25 July 2008

Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS

Jakarta (Menteng), 10 Desember 2004


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Ketika kalian dimasukkan ke liang kubur, orang-orang pun melemparkan tanah pada kalian. Itu adalah sunah. Apa alasannya? Setiap butir tanah akan menyerap jasad orang yang meninggal.

Habil RA dibunuh oleh Qabil. Allah SWT menunjukkan bagaimana cara mengubur jasadnya. Jika manusia tidak belajar bagaimana mengubur jasad orang yang meninggal, Mawlana Syekh (semoga Allah SWT memberkahi beliau) berkata, “Jika jasad orang yang meninggal tidak tertutupi tanah, bau jasad itu akan membuat orang di seluruh dunia jatuh pingsan.”

Tanah yang dibuat untuk mengubur jasad itu adalah rahmat, bila tidak dikubur semua orang akan mengutuk orang yang meninggal tadi karena bau busuk yang berasal dari mayatnya.

Artinya, ketika kalian menguburnya, kalian juga sedang menutupi aibnya.

Salah satu Asma Allah SWT adalah As-Sattar, Dia Yang menutupi dosa. Dia sedang menutupi jasad dengan menguburnya. Kalian tak dapat melihat jasad itu di lantai, lalu hidup! Itulah ketakutan yang muncul dalam hati kalian.

Jika seseorang meninggal di rumah dan jasadnya dibiarkan di sana, orang pun akan merasa takut. Apa yang mereka takutkan? Kematian adalah heybet-penampakan yang agung- sesuatu yang gigih dalam tubuh, yang kalian rasakan ketika akan melihat malaikat pencabut nyawa. Allah SWT membuat hal itu sebagai rahmat ketika kita menguburnya di dalam tanah. Jika berada di atas tanah, kalian takkan berselera untuk makan dan minum saat melihat jasad tersebut, ia kelihatan menjijikan.

Ketika seseorang meninggal, setelah beberapa hari, kalian tidak bisa makan dan minum. Kalian menguburnya karena gambaran yang menjijikan itu. Jika kalian jijik dan merasa takut padanya, tahukah kalian apa yang dirasakan oleh orang yang telah meninggal itu terhadap hukuman Allah SWT?

Jawabannya, mereka sedang memanggil kalian.

Berapa banyak jasad yang sedang ketakutan akan siksaan Allah SWT dan ketika dikirim Malaikat Munkar AS dan Nakir AS. Orang itu ditinggal sendirian, di bawah tanah, tak mampu bergerak ke kanan dan ke kiri karena ada tanah di sampingnya untuk menjaga agar jasad tetap lurus.

Setiap orang akan mati, tak seorang pun terlewatkan. Nabi SAW bersabda bahwa Allah SWT mengirim roh kembali ke jasad tersebut. Begitu roh dikembalikan, orang itu pun duduk tegak. Dahinya terantuk tanah. Setiap kali dia ingin duduk kepalanya terantuk tanah. Saat itulah dia menyadari bahwa itu adalah kali terakhir dia berada di dunia.

Dia menyadari bahwa dia sedang berada di Akhirat.

Dua malaikat datang dan bertanya padanya, ”Siapa Penciptamu? Siapa pembawa pesan-Nya? Apa agamamu? Apa kitab sucimu?”

Replika Makam Grandsyekh Abdullah Fa'iz ad-Daghestani QS di Zawiyah Michigan, AS

Jika lidah kalian membeku pada saat itu, kalian berada dalam bahaya. Jika lidah kalian tidak berkelu dan mampu menjawab, maka kalian pun aman.

Itulah mengapa dulu para Syuyukh memerintahkan murid-muridnya untuk menyendiri di dalam liang kubur, untuk mengajari mereka, “Suatu hari kalian akan seperti itu.” Mereka pun sadar suatu hari pasti Allah SWT akan memanggil mereka. Jika kita merasakan ini dan menyadarinya, kita tidak akan duduk berleha-leha. Kita akan duduk di pojok, berzikir, berselawat dan membaca Quran, hanya memuji Tuhan kita dan menanti saat kematian.

Tetapi Allah SWT membuat kita ghaafil, lalai; membuat kita sibuk dengan pekerjaan dunia. Tanpa itu, dunia akan berhenti. Jika Allah SWT tidak membuat kita lalai, semuanya tak akan bergerak.

Para awliya bukanlah orang-orang yang lalai. Itulah mengapa setiap saat mereka selalu berzikir, setiap saat mereka mengikuti muridnya untuk mengawasi kelakuan mereka. 24 jam mereka mengawasi murid-muridnya. Semoga Allah SWT mengampuni dan menyelamatkan kita.

Saya sedang melihat dan teringat ketika dulu pernah melihat foto-foto dua orang wanita di dinding itu, dan saya teringat mereka meninggalkan semuanya dan pergi. Kalian tidak akan membawa apa pun, walaupun hanya baju dan cincin. Berangkat dan pergi. Semoga Allah SWT mengampuni kita. Ini sangat sulit – bagaimana menghadapi kuburan kita?

Rabi’a al-‘Adawiyya QS sering berada di sini dan menangis seharian sambil beristighfar. Beliau berkata, “Bagaimana aku tidak beristighfar? Sementara aku tak tahu bagaimana Sayyidina Izrail AS akan mengambil nyawaku; dengan siksaan-siksaan atau dengan kebaikan?”

Jika kalian tahu, maka semuanya akan lancar; tetapi tak seorang pun yang tahu!

Bi hurmatil Fatiha.

No comments: