03 May 2009

Meminta dan Menerima

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

Damaskus, Suriah: 16 April 2002 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin 

Tidak baik bagi seorang murid untuk bertanya pada Syekh-nya. Saat kami berbicara, kalian akan menemukan jawaban-jawabannya melalui asosiasi-asosiasi (shuhba) kami.  Pertama-tama, kalian harus berusaha untuk bersama dengan Allah 'Azza wa Jalla, dan siapa yang ingin bersama Allah 'Azza wa Jalla haruslah suci. Dan kesucian dimulai dengan mengatakan, "A’uudzu bi-llaahi minasy syaithaanir rajiim", karena siapa yang bersama Setan adalah kotor; ia tak dapat bersama Allah SWT.  Allah SWT tidak akan menerima orang itu. Dan setan selalu ingin mendekati kalian; ia suka untuk selalu menyertai kalian, sehingga ia tidak akan membiarkan kalian bersama Allah SWT.  Untuk apa setan mengejar-ngejar manusia? Untuk menaklukan manusia, menguasai hati mereka, agar mereka tidak lagi mampu berpikir tentang Allah SWT—karena telah dikuasai oleh setan. Ini adalah sebuah gelas. Jika ia penuh, kalian tak dapat menaruh apapun lagi ke dalamnya.  Jika hati kalian dipenuhi oleh setan--bagaimana mungkin ia bisa diisi untuk Allah SWT?  Adakah ruang tersisa di hati kalian? Tidak mungkin.  Karena itulah Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mereka meninggalkan setan, agar mereka mengusirnya, sehingga hati sang hamba akan siap dan sedia bagi Allah SWT. 

Mereka berkata tentang hidup abadi kita, semua Grandsyekh; dan semua ajaran mereka adalah dari Rasulullah SAW.  Mereka hanya berusaha untuk menyiapkan para hamba demi kehidupan yang abadi, untuk keabadian.  Mereka berkata bahwa (apa yang kalian minta) adalah tidak penting, sehingga saya pun bertanya pada kalian tentang apa yang kalian minta dari saya, karena kalian meminta (seperti) apa yang diminta seekor semut (dari seorang manusia), semut itu meminta sekeping kecil jerami atau roti atau hal-hal kecil semacam itu, meminta untuk ditunjukkan hal-hal tadi, dan mungkin sambil berkata, "Aku lapar, wahai manusia, hamba dari Tuhanku". Seekor semut hanya meminta hal-hal itu dari manusia, karena kapasitasnya adalah untuk itu. Dan jika Grandsyekh membiarkan (kalian) untuk meminta ini atau itu, hal ini tidak lain hanya seperti semut-semut yang meminta tadi. Bahkan seluruh dunia ini hanyalah bagaikan sekerat kecil roti bagi seekor semut. 

Karena itulah para Grandsyekh ingin agar mereka yang datang dan menerima, dari hadirin, (untuk meminta) buat kehidupan abadi, keabadian. Jangan meminta apapun. Duduklah dan dengar, simaklah. Jika kalian mendengar dan menyimak, maka kemudian kalian boleh bergerak dan berbuat. Jika kalian hanya mendengar dan menyimak, kalian tak dapat melakukan apapun? Kalian meminta Allah 'Azza wa Jalla dan rida-Nya, dan itulah tujuan tertinggi bagi hamba-hamba.  Seorang hamba hanya boleh bertanya, "Apakah Kau senang denganku?" Yang boleh diminta seorang hamba adalah hanya agar tuannya senang dengannya.  Dan target tertinggi, sasaran bagi hamba-hamba adalah untuk mencapai keridaan Allah Subhanahu wa Ta'aala, untuk membuat Tuhan mereka senang atas mereka.  Tak lebih dari itu. 

Sebagaimana Allah 'Azza wa Jalla berkata pada Penutup para Nabi SAW di malam Isra' Mi'raj, ketika beliau berada di Hadirat Ilahi, "Apa yang kau minta, wahai kekasih-Ku dan hamba-Ku yang paling terpuji? Jika cinta-Ku bersamamu--apa yang kau minta? Segalanya adalah untukmu. Aku senang denganmu dan untuk memberimu apa pun yang kau minta dan lebih dari itu, tak ada yang tahu." 

Seorang hamba harus mampu mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW, agar ia mampu mencapai suatu tingkatan, yang sesuai dengan tingkatan yang diinginkan dan dikaruniakan Allah SWT baginya- karena tak ada yang mampu mencapai tingkatan Rasul.  Tetapi, bagi setiap orang, ada tingkatan-tingkatan dan maqam yang tersedia bagi mereka.  Menurut tingkatan mereka masing-masing, Allah 'Azza wa Jalla memberi dengan Kebesaran-Nya, sesuai dengan tingkatan hamba-hamba-Nya, dengan bertanya, "Wahai hamba-Ku, apa yang kau minta? Akan Ku-karuniakan kepadamu dan apa yang kau minta tidak berarti apa-apa (dibandingkan dengan) apa yang Ku-berikan kepadamu." 

Karena itulah kami berusaha untuk memberikan sesuatu pada orang-orang untuk mendapatkan suatu pemahaman baru. Pemahaman lama adalah untuk masa lalu, sedangkan manusia zaman ini, manusia abad ini, membutuhkan ceramah dan asosiasi semacam ini agar tertarik. Kekuatan ini kini sedang menyala. Tadinya mati, dan kini muncul, dan kekuatan ini akan terus bertambah, tidak berhenti, tidak berkurang, tapi terus bertambah. Karena itu, ini adalah kabar baik buat kalian sebagai suatu permulaan. 

Kami telah dikirim ke Damaskus dan asosiasi (shuhba) kami saat ini di Damaskus tidaklah seperti di Siprus, Turki, Inggris, Timur atau Barat, karena menurut penampakan-penampakan Ilahiah yang muncul di Damaskus, yaitu tajali-Nya memang berbeda dari yang lain.  Tidak dapat dibandingkan. Dan kalian berdatangan dari jauh untuk mencapai dan mendengar hal-hal semacam ini. Kini, ia menjadi lebih berpengaruh pada kalbu dan pikiran kalian, lebih dari sebelumnya, karena waktu sedang berjalan, suatu perubahan pasti terjadi di muka bumi. Periode tirani, kegelapan dari kebodohan seperti malam yang tengah berlalu, dan kini siang hari, fajar tengah mulai memberikan cahayanya dan cahaya itu tak akan dapat dihentikan. Semua tirani telah meninggalkan Allah SWT dan membuat manusia menyembah mereka, bukan Allah SWT.  Dan manusia tengah berada di kegelapan malam, tak mengetahui apa itu hakikat.  Mereka bersama tiran-tiran ini, tapi kini akan menjadi jelas dengan siapa mereka dan apa yang telah mereka lakukan.  Dan semua perwakilan Setan dan pendukung-pendukung kerajaan saitan di muka bumi akan gemetar oleh cahaya-cahaya baru dari hari yang baru, periode yang baru, yang akan mencapai ke Sayyidina Mahdi AS dan 'Isa AS. 

Semoga Allah SWT mengaruniai kita kesempatan bersama mereka pada waktu itu nanti. Berdoalah untuk ini. Semoga Allah SWT mengampuni kita.

No comments: