22 July 2009

Perlunya Pembimbing

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

 

Thariqatunash shuhba wa-l khayrun fi-l jam`iyah. Tarekat kita berdasarkan asosiasi (shuhba), dan semua kebaikan berada dalam kebersamaan.  Ini adalah ucapan dari Syah Naqsyband QS, pendiri dan pilar utama dari Tarekat Naqsybandi yang mulia.  Semoga Allah SWT memberkatinya dan menjadikannya lebih dekat dengan-Nya.  Wa kuunuu ma'a ash-shadiqin, ‘tinggallah bersama dengan orang-orang yang benar.’  Ini adalah perintah suci.  Allah SWT mewajibkan kita untuk mencari salah satu hamba-Nya yang benar dan kemudian mengikuti jejaknya.  Kita hidup di masa di mana sebagian besar orang mengikuti ego atau hawa nafsunya.  Janji-janji mereka sangat menggiurkan.  Jika memungkinkan, kita selalu ingin mengikuti jalan yang paling mudah dan paling menyenangkan bagi kita, bagi ego kita.  Namun demikian hal ini sangat berbahaya, karena ego tidak pernah mengantar kita ke jalan yang benar.  Ia lebih menyukai kebohongan, karena ia tidak termotivasi oleh kebenaran, melainkan oleh keuntungan dirinya sendiri.  Barang siapa yang ingin menemukan kebenaran, ia tidak dapat mengikuti egonya.  Jalan yang lurus sempit sedangkan jalan kebohongan sangat lebar.  Ego lebih menyukai jalan yang lebar itu karena ia tidak ingin membuat suatu komitmen, ia lebih senang mencicipi sedikit di sini, di sana—ini dan itu.  Untuk mengikuti jalan yang benar, kalian harus mempelajarinya.  Dan untuk itulah kalian memerlukan seorang pembimbing.  Kalian tidak bisa menjadi pembimbing bagi diri kalian sendiri, karena ketika kalian tengah sendiri, setan dan bala tentaranya akan menyerang kalian.  Kalian tidak dapat melarikan diri, karena mereka akan berusaha mendapatkan kalian dan memaksa kalian untuk mengikuti mereka, suka atau tidak.  Sekali kalian mengikuti mereka, kalian akan habis.  Tetapi jika kalian berada di lingkungan orang-orang yang saleh, setan dan para relawannya tidak akan mendekati kalian, karena mereka takut akan keramat atau kekuatan Ilahiah dari orang-orang (suci) semacam itu.  Jadi, biarkanlah seorang pembimbing sejati membimbing kalian sepanjang hidup kalian.  Tanpa pembimbing, hidup kalian akan sangat berbahaya.  Setiap kali kita meninggalkan jalan-Nya, kita akan dihukum.  Hukuman ini bisa datang dengan segera atau belakangan, tetapi yang jelas tidak dapat dihindari.  Semua penderitaan dan kesedihan yang diderita oleh umat manusia adalah akibat dari kelalaian mereka yang tidak mengikuti orang-orang yang benar (para shidiqin).  Mereka tidak lagi mengetahui apa yang terjadi pada mereka dan mengapa hal itu terjadi.  Itulah penderitaan mereka yang sesungguhnya—bukannya apa yang menimpa mereka, tetapi ketidaktahuan mereka mengapa hal itu terjadi dan apa hikmah dari peristiwa itu.  Jika mereka mengikuti orang-orang yang benar, mereka akan tahu bahwa segala yang terjadi pada diri mereka adalah untuk kebaikan mereka sendiri.  Karena mereka akan mengetahui bahwa tidak ada kejadian yang terjadi tanpa kehendak dan tanpa sepengetahuan Tuhannya dan dengan demikian mereka akan merasa puas dan mampu menerimanya walaupun kejadian itu sangat sulit dan tidak menyenangkan.  

Kita mungkin tidak memahami hikmah yang terkandung di dalam suatu peristiwa, tetapi kita tahu bahwa ada suatu hikmah di dalamnya.  Barangsiapa yang dapat mengenalinya, maka hatinya akan tenang, karena dia tahu bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan baik.  Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita, dalam semua Kitab Suci, sejak Adam AS hingga Sayyidina Muhammad SAW dan kepada seluruh Nabi, “Ya ayyuhal ladziina amanut-taqullaha wa kuunu ma’ash-shaadiqiin.” Tak ada yang berubah dengan ayat ini, “Wahai orang-orang yang beriman, tinggalah bersama orang-orang yang benar (jujur).”  Ini adalah suatu kebenaran, baik dulu, sekarang, maupun sampai Hari Kiamat.   Siapa di antara kalian yang ketika bangun berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhanku, biarkanlah aku bertemu salah satu hamba-Mu yang benar pada hari ini”? Siapa yang memohon kepada-Nya, “Wahai Tuhanku, biarkanlah aku menemukan sahabat-Mu yang tersembunyi, salah satu dari Awliya-Mu”!  Barangsiapa yang mencari, ia akan menemukan, dan barangsiapa yang meminta ia akan dikabulkan.  Hati orang-orang yang benar suci dari semua kejahatan dan segala penyakit.  Penyakit hati membawa kematian, yaitu kematian yang meninggalkan jasad.  Ketika kita meninggal, kita akan pergi menuju kehidupan sejati.  Kita tidak datang ke alam ini hanya untuk makan, minum, dan memuaskan hasrat seksual kita.  Alasan hakiki kita berada di sini adalah untuk menemukan kehidupan sejati.  Tak seorang pun yang menemukan kehidupan sejati bila hatinya sakit.  Ketika hatinya telah disembuhkan, barulah ia menjalani kehidupan sejati, karena rahasia dari kehidupan sejati terpendam di dalamnya.  Orang yang hatinya tidak mati, tubuhnya tidak akan menjadi debu.  Menjaga kebersamaan dengan orang-orang yang sejati adalah dengan jalan berada bersama orang-orang yang seluruh hatinya baik.  Dengan cara ini, hati kalian dapat disembuhkan.  Siapapun yang telah menemukan kehidupan sejati dalam kehidupan ini, tubuhnya akan tetap utuh dalam kuburnya seperti halnya ketika ia masih hidup.   Di Hari Kebangkitan dia akan muncul dari kuburnya dengan tanda `ala manaabirin min nuur, ‘duduk dalam singgasana yang bercahaya'. Adakah sesuatu yang lebih penting daripada mencari kehidupan yang sejati?  Jangan katakan, “Bagaimana aku bisa bertemu dengan orang-orang yang benar ini?”  Hati kalian akan mengatakannya kepada kalian.  

Wa min Allah at tawfiq

No comments: