19 June 2008

Pemahaman terhadap Al-Qur'an

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin



Berbagai macam orang dapat mengerti arti al-Qur’an menurut level kekuatan iman mereka, makin banyak cahaya keimanan yang kita miliki makan banyak pemahaman yang diberikan kepada kita.

Sekarang, sebagai contoh, para astronom mengamati langit dengan teleskop raksasa sehingga bila kalian meletakkan mata kalian di sana, kalian akan terperanjat. Jarak yang bisa ditempuh oleh teleskop ini diukur dengan tahun cahaya. Saya membaca dalam sebuah majalah bahwa teleskop tertentu di Amerika Utara mampu menembus jarak sepuluh milyar tahun cahaya, bahkan memikirkan jarak ini saja sudah membuat kepala kita pusing.

Sekarang kalian membaca al-Qur’an bagaikan orang yang melihat langit dengan mata telanjang dan melihat banyak bintang di sana—itulah pemandangan kalian, pengetahuan kalian—tetapi dapatkah kalian bayangkan pengetahuan macam apa yang dapat diberikan oleh teleskop raksasa kepada kita?

Setiap orang melihat al-Qur’an dan menemukan sesuatu, tetapi itu bukanlah yang kita lihat. Dengan menggunakan teleskop raksasa, sebuah galaksi raksasa dapat terlihat dan mereka menamakannya Andromeda. Diameternya adalah seratus delapan puluh ribu tahun cahaya dan galaksi itu berisi tiga ratus milyar bintang, di mana galaksi kita hanya berdiameter seratus duapuluh ribu tahun cahaya dan hanya berisi dua ratus milyar bintang. Tetapi dengan mata kita, galaksi yang besar itu hanya tampak tidak lebih dari sekedar titik yang kecil, bintang yang faint yang hanya dapat dilihat dalam keremangan cahaya bulan dengan mata yang sangat baik. Namun demikian pemandangan lewat teleskop mengatakan kepada kita bahwa galaksi itu sangat besar padahal mata kita menginformasikan bahwa itu kecil. Apakah kalian percaya kepada teleskop? Kalian harus mempercayainya.

Jadi samudra pengetahuan Allah SWT berada dalam al-Qur’an dan kalian jangan coba-coba membuat batasan kepadanya dengan berkata, “Ini cukup, tidak ada lagi yang lain.” Makin banyak cahaya keimanan yang kalian miliki, makin banyak pengetahuan yang dapat kalian ambil, tetapi orang yang buta tidak dapat melihat apa-apa di langit.

Kita percaya bahwa al-Qur’an yang suci berisi pengetahuan yang tidak terhingga—setiap huruf mengandung paling sedikit dua puluh empat ribu arti seperti halnya bintang kecil yang kenyataannya berisi milyaran bintang.

Dunia yang telah datang kepada kita dalam al-Qur’an yang suci bukan berasal dari mana-mana, melainkan dari Sang Pencipta seluruh alam semesta—subhan Allah—dan Dia memelihara setiap anak Adam AS agar lebih berharga di hadapan-Nya dibandingkan seluruh galaksi itu.

No comments: