23 July 2008

Mengontrol Kemarahan dan Hawa Nafsu

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani QS berkata bahwa marah membuat orang tidak terhormat. Marah berarti seseorang melihat kepada dirinya sendiri, “Aku lebih baik daripada kamu,” melihat dengan bangga, “Dia tidak baik, akulah yang baik, Aku punya hak untuk marah.” Ini adalah sejenis kebanggaan. Satu-satunya hak bagimu untuk marah adalah kepada dirimu sendiri, kepada ego. Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani QS lalu berkata, “Wahai Nazim Efendi QS, kau bahkan tidak boleh membunuh seekor lalat dengan kemarahan.” Seekor nyamuk—contohnya, menyakitimu, jangan dibunuh dengan kemarahan. Kau boleh membunuhnya tetapi tidak dengan kemarahan. Mengapa marah? Kemarahan selalu membuatmu sakit, baik tubuh maupun keimananmu. Nasihat Rasulullah SAW adalah, “Jangan marah.” Bersikaplah baik terhadap semua orang, kalian akan merasakan tubuh kalian yang sehat dan kalian akan memperoleh cinta dari orang-orang dan kalian juga akan merasa senang dengan orang lain. Apakah kalian mengetahui karakter yang lebih baik? Untuk kemarahan, kita harus menjadikannya berada di bawah pengendalian kita, kita tidak dapat menghilangkannya dari karakter kita. Di London saya melihat orang berjalan dengan anjing-anjing yang besar. Mereka mengendus saya, menarik serta pemiliknya. Jika seseorang tidak dapat menahannya, anjing itu mungkin akan menyakitinya. Kita harus tetap mengontrol diri kita. Kita harus menjaga agar tekanan darah tetap stabil, di atas normal artinya marah, tetapi turun hingga nol artinya mati.

Mawlana Syekh Nazim Al-Haqqani QS di Haqqani Islamic Priory, London.

Kita mempunyai dua kekuatan untuk hidup kita, ghadab dan syahwat, kemarahan dan nafsu birahi. Kehilangan salah satu bisa membuat kita mati. Syahwat adalah nafsu untuk makan, minum dan melakukan hubungan seksual. Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani QS sudah sering menyebutkan istilah ini dan sekarang di dunia kedokteran semakin populer. Semua masalah bersumber pada keduanya. Jika kalian dapat mengontrolnya, mereka mungkin akan melayani kalian sampai akhir hayat kalian. Mereka tidak akan hilang begitu saja, kita memerlukannya tetapi seluruh karakter buruk dari ego bersumber dari kedua kekuatan tersebut. Seluruh rasul diutus untuk mengajarkan orang-orang akan bahaya keduanya terhadap ego kita, dan mengajarkan orang untuk mengontrol kemarahan dan nafsunya. Kalian mungkin telah membaca ribuan buku, tetapi mereka tidak memberimu kesempurnaan. Jika kalian bisa mengontrol keduanya, barulah kalian memiliki kesempurnaan, kalian akan menjadi orang yang dapat dipercaya. Untuk orang itu emas merah, tanah yang hitam, dan paha yang putih tidak ada bedanya, dia tidak akan berubah. Beberapa orang mungkin akan terpengaruh dengan pundi-pundi emas, atau bahkan lebih terpengaruh dengan tubuh yang putih, tetapi untuk orang yang dapat dipercaya tanah hitam pun akan sama artinya. Kesempurnaan adalah hal yang tidak mudah. Begitu banyak orang yang terjerumus ke neraka karena emas dan tubuh yang putih. Jika tidak ada kontrol, atau kemudi atau rem pada sebuah mobil, dia akan terjungkal ke dalam lembah.

Syekh ‘Abdullah ad-Daghestani QS berkata kepada saya, “Aku akan mengizinkan kamu melihat siapa saja, wanita-wanita dan gadis-gadis, jika kamu dapat melihat mereka sebagai anak-anak perempuanmu atau saudarimu.” Jika kau tidak dapat melihat dengan cara seperti ini, itu haram. Bagi sebagian pria melihat wanita yang tidak dikenal adalah terlarang, sebab Setan dengan cepat akan datang kepada mereka. Beberapa orang melihat wanita, lalu dengan segera ia melihatnya seolah-olah sepertinya wanita itu telah meninggal setahun yang lalu, seperti kerangka yang menakutkan, orang ini mengambil banyak hikmah dari pengelihatannya. Rasulullah SAW melihat wanita sebagai anak perempuannya, saudarinya, dan ibunya. Dengan pengelihatan ini, cahaya kerasulannya membersihkan mereka.

No comments: