10 September 2010

Catatan Khotbah Iedul Fitri 1431

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q)

Burton, MI: 9 September 2010

As-salaam alaykum, alhamdulillah nasta`iinahu wa nastahadii... Allahu akbar alhamdulillah... ala diin al-islam haytsu awhaahu ila sayyidil al-mustafa alayhis salaam

alhamdulillah ir-rabil-`alamiin ala niamihi adz-dzahiri wa-lbatinah haytsu qal fi'l-quran al-kariim wa ma arsalnaka illa rahmatan lil-`alamiin

alhadulillah katsiira, alhamdulillahi alldzii syarafana bi'n-nabiy waladi `adnan...

nasykuruhu ta`ala ala irsalaaihi an-nabiy haytsu qala:... wa da`iin il-Allahi wa sirajan muniira

wa nashadu an la ilaha ill-Allah Muhmmadan abduhu wa habiibuhu wa rasuuluh. allahu akbar, allahu akbar wa lillahil-hamd.

allahu akbar ala kull man takabbara wa tajabbar. ya sayyidii ya rasuulullah min hadza al-minbar asy-syariif nasal an yaqbul hadza ...

pujian kepada empat khalifah abwa naquul tuuba lakum ya ma`ashar al-muslimiin inna lana min al-rukn ghayr muhaidimi, wa nasal Allah an yataqabal minna siyamana wa ibaditina. Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar wa lillahi ala-hamd

wa yakuun al aan hajman `ala al-islam wa nasal Allah farajan ala al-muslimiin.

Wahai Muslim, Mukmin, apapun itu, apapun yang diambil, Muslim Sunni atau Muslim Syiah atau Muslim Sufi, atau Muslim Ahlul Hadis, Muslim Wahhabi, Muslim Deobandi, apapun, kita semua adalah Muslim, kita tidak bisa terima penghinaan terhadap kitab suci kita. Itu adalah kitab suci Al-Qur’an yang Allah turunkan di bulan ini kepada Sayyidina Muhammad (s). Itu tidak bisa diterima, sebagaimana kita juga tidak terima bila ada orang yang menghina apa yang Nabi Isa (a) bawa bersama Injil dan kita tidak bisa terima bila ada yang menghina apa yang dibawa Musa (a) dengan Tauratnya.

Kita tidak bisa menerima penghinaan terhadap kitab suci, yang meliputi Al-Qur’an, Injil, Taurat dan Zabur dan di mana Sayyidina Jibril (a) bertanya kepada Nabi (s) dalam hadis yang sangat terkenal, “Apakah iman itu?” dan beliau menjawab, “Percaya kepada Allah (swt) dan para malaikat-Nya, kitab suci-kitab suci-Nya, termasuk Zabur, Injil, Taurat dan Al-Quran, dan para utusan-Nya.”

Kita sebagai Muslim tidak pernah menghina nabi mereka, Sayyidina Isa, tetapi mereka menghina nabi kita dan kita tetap diam. Kini mereka menghina kitab suci Al-Qur’an kita padahal kita selalu menghormati kitab suci Injil dan kitab suci Taurat. Kita meminta kepada President negeri ini untuk menghentikan penghinaan kepada kitab suci Al-Qur’an karena itu bisa memicu kekerasan di seluruh dunia. Dan negeri-negeri Muslim di seluruh dunia marah dengan hal itu, dan itu bukanlah kebebasan beragama. Anda tidak bisa membakar konstitusi atau kitab suci tertentu. Anda akan memicu kekerasan di dunia Muslim. Ketika kartun Nabi (s) muncul, banyak kekerasan terjadi di dunia, bagaimana menurut kalian jika seseorang tiba-tiba membakar kitab suci Al-Qur’an. Allah (swt) akan membakarnya. Allah (swt) membela umat Mukmin dan jika dia adalah seorang yang beriman, dan berpikir bahwa ia adalah orang beriman, maka Sayyidina Isa (a) tidak pernah menerima; jika seseorang menamparnya di (pipi) kiri, beliau memberikan pipi sebelahnya. Beliau tidak pernah menentang Taurat dan Muslim mendukung Injil, mereka mendukung Injil yang telah diturunkan kepada Sayyidina Isa (a).

Jadi dari tempat yang sederhana ini, kita meminta mereka, kita adalah sebuah kelompok kecil, tetapi kita adalah orang yang cinta damai, kita tidak ingin melihat aksi pembakaran al-Qur’an tersebut, yang bisa menimbulkan bahaya karena Allah (swt) akan memberikan balasan-Nya.

Dan saya ingatkan kepada kalian, apa yang terjadi di Pakistan, ketika mereka menghancurkan makam seorang wali besar, Ali al-Hujwiri (q), Allah (swt) menghukum mereka dengan banjir dan banyak sekali orang yang tewas dan banyak sekali orang yang kehilangan rumah dan tempat berteduh. Kami mengingatkan mereka bahwa Allah (swt) akan memberikan balasan-Nya. Kita bukanlah orang yang akan melakukan balas dendam. Kami belajar dari Sayyidina Isa (a) di mana bila seseorang menampar pipi kiri kita di sebelah kanan, maka kita berikan pipi yang kiri. Kita adalah orang-orang sufi. Allah (swt) tidak tidur, jika seseorang datang menentang-Nya, maka Dia akan menunjukkan apa yang bakal ia dapatkan.

Kini, wahai Muslim, kalian harus mendukung dunia Muslim dan mengirimkan pesan ke Gedung Putih untuk menghentikan aksi itu dan semoga Allah (swt) menyelamatkan umat Muslim. Dan ini adalah tanda Hari Kiamat; sebagaimana ketika Nabi (s) ditanya tentang tanda-tanda Hari Kiamat: kebodohan akan merajalela. Lalu apa yang lebih bodoh daripada membakar kitab suci Al-Qur’an? Tindakan rasis apalagi yang lebih parah daripada membakar kitab suci Al-Qur’an? Dan mereka mengatakan bahwa itu adalah kebebasan beragama. Kebebasan apa itu, apakah ini yang diajarkan oleh Jesus kepada kalian?

Allah (swt) akan memberi masa-masa sulit kepada setiap orang yang melakukan hal tersebut. Allah (swt) menurunkan kitab suci Al-Qur’an kepada Nabi suci (s) dan berfirman, “Wa najmi idza hawa.. maa yantiqu `anil-hawa. Aku bersumpah demi bintang ketika terbenam, bahwa Ya Muhammad (s), engkau tidak pernah sesat dan engkau tidak pernah mengikuti hawa nafsumu.” [53:1-2]. Maa yantiqu `anil-hawa. Beliau tidak pernah bicara dari hawa nafsunya sendiri, in huwa illa wahiyun yuuhaa, apa yang beliau katakan, itu adalah wahyu. Sebagaimana kita mengatakan bahwa Jesus mendapatkan wahyu, kita juga mengatakan bahwa Sayyidina Muhammad (s) mendapat wahyu, tetapi pendeta kalian yang membakar Al-Qur’an tidak mendapatkan wahyu. Allah (swt) akan membakar tangannya dan kalbunya. Ia membawa kekerasan untuk hal yang sia-sia.

Saya tidak bicara tentang Ground Zero. Bukan itu, tetapi yang penting adalah kitab suci Al-Qur’an. Hal lain, sudah banyak tangan di sana . Dan mereka yang meletakkan di sana dapat memberi komentar mengapa mereka meletakkannya di sana . Tetapi untuk kitab suci Al-Qur’an kita, tidak. KITA harus berdiri dan kita harus menyampaikannya. Jika mereka mendengar, mereka mendengar; jika tidak, mereka tidak mendengarnya, tetapi jika tidak, kita ucapkan, “Allahumma fashhad innii qad balaghta. Ya Allah, Engkau adalah saksiku bahwa aku telah menyampaikan pesanku.” (3x) dan setiap Muslim harus menyampaikan pesan ini dan menyakinkan bahwa aksi ini tidak terjadi. Jika itu terjadi, maka ini adalah salah satu tanda Hari Kiamat, di mana Nabi (s) bersabda, “Yakthur al-jahl wa yurfa`ul-`ilm, kebodohan merajalela dan ilmu diangkat.” Dan para Sahabat bertanya, “Akankah kitab suci Al-Qur’an diangkat?” Qur’an itu sudah berada di tangan mereka, dan ia akan diangkat dan dibakar. Apakah mereka menyaksikan hal itu? Dan Nabi suci (s) tidak ingin menyebutkan hal itu kepada mereka karena beliau tahu bila beliau menyebutkannya kepada mereka, mereka akan melakukan kekerasan kepada setiap orang, jadi beliau menutupinya. Beliau (s) mengatakan bahwa Allah (swt) tidak akan mengangkat kitab suci al-Qur’an, tetapi dengan wafatnya para ulama, kebodohan menjadi merajalela di bumi karena tidak ada pengganti bagi para ulama itu, sehingga ilmu akan semakin berkurang dan berkurang.

Di masa lalu Sayyidina Abdul-Khaliq al-Ghujdwani (q) mempunyai seorang murid yang kaya raya. Ia ingin menunjukkan hormat dan cinta kepada syekhnya, kepada ajarannya. Ia membuat sebuah tempat untuk menyimpan kitab suci Al-Qur’an dan dihiasi sepenuhnya dengan emas dan ia meletakkan kaca di ruangan itu untuk menyimpan kitab suci Al-Qur’an, lemari kaca agar bisa dilihat apa yang ada di dalamnya, dan ia letakkan kitab suci Al-Qur’an di sana dan mengundang syekhnya untuk datang dan melihatnya. Dan ketika Syekh melihat kehormatan yang diberikan orang itu terhadap kitab suci Al-Qur’an, al-Qur’an itu mulai bicara kepada Sayyidina Abdul-Khaliq al-Ghujdwani (q). Al-Qur’an tidak diam, ia adalah kitab yang bisa bicara. Ketika kalian mencapai level kewalian, kalian dapat mendengar Al-Qur’an bicara. Ketika kita membacanya dengan suara keras, kita mendengarnya. Tetapi wali dapat mendengar Qur’an membaca dirinya sendiri. Jadi ketika orang itu meletakkan Qur’an di sana, Qur’an itu mulai membaca dirinya sendiri dan beliau (Syekh Abdul Khalid al-Ghujdwani (q) mendengarnya. Kalian tidak boleh meletakkan Qur’an di lantai, sebagaimana yang kita lihat sekarang. Di masa lalu dan masih ada sampai sekarang, di Maroko dan beberapa negara seperti Suriah, Turki, mereka meletakkan Qur’an di kantong yang bagus dan menggantungnya di tempat yang bagus di rumahnya. Saya melihatnya di banyak tempat di Mesir, Turki dan Afrika Utara. Sayangnya kini kita melihat, mereka meletakkan dan kita juga melakukan hal yang sama, meletakkannya di dalam lemari. Dan kita harus meletakkan Qur’an di kepala kita. Pada saat pertikaian antara Sayyidina Ali (r, kw) dan Sayyidina Muawiyah (r), mereka mengangkat kitab suci Al-Qur’an dengan tombak dan pertikaian itu berhenti.

Jadi, wahai Muslim berhati-hatilah, kita mempunyai tantangan. Dan kita tidak mampu melakukan sesuatu, tetapi kita memohon kepada Allah, “Ya Allah, ada seseorang yang ingin membakar kitab suci-Mu. Bakarlah tangan-tangan mereka.” Sebagaimana kakek Nabi (s) ketika Abrahah datang untuk menghancurkan Rumah Suci Allah. Beliau berkata, “Aku adalah orang yang cinta damai, yang tidak bisa bertempur. Ya Allah, pertahankanlah Rumah-Mu, lalu apa yang terjadi? Allah (swt) mengirimkan burung-burung untuk melempari mereka, para tiran, dengan Abaabiil, burung hitam dari sisi Jeddah, dari lautan di atas Rumah Allah. Burung yang masing-masing membawa 3 kerikil, 2 di cakar dan satu di paruhnya. Dan dari api neraka, Allah (swt) mengirimkan batu-batu kerikil itu untuk menghancurkan mereka.

Wahai kau, pendeta! Kau membakar kitab suci Al-Qur’an dengan api dunia, tetapi Allah (swt) akan membakarmu dengan Api Neraka. Wa ja`alahum ka`asfin maakuul. Dia membuat mereka benar-benar hancur sementara Rumah (Ka’bah) masih ada. Sebagaimana mereka kini mempunyai bom (rudal) yang membakar semua makhluk hidup dan hanya meninggalkan gedung-gedung saja. Itu adalah teknologi surgawi.

Wahai manusia, kita adalah orang-orang yang dapat memberi toleransi, toleransi dan toleransi; tetapi ketika sampai kepada Al-Qur’an dan kepada Allah (swt), Dia tidak akan membiarkannya. Dia mungkin akan memberi waktu, tetapi pembalasan-Nya akan tiba. Semoga Allah (swt) memberikan pembalasan-Nya. Semoga Allah (swt) menyelamatkan kita dari fitnah besar ini dan sebagaimana waktu berjalan, berikutnya akan ada lebih banyak fitnah yang akan datang.

Wahai Muslim, berbahagialah sekarang, di mana kalian telah menyelesaikan puasa di bulan suci Ramadan. Dan Sayyidina Musa (a) bertanya, “Qala Musa ya rabbii akramtanii bi takliim, Engkau memuliakan aku untuk bicara dengan-Mu tanpa perantara. Apakah Engkau memberikan kepada seseorang sebelum atau sesudahku. Dan Allah (swt) mewahyukan kepadanya, “Aku mempunyai hamba yang muncul di Hari-Hari Akhir di mana kehidupan di bumi ini akan berakhir dan Aku akan memuliakan mereka dengan bulan Ramadan, fa akuuna aqraba li ahadin mink. Aku akan lebih dekat dengan mereka daripada denganmu, karena puasa mereka di bulan Ramadan. Engkau bicara dengan-Ku dan di antara Aku denganmu ada 70.000 hijab. Engkau minta untuk melihat-Ku, tetapi engkau tidak sanggup. Tetapi ketika umat Muhammad (s) berpuasa hingga bibir mereka menjadi putih dan muka mereka menjadi kuning (pucat, karena tidak ada darah di sana ), arfa`ul-hujub. Aku akan mengangkat hijab-hijab ini yang Aku tidak lakukan kepadamu, tetapi Aku mengangkatnya untuk mereka pada saat waqti iftaarihim, pada saat berbuka puasa. Itulah sebabnya Nabi (s) bersabda, “Ajiluu bil-iftaar.” “Berbukalah sesegera mungkin.” Karena kita ingin agar hijab-hijab ini diangkat sesegara mungkin, karena sedetik di Hadirat Ilahi akan dihitung dan Nabi (s) ingin agar umatnya mengambil manfaat sebanyak-banyaknya.

Dan Yaa Musa (a), kabar baik bagi orang yang merasa haus dan perutnya lapar di bulan Ramadan. Ini adalah yang paling Ku-cintai, dan Aku akan membalasnya dengan pahala yang tak terhingga. Dan Ka`b al-Ahbar (r) berkata, dan beliau adalah orang yang selalu menulis segala sesuatu yang berasal dari Jesus (a) dan Musa (a) dan beliau menulis bahwa Allah (swt) berjanji pada Diri-Nya sendiri bahwa Dia tidak akan menolak doa orang-orang yang berpuasa. Orang yang berpuasa doanya akan dikabulkan. Wahai Musa (a), Aku akan menurunkan dan mengirimkan ilham ke seluruh langit dan bumi dan kepada burung-burung dan binatang-bintang untuk memintakan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadan.

Wahai Muslim, kini kalian telah menyelesaikan puasa kalian dan Allah (swt) akan membalasnya. Dan saya akan membacakan ini: man fattara saa'iman dan inilah yang kalian lihat di seluruh dunia kini, lebih banyak daripada sebelumnya: barang siapa yang memberikan makanan kepada orang yang berpuasa, satu orang, sepuluh, 100, 1000 orang, berapa pun itu, di bulan Ramadan dari pendapatan yang halal, shallat alayhi al-malaikati layali ar-Ramadan. Para malaikat akan memuji dan mengirimkan berkah bagi orang itu sepanjang bulan Ramadan.

Jadi apa tugas kita? Jika kita memberi makan 1o orang di bulan Ramadan, kita memohon agar kita bisa memberikannya lebih banyak, dan berikan kepada 100 orang, walaupun sedikit, itu akan bertambah. Undanglah orang untuk makan di rumah kalian di bulan Ramadan karena para malaikat akan berdoa untuk kalian dan Jibril (a) akan berdoa untuk mereka.

Sekarang kita melihat mawaid ar-rahman bahwa meja-meja dari orang yang dermawan, mereka letakkan di mana-mana dan ribuan orang datang dan makan. Seperti itulah di sepanjang jalan di negeri-negeri Muslim. Semoga Allah (swt) mengampuni kita. Semoga Allah (swt) mengambil kesulitan itu, penderitaan yang menimpa kitab suci Al-Qur’an itu berbahaya, semoga Allah (swt) menghilangkannya, Allah (swt) tidak senang dengan hal itu.

Allahu Akbar Allahu Akbar la ilaha ill-Allah. Allahu Akbar wa lillahil-hamd.

Allahu Akbar Allahu Akbar la ilaha ill-Allah. Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahil-hamd.

Alhamdulillah wash-shalaat was-salaam ala Nabiyih... Inna allah wa malaikatihi yushaluuna `ala an-nabiy. ya ayyhuladziina amanuu shalluu alayh.

Bayangkan bahwa Nabi (s) melihat kalian. Kita berada dalam hadiratnya dan hadirat para awliya.

Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa `ala aali Sayyidina Muhammad (s). ... as-salaam alayk ya Sayyidina ya Rasuulullah. ..

Alhamdulillahi alldzii astandana `ala kulli jabarn aniid, Allahumma alayk bihim

No comments: