, beliau membuat Sayyidina Umar RA mengatakan bahwa ia mencintai beliau melebihi dirinya sendiri.  Rasulullah SAW mengangkat Umar RA (ke level yang lebih tinggi) dengan diam-diam.  Semua Sahabat mencintai Nabi SAW dari jiwa mereka.  Jangan berpikir bahwa kejadian di atas hanya terjadi kepada Sayyidina Umar RA, tidak!  Itu terbuka bagi semua umat Nabi Muhammad SAW dan semua bangsa.  Ya, siapapun dapat mencintai Nabi Muhammad SAW lebih dari jiwanya sendiri. 

Para Sahabat mencintai Nabi Muhammad SAW sepenuhnya.  Mereka dipenuhi Cinta Ilahi, Muhabbah.  Dengan perasaan penuh cinta kepada Rasulullah SAW, mereka menjelajah melintasi timur dan barat mengabarkan amanat Nabi SAW kepada semua orang.  Para Sahabat tidak mengetahui bahasa setiap bangsa yang mereka temui ketika berkhotbah. Ketika mereka berkhotbah, orang-orang berkumpul mengelilingi Sahabat dan mendengarkan walaupun mereka tidak mengerti bahasa yang dipakai, tetapi pusat cinta dalam hati mereka berbicara kepada Sahabat.  Mungkin para Sahabat hanya melafalkan Kitab Suci Alquran, tetapi cinta (yang dimiliki para Sahabat) tersalur melalui lafal (Alquran) telah menyentuh kalbu pendengarnya.  Karenanya Islam dapat berkembang dari timur dan barat dalam kurun waktu yang singkat, seperempat abad atau 25 tahun.  Itulah keajaiban.  Jika orang Eropa mempunyai kepandaian untuk memikirkan hal ini, mereka akan masuk Islam.  Mereka akan mengucapkan, “Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadur Rasulullah.” (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah Rasul Allah). 

Sebuah revolusi yang tidak pernah terjadi di muka bumi sebelumnya, jadi dalam waktu singkat satu agama baru tersebar melintasi timur dan barat dengan kekuatan penuh. Rasululllah SAW mengubah banyak bangsa dan hal tersebut merupakan mukjizat yang besar, tetapi saat ini orang-orang tidak beriman yang fanatik dan musuh-musuh nyata yang fanatik (mutassim) tidak pernah memikirkan tentang hal ini. Bagaimana mungkin seorang yang buta huruf, melewati padang pasir yang tak dikenal, dan datang dari orang yang tidak dikenal pula, dapat mengucapkan, “la ilaha illahllah” dan juga mengucapkan, “Aku akan memperoleh kemenangan, aku datang untuk menghancurkan yang batil.”  Dan beliau menghancurkannya (kebatilan) dan juga meraih kemenangan.  Tetapi orang-orang Eropa tidak dapat memikirkan hal ini karena mereka menginginkan yang haqq (kebenaran) berasal dari bangsa mereka bukan melalui Islam. 

Ya, kita mengatakan Muhabbat--cinta--membuat Islam memasuki hati semua bangsa.  Para Sahabat pergi ke seluruh pelosok bumi dari timur jauh ke barat jauh. Mungkin kepada lebih dari 70 suku bangsa dan berkhotbah di hadapan orang-orang yang berbicara dengan 100 bahasa berbeda.  Para Sahabat hanya bisa menggunakan bahasa Arab.  Seperti yang telah ditakdirkan padanya.  Bagaimana bisa Sahabat berdakwah, dan Islam dapat memasuki hati pendengarnya?  Kalian bicara, hanya memakai lidah dan tidak dari dalam hati sehingga tidak ada yang mendengarkan kalian.  Tetapi hati kalian berkata, “minal kalbi minal dalwish a lilaa.”  Kami saat ini berusaha mengembalikan metode tersebut kepada umat melalui tarekat.  Kami ingin membawa cinta kembali ke umat, karena tanpa cinta, maka kalian tidak mungkin mengikuti satu orang. 

Apabila kalian tidak bisa memberikan Muhabba—cinta—ke  dalam hati, maka kalian tidak bisa menghubungkan antara satu dunia dengan dunia lain.  Tujuan kami adalah membuat umat saling menyayangi.  Tidak mungkin umat saling menyayangi tanpa adanya cinta kepada Allah SWT.  Hanya yang berada dalam satu jalur dapat bersama.  Tidak ada kecemburuan, kebencian, dan permusuhan di antara mereka.  Ketika seseorang bertemu dengan yang lain dalam Samudra Cinta Ilahi tidaklah mungkin merasa cemburu, benci, permusuhan, dan iri hati.  Tidak mungkin. Ya, itu tidak mungkin. 

Saya adalah orang asing di negara ini dan kemarin saya bertemu beberapa orang dan mereka tidak pernah saya temui sebelumnya.  Mereka bertengkar untuk menemui saya, mendorong ke sana-sini, mencium tangan saya dan berusaha memperoleh sesuatu dari saya.  Bagaimana rasa cinta itu datang kepada mereka untuk saya.  Saya belum pernah melihat mereka sebelumnya.  Mereka bertemu saya baru satu kali dan mereka berusaha menyerang saya dengan cinta yang mereka miliki.  Darimanakah cinta ini datang? Cinta datang dari kekuatan rahasia iman, dari sebuah jalur rahasia Nabi SAW,  dan datang dari hati ke hati.  Hanya hati yang mengerti apa yang saya maksudkan.  Ya, ini penting. Kami memohon agar rasa cinta ini menjadi hal umum bagi semua komunitas muslim.  Mereka pasti jatuh cinta. 

Pemimpin suku Quraisy mendatangi paman Nabi SAW dan berkata, “Katakan kepada keponakanmu kalau kami akan memberikan semua yang dia mau.  Kami akan memberikan dia apapun yang dia inginkan dari harta kami dan dari anak-anak perempuan kami.  Ya, kami bahkan akan menjadikan dia sebagai raja kami.  Dengan satu syarat yaitu dia harus berhenti berdakwah.”  Paman Nabi SAW memberitahukan hal ini kepada beliau dan Nabi SAW  menjawab, “Walaupun mereka memberikan aku matahari di tanganku dan bulan di tangan lainnya, aku tidak akan menghentikan dakwah, dan aku tidak menginginkan apapun dari mereka untuk dakwah yang aku lakukan.” 

Itulah fondasi dari Islam dan Nabi SAW mengajarkannya kepada Sahabat. Mereka hanya berkata, “illahi anta maqshudi” (Oh Tuhanku, kami hanya memohon keridaan-Mu, jika Engkau rida kepada kami, itulah puncak tujuan kami, tidak ada lainnya).  Dalam dakwah, kami tidak meminta apapun dari kalian, baik untuk diri kami sendiri ataupun untuk orang lain di negara kami.  Tujuan saya adalah Cinta Ilahi yang ada di dalam hati saya dapat diraih oleh hati orang-orang beriman.  Apakah menurut kalian cinta yang ada dalam hati kita tidak cukup untuk semua bangsa?  Jangan berprasangka.  Bahkan apabila satu hati mencapai Cinta Ilahi, cinta dari hati tersebut akan cukup untuk mencapai hati semua bangsa. 

Kalian pasti telah mendengar tentang sumur air Zam Zam. Meskipun jika semua bangsa telah menggunakan air itu, sumurnya tidak akan pernah kering.  Itu tidak mungkin. Begitu juga dengan hati, ini lebih penting.  Cinta Ilahi yang mengalir di hati kita sudah cukup bagi semua hati manusia dari semua suku bangsa.  Jika Allah SWT berkehendak (Insya Allah) kami memohon—apa yang telah Allah SWT anugerahkan kepada saya dan kalian—dan kita memohon agar kita dapat membuat Cinta Ilahi dapat dicapai oleh semua manusia dan dengan ini membuat mereka hidup, tidak pernah mati dan hidup abadi.  Fatiha

Wa min Allah at tawfiq

No comments: