01 September 2010

Karakteristik `Abdaal

Serial Hierarki Awliya, Vol 2
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani
As-Siddiq Mosque, Burton, MI
Bakda Ashar, 14 Agustus 2010/Ramadan 1431

A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.

Athi`ullaha wa athi`u 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum.
Patuhi Allah, patuhi Nabi dan patuhi mereka yang mempunyai otoritas atas kalian.
(4:59)

Dalam suhbahsebelumnya kami menyebutkan tentang Sayyidi Syekh Shadzili (q),
salah satu awliyaaterbesar bertahun-tahun yang lampau. Beliau adalah salah satu
kutub, seperti Kutub Utara atau Selatan. Tetapi kita tidak mengatakan "Kutub
Timur" dan "Kutub Barat." Mengapa kita mengatakan “Kutub Utara” dan “Kutub
Selatan”? Bagaimanapun Allah (swt) telah menciptakan para awliyaullah-Nya dan
membuat mereka berada dalam derajat yang berbeda-beda. Dan setiap wali tidak
melanggar batasannya; ia tahu di mana ia berdiri dan ia senang dengan apa yang
diberikan oleh Allah (swt) Mengapa mereka tidak melanggar batasan mereka? Ada
hikmah di sana. Allah (swt) meletakkan di dalam kalbu mereka suatu kondisi di
mana mereka telah mencapai level puncak, titik puncak, dan mereka merasa bahwa
mereka telah berada di level tertinggi. Meskipun mereka berada di level yang
lebih rendah, bagi mereka itu bagaikan level tertinggi. Itulah sebabnya mereka
merasa puas dan senang, kalau tidak akan timbul semacam keluhan yang tidak dapat
diterima dari wali tersebut, di mana ia ingin melihat derajat dari wali-wali
lainnya. Jadi Allah (swt) menyembunyikan mereka satu sama lain dan memberi
mereka perasaan bahwa mereka telah mencapai posisi tertinggi.


Itulah sebabnya mengapa ada 124,000 walidan setiap orang berpikir bahwa ia
mengambil langsung dari Nabi (s). Tetapi pada realitasnya mereka mengambil dari
seseorang langsung yang mempunyai derajat di atasnya, dan mereka semua akhirnya
menerima dari Ghawts, al-Fard al-Jami`, yang membawa semua orang bersama. Tidak
bisa ada dua atau tiga yang membawa semuanya, melainkan hanya satu. Kemudian
menurun ke level di mana Allah (swt) memperlihatkan keindahan dari alam Jamal,
Yang Maha Indah, ketika itu dibuka, mereka melihat segalanya indah, tidak hanya
di bumi, tetapi juga di alam semesta, dan ketika mereka mencapainya, mereka
tidak bisa melihat yang lain, kecuali semuanya indah. Orang mengatakan ada
persaingan di dunia seni, siapa yang menjadi seniman terbaik? Dari lukisan
mereka, kalian dapat melihat bahwa seniman ini lebih baik daripada yang lain.
Ketika awliyaaullahmelihat keindahan dari apa yang Allah (swt) ciptakan, mereka
tidak lagi melihat segala sesuatu itu tidak indah, sehingga mereka tertarik
dengan keindahan yang Allah (swt) letakkan di bumi dan langit.


Ketika kalian mengagumi orang, ketika kalian membuka hati kalian untuk mencintai
orang karena kalian melihat keindahan itu, kalian menyambut mereka dengan tangan
kalian dan kalian akan menawarkan apa yang dapat kalian berikan kepada mereka
dalam hidup mereka. Keindahan yang kalian lihat pada mereka adalah benih yang
Allah letakkan, tajali kecil yang nampak pada mereka. Itulah sebabnya wali akan
menjadi magnet bagi mereka dan bahkan satu penglihatan darinya kepada mereka
akan menghilangkan kesulitan-kesulitan mereka. Dan waliitu akan mentransfer
keindahan itu ke dalam kalbu mereka dan memberi mereka injeksi spiritual, jadi
pada Hari Penghisaban mereka akan berada di bawah kendalinya. Tidak hanya Allah
(swt) memberi mereka keindahan untuk digunakan untuk mencapai sejumlah maksimum
orang, tetapi Dia juga membuat mereka menempuh perjalanan ke seluruh alam
semesta dan bumi ini, dari satu tempat ke tempat lain, untuk melihat dan
menjumpai lebih banyak orang baik yang tersesat, maupun yang tidak, lalu membawa
mereka ke Haziirat al-Jamal "Taman Keindahan." Jika seseorang memasuki Taman
Keindahan, mereka tidak dapat keluar lagi dari situ.


Kelompok awliyaullahyang berada di bawah ghawts adalah lima qutb (kutub) di mana
Allah (swt) menciptakannya di dunia ini untuk menarik orang sebanyak-banyaknya
melalui perjalanan mereka. Mereka mempunyai kekuatan untuk melakukan perjalanan
menembus dimensi spiritual dan mereka mempunyai kekuatan untuk melakukan
perjalanan di bumi. Mereka dapat bergerak melalui kekuatan surgawi dan duniawi
dan menurut hikmah Allah (swt), mereka mengikuti kedua jalan ini. Allah (swt)
telah membuat hati mereka sebagai tempat di mana mereka dapat melihat
rahasia-Nya, wa atla`tahum `alaa syams asraarahum.Dalam setiap rahasia ada
matahari yang bersinar dan setiap rahasia telah diberikan kepada salah satu di
antara mereka. Kalian tidak bisa mendapat rahasia yang sama yang dimiliki oleh
orang lain, kalau begitu itu bukan rahasia lagi namanya. Allah (swt) memberi
setiap orang rahasia tertentu yang harus diikuti agar mencapai `iraadatullah
(semangat untuk Realitas Allah). Dia membuat jiwa mereka suci dan mereka
sanggup menerima rahasia-rahasia ini dari langit. Dan mereka mempunyai tubuh
duniawi yang dengan tubuh itu mereka dapat menyampaikan pesan yang Allah (swt)
kirimkan kepada mereka melalui Nabi Muhammad (s).


Allah (swt) memberi kepada lima qutbini,dengan ghawts, yang keenam di antara
mereka, kemampuan untuk menambang. Ketika kalian mencari berlian, kalian
menambang. Kalian mungkin akan masuk ke dalam tanah sedalam tiga ratus atau
tiga ribu kaki untuk menemukan berlian. Allah (swt) memberi mereka kekuatan
menambang dalam kalbu manusia, untuk menghilangkan apa yang buruk dan jahat dan
memasukkan apa yang baik. Jangan meremehkan kekuatan seorang wali, mereka mampu
mencapai seseorang dari mana saja, tetapi mereka lebih suka memperlihatkan
kehadiran fisik mereka, untuk bertemu dengan lebih banyak orang yang memerlukan
dukungan, dan mereka mendukung orang-orang itu. Allah (swt) memberi mereka
Quwwat al-Mujaahadah, Kekuatan untuk Berjuang, dengan mengalahkan Setan dan
meletakkan haqq(kebenaran) dalam kalbu manusia. Hidup mereka adalah sebuah
perjuangan. Mereka tidak hanya duduk, seperti kebanyakan orang yang malas dan
hanya mempunyai perhatian pada dunia ini tetapi tidak memperhatikan kehidupan
lainnya. Jadi Allah (swt) telah meletakkan Kekuatan untuk Berjuang di dalam
kalbu kelima qutb, untuk melawan Setan, menghilangkan kebatilan dan meletakkan
yang haqq di dalam kalbu manusia, dan mereka dapat melakukan hal ini dengan
kekuatan dalam mata mereka.


Sayyidina Ahmad al-Badawi (q) menutupi matanya karena orang yang melihat ke
dalam matanya menjadi pingsan. Ketika ia mencapai level tertinggi yang dapat
dicapai, seorang qutbmendatanginya dan berkata, “YaaAhmad! Kau memerlukan
amanatmu, kunci untuk pintu itu, aku memilikinya."

Ia berkata, "Aku tidak memerlukan kunci darimu, aku memerlukan kunci dari
Allah."

Qutb itu berkata, “Baiklah, cobalah untuk mendapatkannya (sendiri)!”
Karena ia meminta kunci itu dan qutb itu lenyap. Akhirnya Ahmad al-Badawi (q)
mendengar sebuah suara yang masuk ke dalam kalbunya, “Yaa Ahmad! Jika engkau
menginginkan kunci itu, Kunci-Ku ada pada qutb itu. Pegilah, temukan dia."
Lalu ia pergi selama enam bulan untuk mencari qutbitu tetapi ia tidak
menemukannya. Qutb itu tidak muncul, ia sebenarnya dekat dengannya, tetapi Ahmad
al-Badawi tidak dapat menemukannya. Qutbitu tidak memberi kuncinya, tetapi ia
malah mengambil seluruh ilmu Ahmad al-Badawi, karena itu didasarkan pada egonya.

Tunjukkan kepada saya sekarang, seseorang yang tidak mendasarkan ilmunya kepada
egonya. Para ulama sekarang begitu bangga dengan ilmu mereka sehingga mereka
ingin meletakkan titel “Doktor” di depan nama mereka. Mereka ingin titel ini
tidak hanya untuk dokter di bidang kesehatan, sehingga mereka semua adalah
`alaamah, seorang pir,profesor, doktor, dan ini semua berasal dari ego. Jadi
kebanyakan ulama sekarang membangun ilmu mereka berdasarkan ego mereka. Para
awliyaaullahmembangun ilmunya dari Samudra Nabi (s) yang Allah (swt) berikan
kepada mereka. Itulah sebabnya Imam Muhammad al-Busayri (r) berkata bahwa
setiap orang mengambil dari Samudra Nabi (s). Inilah tempat di mana kita
menyandarkan punggung kita, itulah tempat di mana `itimadkita berada, dukungan
kita berasal dari Nabi (s), tulang punggung kita, beliau mendukung kita.


Jadi aqtaadini adalah yang tertinggi dalam level mereka. Kita tidak akan
menguraikan hal itu sekarang, kita akan menuju sesuatu yang lain insyaa-Allah,
tetapi mereka adalah para awliya tertinggi, dan bila salah seorang pergi,
kursinya harus segera diisi; ia tidak boleh dibiarkan kosong. Kelimanya adalah:
Qutb, Qutb al-Bilad, Qutb al-Aqtaab, Qutb al-Irsyaad, Qutb al-Mutasyarrif. Mata
dari kalbu mereka, mata dari kepala mereka, perhatian mereka, mereka selalu
memandang pada ghawts. Mereka mengambil tugas harian mereka darinya dan ia
menghubungkan setiap orang kepadanya, dan ia mengambil perintah dari Nabi (s).
Dan itulah sebabnya, karena ada lima qutb,juga ada lima kelompok awliyaadi bawah
mereka, yaitu: Budala, Nujaba, Nuqaba, Awtad, dan Akhyar. Mereka melihat pada
perintah dari qutb, untuk dilaksanakan. Allah (swt) membuat mereka menjadi Ahlu
'l-Fadl, Orang-orang yang beroleh nikmat, dan Allah (swt) memberi nikmat kepada
hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu mereka harus meraih dan membagi kenikmatan
surgawi itu kepada setiap orang.


Jadi ada Ghawts, lima qutb dan di bawah kelima qutb ada lima kelompok yang
berbeda. Yang pertama adalah "Budala," yang Allah (swt) jadikan mereka sebagai
Ahlu'l-Fadl dan Dia membuat mereka begitu dermawan. Mereka harus berbagi dengan
semua orang, dan mereka tidak bertanya (tentang posisi seseorang); apakah orang
itu mengatakan kebenaran atau tidak, mereka memberikannya fii saabiilillah, di
Jalan Allah. Mereka selalu dalam keadaan istiqaamah, berada di Jalan Yang
Benar. Jika kalian melihat sesuatu dari mereka yang tidak kalian mengerti,
jangan merasa keberatan, kalau tidak kalian akan merugi; karena mereka bisa saja
melakukan sesuatu yang tidak masuk akal bagi kalian. Tetapi mereka tahu hikmah
di balik itu dan tujuan mereka adalah ke sana, karena mereka selalu dalam
istiqaamah, berada di Jalan Yang Benar, maka mereka tahu. Kalian tidak selalu
bisa berada di Jalan Yang Benar, kalian mungkin berada di jalur pengalihan atau
jalur keluar. Jalan tol adalah lurus dan ada banyak jalur keluar. Jika kalian
keluar, kalian tidak berada di jalan tol itu lagi. Kalian tidak dapat melihat
apa yang dapat dilihat oleh awliyaullah. Kalian keluar, mungkin pada jalur
keluar pertama, kedua atau ketiga. Awliyaaullahtidak keluar. Mereka tetap
berada di jalan tol yang lurus, Jalan Yang Lurus, Siraath al-Mustaqiim. Jadi,
ketika kalian keluar, kalian melihat dari jarak jauh, dan kalian mungkin tidak
melihat apa yang dilihat oleh waliyang berada di jalan tol tersebut. Jangan
mencoba untuk menimbang-nimbang apa yang waliketahui melalui pikiran kalian.
Karena Allah (swt) membuat para Abdaal ini untuk menyelamatkan mereka dari
imajinasi atau khayalan mereka. Takhallasuu min al-khayalaat,"Mereka membebaskan
kalian dari imajinasi/khayalan." Kita, orang-orang biasa penuh dengan khayalan,
seperti di padang pasir, kalian melihat fatamorgana, dan kalian berpikir bahwa
kalian melihat sebuah oasis atau sumur, tetapi ketika kalian lari mengejarnya,
kalian tidak mendapatkan apa-apa. Ini adalah wahm, imajinasi, khayaal. Seorang
wali akan melihat bahwa di sana tidak ada apa-apa. Itulah sebabnya kalian
memerlukan seorang pemandu, kalian tidak bisa sendiri.


Allah (swt) memberi mereka empat tugas yang berbeda yang bersifat fisik dan
empat lainnya yang tersembunyi dan bersifat spiritual. Tugas fisik pertama dari
para Abdaal adalah untuk tetap diam, mereka tidak bicara. Itu seperti apa yang
Sayyidina Ali (q) katakan. "Untuk melindungi diri kalian (dari dosa), pertama
adalah jangan bicara, as-samt." Ketika kalian bicara, kalian mulai menunjukkan
bahwa kalian tidak mengetahui apa-apa. Seperti apakah tidak bicara itu? Itu
bukan hanya tidak bicara kepada orang-orang, tetapi untuk membuat kalbu kalian
tidak bicara menentang orang lain dengan melemparkan suuw al-khaatir,
pikiran-pikiran buruk kepada mereka. Itu artinya, tidak hanya melalui lidah
kalian, tetapi samtharus dilakukan dengan lidah dan kalbu kalian. Berapa banyak
kita menuduh atau mengecam orang lewat kalbu kita dan berbicara buruk tentang
mereka? Gosip setani selalu masuk ke dalam kalbu kita atau pikiran kita dan
kita mulai mengatakan hal-hal yang tidak baik dalam haqq al-aakhiriin, hak-hak
orang lain. Jadi Allah (swt) memberi para abdaal kekuatan fisik untuk tetap
diam dan itulah sebabnya kalian tidak mengenal mereka, bisa jadi mereka muncul
dalam sosok orang yang kalian kenali atau orang yang tidak kalain kenal, dan
mereka tetap diam.


Dan yang kedua, Allah (swt) memberi mereka kekuatan untuk sahr,untuk tetap
terjaga sepanjang malam, tidak tidur. Dapatkah kalian terjaga sepanjang malam?
(menunjuk kepada seseorang dalam majelis) Kau, masyaa-Allah, tidur seharian,
siang dan malam! (tertawa) Itu bukan hanya tidur secara fisik, di mana Allah
membuat mereka tidak tidur, tetapi kalbu mereka juga tidak tidur, kalbu mereka
selalu menjaga manusia.


Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya, Nabi (s) bersabda, “Ketika
kalian berada di hutan atau padang pasir dan merasa takut, panggilah
`ibaad-Allah, Abdaal, pengganti, rijaal-Allah.Mereka akan datang dan membantu
kalian."


Di manakah hutan belantara itu? Di mana-mana ada belantara; tidak mesti
belantara sungguhan. Berada di antara orang-orang juga berarti berada di
belantara. Karena ketika kalian mempunyai orang-orang dengan keyakinan yang
berbeda, pikiran, perbuatan, perilaku, ide-ide yang berbeda, itu merupakan
sebuah belantara dari hasrat-hasrat rendah. Allah (swt) memberi para Abdaal
ini, kekuatan untuk pergi ke mana-mana, karena setiap tempat adalah belantara;
sekarang tidak ada lagi tempat yang murni di dunia ini. Kalian melihat Balad
al-Haraam di Mekah adalah murni, dan di Madinah, itu murni dan di Masjid al-Aqsa
itu murni, dan di Syam (Damaskus) itu murni. Allah (swt) memberi kita ini.
Tetapi tetap saja, bahkan di tempat-tempat yang murni ini, sekarang orang-orang
tidak berperilaku dengan benar. Maka itu adalah sebuah belantara sehingga
mereka memerlukan awliyaaullah, Abdaal untuk mencapai mereka. Mereka mengambil
perintah dari qutbdan mereka melakukannya. “Pergilah ke sini, pergi ke sana,
muncul di tempat ini dan muncul di tempat sana.” Kadang-kadang mereka
menggunakan cara fisik yang normal, kadang-kadang mereka menggunakan cara-cara
spiritual. Mereka tidak suka memperlihatkan karamah, keajaiban, mereka ingin
memperlihatkan kenormalan kepada setiap orang.


Dan Dia memberikan mereka kukuatan untuk sahr `ala raahat an-naas. Jika seorang
bayi sakit di rumah sakit, kalian akan menungguinya sepanjang malam. Mereka
menjaga setiap orang dengan cara spiritual mereka untuk mengangkat orang yang
telah kehilangan imannya atau kehilangan tugasnya pada saat siang hari. Mereka
mencapainya dan mereka tidak membeda-bedakan satu dari yang lainnya, karena
mereka telah diperintahkan untuk mencapai orang-orang yang memerlukan.


Selalu, jika ada makanan, mereka makan dan jika tidak ada makanan, mereka tidak
peduli, mereka tidak makan. Al-juu`adalah salah satu dari karakteristik mereka,
lapar. Mereka ingin merasakan, bahwa ada orang-orang yang tidak mempunyai
makanan, mereka bersimpati kepadanya, dan mereka tidak makan. Tetapi kita
berlari untuk mengisi perut kita dan mengunyah sepanjang hari.

Mereka selalu menjadwalkan diri mereka. Mereka mempunyai karakteristik ini
untuk menjauh dari orang-orang. Ketika saatnya mereka muncul, mereka akan
muncul, kalau tidak mereka akan mengasingkan diri mereka.


Jadi mereka mengemban karakteristik ini, khususnya as-samt, yakni untuk tetap
diam. Bicara mereka hanyalah zikrullah. Kalian lihat selalu Nama Allah di
lidahnya, baik AllahAllah, ataula ilaaha illa-Llah,atau selawaatatas Nabi (s).


Mereka tidak tidur, karena mereka sibuk sepanjang malam meraih orang-orang
ketika mereka tertidur. Dan juga, makna spiritual dari tidur adalah
ghaflah,menjadi lalai, dan mereka tidak akan mengizinkan diri mereka menjadi
lalai. Mereka selalu melihat pada kelima qutb, dan kelima qutb selalau melihat
pada ghawts, dan ghawts selalu melihat pada Nabi (s).

Ini adalah karekateristik dari Abdaal yang sangat penting untuk dipahami,
bagaimana para awliyaullahberinteraksi dengan bereaksi. Dan sebagian menyukai
kisah, sementara yang lain menyukai sesuatu yang lain, tetapi karena kita
memasuki samudra ini, kita harus menyelesaikannya.


Wa min khawaas al-abdal man syafara mina 'l-qawmi mawd`iihi wa man taraka
jasadan `alasuratih.Dan di antara karakteristik yang Allah (swt) berikan kepada
mereka adalah bahwa dari lingkaran dalam Abdaal, karena Abdaal mempunyai jumlah
yang berbeda-beda--beberapa hadis mengatakan jumlahnya empat puluh, yang lain
mengatakan tujuh--dari Abdaal dengan level tertinggi, adalah bahwa mereka
menempuh perjalanan dari tempat-tempat mereka, meninggalkan tubuhnya, dan
mengeluarkan duplikatnya dari tubuhnya dan mereka pergi ke seluruh dunia mencari
orang-orang yang memerlukan pertolongan dan mereka membantunya. Itulah sebabnya
ketika kalian melihat seorang wali yang terlihat seperti tidur, jiwa mereka
meninggalkan tubuhnya. Dan ketika mereka tidur, jangan bangunkan mereka, sebab
kalian akan membuat kesalahan, kecuali mereka memberi instruksi, “Bangunkan kami
pada saat itu.” Itu artinya kalian memanggilnya kembali, ketika mereka
mengatakan kepada kalian, “Bangunkan kami,” itu artinya, “Panggil kami kembali,”
maka kalian bagaikan alarm bagi mereka, tetapi jika mereka tidak mengatakan
apa-apa kepada kalian, jangan bangunkan mereka.

Saya melihat hal ini bersama Grandsyekh (q) dan Mawlana Syekh Nazim (q). Suatu
ketika saya melewati jendela di kamar Grandsyekh, di mana pada saat itu sedang
ada zikir dan di situ ada jendela. Satu sisi diri saya mengatakan untuk melihat
ke dalam dan sisi lainnya mengatakan agar tidak melihat. Dan untuk hal-hal
seperti ini, kalian tidak bisa mengendalikan diri kalian. Jika kalian tidak
melihat, maka kalian kehilangan kesempatan. Jadi saya melihat dan saya melihat
Grandsyekh duduk seperti itu dan membuka mulutnya. Dan saya merasa syok melihat
hal itu, kalian tahu pada hari-hari yang dingin bila kalian pergi keluar dan
kalian meniupkan mulut kalian, maka akan keluar semacam kabut? Saat itu yang
keluar adalah cahaya. Dan dari kepalanya keluar cahaya kehijauan, dari mulutnya
keluar warna putih dan mereka bercampur, seperti pelangi. Seluruh langit-langit
lenyap dan kalian melihat itu membumbung ke atas melalui alam semesta ini sampai
kalian tidak dapat melihatnya lagi. Dan pada saat itu saya gemetar. “Mengapa
kamu melihat sesuatu yang bukan untukmu? Pergi dari sini.” Dan
alhamdulillahSaya mengambil kesempatan itu, Saya tidak melewatkannya, untuk
melihat hal itu. Yaa Rabb, jadikanlah beliau terus mendukung kami! Dan
panjangkan usia Mawlana Syekh.

Jadi awliyaaullahketika kalian melihat mereka berada di tempat tidur, atau di
lantai atau di kursi, jangan sentuh mereka. Jangan bangunkan mereka. Mereka
tidak berada di sana, mereka tidak hadir di sana. Tujuh hari Grandsyekh berada
dalam khalwat meninggalkan tubuhnya dan pergi ketika Sayyidina Syah Naqsyband
(q) muncul kepadanya dalam sebuah penglihatan dalam khalwat. Beliau
meninggalkan tubuhnya selama tujuh hari, tidak bergerak. Dan istrinya berlari
menemui Grandsyekh Syarafuddin (q), paman dari Grandsyekh, dan berkata,
"Abdullah Effendi meninggal dunia." Beliau berkata, “Tidak, ia tidak meninggal.
Tinggalkan dia, ia akan kembali setelah tujuh hari.” Jadi awliyaamempunyai
kekuatan itu. Jika mereka mengatakan kepada kalian, terimalah. Jika mereka
tidak mengatakan apa-apa, kalian bebas untuk melakukan apa yang kalian inginkan.
Tetapi al-amru fawq al-adab,"perintah berada di atas adab." Jika meminum dari
sebuah cangkir merupakan perilaku yang tidak baik, tetapi jika Syekh mengatakan
kepada kalian, “Minum”, maka lakukanlah. Jangan mengakatan, “Wahai Syekh, itu
adalah cangkirmu, itu bukan cangkirku.” Jika Syekh mengatakan pergilah ke
tempat ini, maka pergilah. Jangan katakan, “Aku tidak mau pergi.” Pergilah!
Itulah makna dari perintah lebih penting daripada adab. Di dalam kalbunya lebih
tinggi dari apa yang kalian pikirkan. Ada hikmah di situ, untuk melaksanakan
perintahnya.


Dan itulah sebabnya mengapa kalian melihat mereka dan selalu mereka tahu jika
ada yang keberatan. Dan Grandsyekh berkata, semoga Allah memberkati jiwanya,
“Aku tidak pernah memberikan perintah kecuali kepada dua. Dua orang muridku.”
Beliau biasa mengatakan Nazim Effendi, Husayn Effendi. Mereka tidak punya
keraguan. Ketika syekh memberi kalian sebuah perintah, jangan coba-coba untuk
menimbang-nimbangnya dengan pertimbangan kalian. Jangan katakan, “Aku melakukan
hal ini, itu, sibuk di sini atau sibuk di sana.” Tidak, lakukan! Suatu hari
beliau berkata kepada saya, “Aku ingin kau mengantarku pergi ke pusat kota
dengan mobil.“ Grandsyekh (q), dan itu adalah mobil yang sangat baru. Saya akan
meringkas ceritanya. Apakah kalian ingin mendengarnya? (Ya, tuan) Saya pernah
menceritakan sebelumnya, di mana saya mengatakannya?

Alhamdulillah, kakak dan ayah saya senang mengendarai mobil, jadi kami selalu
mempunyai mobil terbaru, sepuluh mobil. Dan setiap tahun kami mempunyai yang
baru, kami menggantinya. Pada suatu ketika kami membeli mobil yang sangat
bagus, sangat mahal, sebuah mobil sport, dan itu adalah Jaguar. Saudara saya
berkata, “Ayo kita kunjungi Mawlana dengan mobil ini. Jadi kami pergi, dan kami
sampai, kami naik ke atas untuk mengunjunginya dan beliau berkata, “Hari ini aku
ingin pergi ke pasar bersama kalian, jadi bawalah aku ke bawah.” Kami berkata,
“OK.” Kami senang, karena itu adalah mobil yang bagus, dan itu adalah mobil
yang kecil, sebuah mobil sport. Dan beliau turun dan berkata, “Apa ini? Ini
adalah sampah. Apakah kamu pikir ini adalah mobil? Naqsybandi harus mempunyai
yang terbaik." Ini adalah yang terbaik. Beliau berkata, “Ganti mobil itu,
carilah mobil yang besar.” Jadi kami pergi ke pasar dan itu adalah pasar yang
kecil. Beliau berkata, “Aku ingin membeli kayu.” Kalian tahu, mereka memotong
kayu di sana dan menjualnya. Jadi Mawlana Syekh mengisi mobil dengan kayu dan
semua kotoran yang berasal dari kayu itu memenuhi bagasi kecil dan salah satu
kursi. dan beliau berkata, “Lain kali jangan datang dengan mobil itu, bawalah
mobil yang besar.” Beliau mengajarkan, “Jangan mempunyai cinta terhadap dunia
di dalam hati kalian.”


Kini, menurut pikiran kita, ini adalah mobil terbaik, tetapi beliau memberikan
ke dalam pikiran kita bahwa dunia tidak boleh menjadi akbar hamminaa,dunia itu
tidak boleh menjadi perhatian utama kita. Jadi di lain waktu, ayah kami membeli
sebuah Lincoln, dan itu adalah mobil yang besar dengan kursi berwarna coklat
muda dan kami berkata, "Alhamdulillah,kami membawa mobil ini.” Kami pergi ke
Suriah dan Grandsyekh (q) berkata, “Yaa, awlaad,aku ingin membeli sesuatu di
pasar.” Jadi kami bawa beliau ke dalam mobil dan beliau berkata, “Ini baru
mobil. Dengan mobil ini aku bisa pergi dan merasa nyaman. Ini adalah untuk
Naqsybandi.” Jadi mereka ingin agar murid menjadi yang terbaik. Jika kalian
miskin, tidak masalah, tetapi berlakulah yang terbaik, bicaralah yang terbaik.
Maka orang-orang akan melihat bahwa tarekat ini adalah sesuatu yang hebat.
Jangan terlihat miskin. Apakah kalian mengerti maksudnya? Itu artinya jangan
terlihat miskin dalam penampilan kalian, terlihatlah kaya. Lihatlah mutahammis,
mempunyai semangat, yazal, perlihatkan bahwa kalian hebat dengan tarekat ini,
bukannya orang yang bau, orang yang miskin dalam perilaku kalian. Miliki
perilaku yang kaya: untuk menerima dan tidak untuk menyangkal, untuk memberi dan
tidak serakah, untuk mencintai setiap orang dan mengulurkan tangan kepada setiap
orang. Bahkan jika kalian menerima dari yang lain apa yang kalian tidak sukai,
jangan dikembalikan. Jagalah hubungan baik kalian. Selama tujuh tahun Nabi (s)
mempunyai seorang tetangga yang selalu melempari sampah ke pintunya, beliau
tidak pernah mengeluh. Tujuh tahun dan setiap pagi, di saat Subuh, beliau
melihat sampah itu dan mengambilnya dan tidak memberi tahu siapa-siapa. Dan
akhirnya tetangganya itu sakti parah, setelah tujuh tahun dan beliau
menjenguknya. Dan tetangga itu berkata, “Wahai Rasulullah (s), tujuh tahun aku
memberimu masa-masa yang berat. Jika ini adalah Islam, maka aku menerima
Islam.” Itulah ajaran awliyaullah.


Jadi kami membawa Grandsyekh (q) dan beliau berkata, “Bawa aku ke toko arang.”
Ada dua jenis arang, arang kayu yang panjang dan arang dari dalam tanah yang
mempunyai banyak debu. Beliau membawa karung-karung arang dan berkata kepada
penjualnya, “Masukkan ke bagasi,” dan bagasi itu menjadi hitam berdebu. Tetapi
itu belum cukup, dan beliau meletakkan arang di kursi sehingga warnanya yang
coklat muda semuanya menjadi hitam. Dan beliau sangat senang, beliau melihat
kepada kami untuk melihat apa yang akan kami katakan; apa yang bisa kalian
katakan? Lalu mereka mengatakan pada kalian, “Jangan lihat pada perbuatan kami,
ada hikmah di situ.” Itu artinya jangan buat kalbu kalian kotor seperti debu
arang, jagalah agar kalbu kalian senantiasa bersih.” Jika mereka berkata,
“Lakukan ini,” maka lakukanlah. “Jangan lakukan ini,” maka jangan dilakukan.
Dengan begitu kalian akan berhasil.

Kita akan melanjutkannya nanti, insya Allahbesok pagi. Semoga Allah (swt)
mengampuni kita dan menjaga kita agar tetap berada di bawah rahmat Nabi-Nya,
Sayyidina Muhammad (s), dan di bawah Rahmat Allah dan rahmat awliyaullah.Tanpa
itu, kita akan tersesat.

Sayyidina Muhammad al-Busayri (q) berkata:
Tuuba lana ma`ahsyar-Islaami inna lana min al-inayaatai ruknan ghayra munhadim.
Kabar gembira bagi kami, orang-orang yang Islam.

Beliau (s) bersabda, ma`ahsyar al-Islaam, orang-orang yang Islam, bukannya,
ma`ahsyar al-muslimiin, Muslim. Itu artinya orang-orang yang Islam adalah
mereka yang menerima Islam dengan kesempurnaannya. Muslim belum berada dalam
kesempurnaan, jadi Muslim tidak berada dalam kabar gembira. Mereka yang telah
menyempurnakan Islamnya berada dalam kabar gembira. Mereka yang belum, yang
masih bergunjing, tidak menerima kabar gembira. Beliau berkata, "Kabar gembira
bagi orang-orang yang Islam. Inna lana min al-inayaati, "Allah (swt) mengaruniai
kita dari berkah-Nya yang tak terhingga sebuah kutub pendukung yang tidak pernah
runtuh,” Itu artinya adalah Nabi (s).


Wahai Muslim! Sebagaimana yang Mawlana katakan, wahai hadirin! Jika kita
kehilangan cinta terhadap Ahlu 'l-Bayt, maka kita kehilangan cinta terhadap Nabi
Muhammad (s), sebagaima dinyatakan dalam Kitab Suci Al-Qur'an:

قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىQul laa
asalukum `alayhi ajran illa 'l-muwaddata fi 'l-qurba.
Katakan: "Aku tidak meminta suatu upah pun terhadap seruanku, kecuali kasih
sayang dalam kekeluargaan." (42:23)

Katakan, Wahai Muhammad, "Aku tidak meminta upah dari seruanku. Aku tidak
meminta apa-apa, aku akan memberikan apa pun, tetapi aku hanya meminta satu hal:
cintailah keluargaku. Jagalah wud, kasih sayang, kekelurgaan, dan cinta untuk
keluargaku.”


Di mana cinta untuk keluarga Nabi (s) sekarang? Di mana kalian, Ahl as-Sunnah
wal-Jama`ah, memperlihatkan cinta kepada keluarga Nabi (s)? Itulah sebabnya
kita diperintakan untuk melakukannya. Allah (swt) berfirman dalam Kitab Suci
Al-Qur’an, Qul laa asalukum `alayhi ajran illa 'l-muwaddata fi 'l-qurba."Aku
tidak meminta sesuatu untuk apa yang telah kulakukan padamu, tetapi cintailah
keluargaku dan sayangilah mereka,” hingga Hari Kiamat. Apakah kalian mencari?
Di mana Ahlu 'l-Bayt? Menuliskan nama, menuliskan emailnya, membuat koleksi
kelurga Ahlu 'l-Bayti. Jumlahnya pasti jutaan sekarang! Apakah kalian
mempunyai hubungan bersama? Tidak. Itu adalah apa yang Nabi (s) minta, “Aku
hanya meminta untuk tetap mencintai mereka.” Itu artinya kalian harus mencari
mereka, dan khususnya beberapa Ahlu 'l-Bayt yang juga awliyaullah. Apakah
kalian mencari mereka?

Dan itu adalah pesan kami. Allah (swt) menempatkan awliyaullahdi mana-mana di
bumi ini untuk membimbing kita kepada Ahlu 'l-Bayt, untuk bertemu dengan mereka
dan mengambil barakah dari mereka. Terlebih lagi, jika tidak semua
awliyaullahberasal dari Ahlu 'l-Bayt. Lihatlah Sayyidina Salman al-Farsi (r)
yang bukan berasal dari darah Nabi (s), tetapi Nabi (s) menjadikannya sebagai
bagian dari keluarganya, karena cintanya kepada beliau. Beberapa orang seperti
Salman al-Farsi (r), dianggap termasuk Ahlu 'l-Bayt. Nabi (s) meninggalkan
sebuah hadis autentik, “Aku meninggalkan dua hal, di mana bila kalian
menjaganya, maka kalian tidak akan kehilangan jalan, mereka adalah: kitaabullah,
Kitab Allah, dan `itratii, keluargaku." Beliau meletakkan keluarganya bersama
Kitab Allah. Maka jagalah Ahlu 'l-Bayt. Jika kalian sungguh-sungguh
`ulamakalian tahu bahwa Dia memuliakan mereka untuk menjadi Ahlu 'l-Bayt. Tidak
setiap orang berasal dari Ahlu 'l-Bayt. Allah (swt) memberi mereka cinta itu
dari Nabi (s), dan setiap orang harus menghormati mereka. Semoga Allah (swt)
memberi kita kehormatan yang kita perlukan untuk Ahlu 'l-Bayt, dan semoga Allah
memberkati kita.

Bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.

No comments: