Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin
Tobat
Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS menggambarkan bagaimana seorang Darwis bisa diterima sebagai hamba Allah SWT. “Dia harus memiliki satu karakter masing-masing dari tiga macam binatang.” Beliau berkata, “Dari keledai, dia harus mampu menanggung beban dengan sabar dan tidak mengeluh. Jika dia tidak dapat melakukan hal itu dia tidak akan berhasil, sebab tanpa kesabaran orang tidak akan bisa mengemban tanggung jawab dalam kehidupannya.”
Grandsyekh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani QS berkata, “
Tidak pernah melupakan kebaikan; mereka tidak melupakan siapa saja yang pernah berbuat baik kepadanya. Mereka selalu sabar dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepada mereka. Mereka tidak marah kepada pemiliknya, bahkan jika mereka dipukul dan diusir, mereka akan tetap datang dengan senang hati ketika pemiliknya memanggil mereka. Mereka rendah hati, penurut, jujur, dapat dipercaya, ramah, loyal, selalu ingat kepada pemiliknya dan tidak pernah berkhianat. Mereka puas dengan hal-hal yang sedikit, mereka bersifat ‘zahid’ tidak peduli dengan apa yang ada di dunia ini. Mereka tidak memiliki apa-apa di dunia ini, bahkan mereka tidak punya tempat untuk mereka sendiri. Mereka bisa tidur di mana saja dan jika seseorang melemparkan batu kepadanya, dengan segera mereka bangkit dan pergi ke tempat lain. Mereka sangat jarang tidur, tidak tidur berlebihan dan dengan mudah dapat terjaga.
Allah SWT menguji hamba-hamba-Nya untuk melihat apakah mereka sabar dalam menerima ujian tersebut. Kita harus selalu ingat akan hal ini agar pada saat sesutu terjadi menimpa kita, kita akan kuat menghadapinya. Kita harus tetap bersabar saat menghadapi serangan pertama, kita harus tetap menjaga iman kita agar kekuatan kita akan bertambah dan sebaliknya musuh akan semakin lemah. Musuh kita yang sebenarnya adalah ego kita. Dalam jihad akbar melawan ego, siapa yang bersabar akan menang dan seorang pemarah akan kalah.
Kesabaran adalah tindakan melawan semua keinginan ego.
Misalnya bangun di pagi hari yang dingin untuk melaksanakan salat, berwudu dengan air yang dingin, antri, tidak merasakan kenyamanan ketika sedang sakit, atau ketika sedang menyelesaikan tugas yang sulit dan sebagainya. Allah SWT sangat menghargai orang yang tetap bersabar dan teguh dalam melaksanakan ibadah di tengah berbagai kesulitan seperti itu.
Sebuah hadis mengatakan, “Hidup sebagai hamba dan menjauhi hal-hal yang dilarang adalah lebih berharga dibandingkan ibadah seluruh malaikat, manusia dan jin selama hidupnya.”
Ini adalah tipe kesabaran yang paling baik di antara ketiganya. Al-Qur’an mengatakan, “Kami menguji beberapa di antara kalian dengan orang-orang lainnya di antara kalian.”
Seseorang yang mempunyai karakter baik juga mempunyai kehidupan spiritual yang sehat. Dari jumlah keluhan seluruh orang mungkin kalian bisa mengetahui berapa banyak karakter buruk yang masih tertinggal dalam diri seseorang. Ketika kalian bisa menghilangkan seluruh keluhan kalian, kalian akan tahu bahwa kalian sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang tertinggal.
Jika seseorang tidak sadar bahwa Penglihatan Allah SWT tertuju padanya, di mana pun dia berada dan kapan saja, maka dia bukanlah seorang Mukmin, atau orang yang beriman. Kalian harus membayangkan dalam hati bahwa Penglihatan Allah SWT selalu bersama kita. Jika kalian melupakannya, kalian akan absen dalam Hadirat-Nya dan sebaliknya akan hadir di hadapan ego. Segala tindakan yang baik akan timbul dengan tetap menjaga kesadaran ini dalam ingatan kalian.
Malayani—itu Bukan Urusanmu
Malayani (Bahasa Turki) berarti itu bukan urusanmu, kalian tidak perlu berbicara atau bertindak tentang segala hal yang bukan menjadi urusanmu. Jika seseorang selalu menjaga lidahnya dan peduli dengan segala ucapannya, Allah SWT akan memberikan Hikmah Ilahi kepada lidahnya sehingga dia hanya akan berbicara tentang kebenaran dan kebajikan.
Jiwa dari semua ibadah kita terdiri atas 3 bagian, yaitu: menjaga lidah dari segala ucapan dan pembicaraan yang dilarang, dengan demikian hanya berbicara yang baik-baik dan meninggalkan yang buruk. Yang kedua adalah menjaga mata dari pengelihatan yang dilarang, tempat-tempat yang kotor dan tindakan yang buruk. Dan ketiga adalah menjaga seluruh organ tubuh kita dari tindakan yang dilarang, baik mendengar, berjalan, menyentuh, berpikir tentang hal-hal yang buruk atau mempunyai niat yang buruk.
Pertama, Lawan dulu Dirimu Sendiri
Salah satu tanda dari seorang hamba Allah SWT adalah bisa meletakkan organ tubuh di bawah kehendaknya. Jika seseorang tidak bisa melakukannya dia adalah hamba ego atau nafs. Kalian harus bisa menasihati diri sendiri sebelum menasihati orang lain. Jika dirimu menerima untuk berada dalam pengendalian atau perintahmu barulah orang lain bisa menerima perintahmu. Ini adalah jalan yang diberikan oleh Rasulullah SAW dan para awliya. Pertama mereka melawan diri sendiri dulu, barulah mereka beralih kepada orang lain. Ketika mereka berbicara, perkataan mereka mempunyai pengaruh terhadap orang yang mendengarnya, dan jika seseorang mendengarnya, mustahil dirinya tidak mendapat suatu manfaat dari perkataan Rasulullah SAW atau para awliya. Dia bisa mendapat kekuatan untuk mengotrol egonya dan melangkah ke arah jalan yang benar.
No comments:
Post a Comment