22 June 2008

Barangsiapa yang Memanjakan Egonya Tak Akan Melangkah Jauh

Wawancara Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Tanya: Dapatkah perkembangan spiritual terjadi dengan tiba-tiba atau mestikah berjalan lambat laun dalam periode yang lama?

Syekh: Sepanjang kita menunggangi keledai atau keledai kita yang masih menunggangi kita, bagaimana mungkin kita berbicara tentang tiba di satu tempat tujuan dalam sekejap mata? Bila kita punya roket, maka kita mungkin saja tiba dengan amat cepat.

Tanya: Dapatkah perkembangan spiritual dari para Sufi bagaikan keju Swiss-tak konsisten, penuh lubang?

Syekh: Itu bukan perkembangan namanya. Perkembangan itu sifatnya konsisten. Ada semacam pemeriksaan yang dilaksanakan untuk meyakinkan konsistensi sebuah perkembangan, dan kriteria yang dipakai untuk pemeriksaan tersebut adalah Hukum Ilahi (Syari’ah). Dapatkah Anda memelihara diri Anda untuk tetap mengikuti syari’ah selama 40 hari? Dengan ini, kami tak bermaksud untuk megharapkan Anda untuk melakukan segalanya menurut syari’ah; tidak, karena hal itu tak mungkin. Cakupan dari Syari’ah itu begitu luasnya, laksana samudra; Anda hanya memegang beberapa saja yang Anda temui dalam perjalanan hidup Anda. Selagi Anda melewati perjalan hidup Anda, hendaknya Anda mencoba untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya dalam tindakan maupun pemikiran. Sebagai contoh, ada banyak kendaraan menuju Munich, tetapi Anda hanya bertanggug jawab atas yang Anda kendarai saja, dan tidak atas yang lainnya.

Ya, untuk menjalankan syari’ah selama 40 hari mungkin akan meliputi tindakan-tindakan yang tak dianjurkan ataupun dilarang oleh syari’ah, hal demikian itu disebut mubah. Itu artinya adalah untuk membiarkan keledai atau kuda Anda merumput, membiarkan ego Anda mendapatkan bagiannya, boleh-boleh saja. Bila kita bepergian kita tak selalu harus berada di jalan, sesekali kita harus berhenti untuk mengisi bahan bakar. Hal itu boleh-boleh saja, dan bahkan perlu: kita biarkan kuda kita merumput, supaya kelak kita bisa mengendarainya, tidak untuk alasan lain. Bila kita membiarkannya merumput maka kita akan dapat menungganginya dan sebaliknya bila kita tak membiarkannya merumput akan menjadi terlalu sulit untuk ditunggangi, akan membawa kesulitan begi kita dan menolak untuk bergerak. Jadi, duduk-duduk dengan keluarga kita, dan sejenisnya boleh-boleh saja, namun setiap kegiatan ada saatnya, harus ada keseimbangan dalam hidup kita. Sebagai contoh, Anda sebagai dokter pergi ke kantor Anda jam 9.00 pagi dan berada di sana hingga jam 5.00 sore dan selama itu adalah tidak benar untuk bersantai-santai dengan keluargamu, karena saat itu adalah milik pasien-pasien Anda. Ada saatnya bagi hal-hal yang mubah namun ada pula saatnya untuk tetap pada tarekat. Bila seseorang selalu memanjakan egonya, maka ia tidak akan mengalami kemajuan.

Tak semua orang dapat menjalankan syari’ah selama 40 hari dan mencapai maqam spiritual tertentu sebagai hasilnya, dan yang mengetahui siapa yang mampu melakukannya ada pada Syekh. Syekh membimbing para pengikutnya melewati latihan selama 40 hari di bawah perintah Nabi SAW, dan hanya dengan kewenangan semacam itulah yang akan membawa para pencari untuk sampai ke tujuannya. Bila tidak, latihan 40 hari tersebut akan terlewatkan dengan penuh derita. Sebagai contoh, bila ada sejenis anjing yang amat buas dan mempunyai ekor yang keriting. Jenis anjing lainnya mungkin jinak, namun yang ini selalu galak. Beberapa orang berpikir bahwa kesalahannya terletak pada ekornya, lalu mencoba menjepitnya untuk meluruskannya. Selama 40 hari, anjing itu berkeliaran dengan ekor terjepit lurus bergerak-gerak di belakangnya. Lalu segera setelah jepitannya dilepas, ekornya kembali keriting seperti semula dan anjing itu tetap segalak sebelumnya.

Sekarang Anda (salah satu pengikut) baru saja terlompat untuk mengatakan sesuatu pada orang di luar sana. Hal tersebut menyebabkan menurunnya tingkatan spiritual dari pembicaraan ini, laksana pesawat yang menabrak kantung udara. Bahkan memalingkan kepala kalian pun selama ceramah ini dilarang olah syari’ah, karena hal tersebut akan mengganggu konsentrasi Syekh dan para pendengar yang lain dalam rangka pemindahan ‘kebangkitan spiritual’ (fudayat). Bila kita tak mampu memelihara diri kita selama 20 menit saja, bagaimana mungkin kita dapat melakukannya selama 40 hari?

Suatu ketika Grandsyekh kami berkata kepada para pengikutnya, ‘Bila saja kalian dapat berkhidmat pada syari’ah selama dua menit saja, maka saya akan dapat membawa kalian ke kuburan dan memperlihatkan pada kalian keadaan orang yang terbaring di kubur—apa mereka menderita atau bahagia.’ Lalu seorang pengikutnya duduk dan berusaha untuk khusyuk selama dua menit. Tanpa sengaja, ia membalik sebuah sendok untuk mengalihkan perhatiannya dari pengaruh tawaran dan tantangan Syekh tersebut. Grandsyekh itu lalu berkata: ‘Apa manfaat perbuatanmu itu? Tindakanmu itu tak ada faedahnya, dan menurut Syari’ah kamu harus mengindari perbuatan yang tak bermanfaat bila kamu ingin mengalami kemajuan.’

No comments: