Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Kemudian Mawlana Syekh QS melakukan istikharah dan membuka sebuah buku Kitab al-Haywaan [Kitab tentang Hewan: Zoologi]. Beliau membuka buku itu [berdasarkan hasil salat istikharah, suatu salat memohon petunjuk]; dan dari halaman di mana beliau membukanya, beliau pun memberikan pada saya jawaban atas pertanyaan pertama. Kemudian beliau pun membuka buku itu untuk pertanyaan kedua dan memberikan pada saya jawabannya.
Kemudian beliau membukanya lagi untuk pertanyaan ketiga dan memberikan pada saya jawabannya. Buku yang beliau buka itu adalah Kitaab al-Haywaan (Zoologi), padahal pertanyaan-pertanyaannya adalah tentang sejarah—bidang pengetahuan yang sama sekali berbeda. Sekalipun demikian, saya tetap mempelajari jawaban-jawaban itu, saya memiliki keyakinan penuh pada apa yang Mawlana katakan.
Kemudian, saya pun pergi ke sekolah. Saat itu saya demikian “gila” - Saya demikian bahagia dan senang (karena saya telah memperoleh jawaban-jawabannya) sampai-sampai saya menceritakan semua itu pada para siswa. Mereka pun pergi dan bercerita pada sang guru sejarah.
Sang guru, ketika ia mendengar hal ini, bukannya membawa 300 kertas [dengan pertanyaan-pertanyaan tertulis di atasnya], ia malah membawa 500 carik kertas. Ia pun berkata, “Ambil yang kau inginkan.” Saya pun mengambil: pertanyaan pertama, pertanyaan kedua, dan pertanyaan ketiga. Ia berkata, “Tunjukkan padaku apa yang kau punya.” [yaitu jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh Mawlana Syekh QS].
Saya pun berkata, “Tidak, Anda-lah yang mesti menunjukkan dulu apa yang Anda punya." [yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diambil dari kotak tadi].
Ia pun membuka kertas pertama dan membacanya—isinya persis sama dengan pertanyaan yang saya dapatkan dari Mawlana Syekh Nazim QS; pertanyaan kedua pun sama dengan pertanyaan yang telah diberikan oleh Mawlana; yang ketiga pun sama dengan pertanyaan yang telah diberikan Mawlana. Setelah ia melihat hal itu, guru kami tersebut berlari untuk menemui Mawlana—ia menjadi seorang murid setelah peristiwa tadi.
No comments:
Post a Comment