Washington DC, 12 Juni 1994
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Suatu ketika, Grandsyekh Mawlana Syekh Abdullah ad-Daghestani QS duduk bersama Syekh Syarafuddin ad-Daghestani QS pada sebuah konferensi para ulama. Seorang pria memasuki ruangan sambil membawa sebuah al-Qur’an berukuran besar. Dia berjalan menuju ke arah Grandsyekh dan berteriak, “Berdiri!” Semua yang hadir khawatir dia akan berbuat sesuatu pada Grandsyekh. Grandsyekh berdiri dan laki-laki itu meletakkan Qur’an di atas sebuah kursi. Semua ulama memperhatikan apa yang akan dia lakukan. “Duduklah di atas Qur’an itu!” perintahnya pada Grandsyekh.
Syekh Syarafuddin QS hanya tertawa melihat hal itu, tetapi para ulama terlihat geram dan marah, “Apa maksudmu menyuruh Grandsyekh duduk di atas Qur’an? Haram! Hal itu tidak bisa dibenarkan!” Namun sekali lagi pria itu berteriak, “Itu dibenarkan! Aku ini alim, aku paham tentang al-Qur’an di dalam hatiku dan hafal setiap ayat-ayatnya, tetapi apa yang beliau lakukan padaku kemarin, tidak bisa dilakukan oleh al-Qur’an. Beliau mampu melakukannya karena beliau adalah Qur’an natiq, Qur’an yang bisa berbicara!“
Grandsyekh tidak melakukan apa yang diperintahkan pria itu. Namun semua yang hadir ingin mendengar cerita selengkapnya. Pria itu pun mulai bercerita, ”Kemarin seseorang mengundangku untuk mengajarkan al-Qur’an pada anak-anaknya. Aku pun pergi ke
“Wanita itu membuka pakaiannya. Aku pun melakukan hal yang sama dan kami menuju ke arah tempat tidur. Allah SWT memberiku nafsu syahwat lebih besar dari para pemuda di desaku. Aku mempunyai nafsu terhadap wanita 70 kali lebih besar dari mereka. Dalam semalam aku bisa melakukannya selama 10 kali! Aku sangat mencintai Grandsyekh, namun aku tidak kuasa menahan diri. Maka ketika dia mengundang, aku pun masuk ke kamarnya. Setelah sampai ke tempat tidur, aku mulai memeluknya, namun gambaran wajah Grandsyekh Abdullah QS muncul di dinding. Ketika aku melihatnya, aku pun berpaling dan mengacuhkannya. Namun Grandsyekh muncul di permukaan dinding lain. Ke mana pun aku menoleh, gambaran Grandsyekh tetap muncul.”
Akhirnya orang itu berpikir, ”Tidak apa-apa, aku akan berada di atas, sehingga hanya wajah wanita ini yang terlihat olehku.” Dan ketika pria itu akan melakukannya, Grandsyekh muncul dan berteriak, “AWAS!!” Begitu beliau berteriak “Awas”, maka ibu jari-ku terbelah dan sperma keluar dari
Semua orang melihat ibu jarinya yang terbelah dua dan terbuka tanpa terlihat ada luka di
Hati-hati!
No comments:
Post a Comment