16 September 2008

Berlarilah menuju Allah SWT, bukannya Ilusi Dunia

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS
Lefke, Siprus: 28 November 2001


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Hari-hari berlalu demikian cepat dan kita tengah mendekati suatu jembatan... Untuk siapakah kita hidup? Kita memulai dengan ucapan bismillaahir rahmaanir rahiim dan percaya kepada Allah SWT. Setiap hari adalah suatu jalan dan kita tidak berhenti. Setiap orang berlari menuju sesuatu, berusaha untuk mencapainya. Setiap orang memiliki ilusi, mimpi, suatu ideal atau tujuan. Tetapi, beberapa orang berada dalam kedamaian, mereka seperti anak-anak, sejak pagi hingga malam bermain, tak pernah khawatir atau berpikir tentang hari esok. Dan jika kalian tidak menjadi seperti seorang anak lagi, kalian tidak akan menemukan kedamaian. Tetapi setiap orang khawatir akan sesuatu, dan Setan membuat setiap orang sibuk. Dia memegang suatu gambar di depan kita, dan kalian berlari mengejarnya. Di malam hari, ketika kalian pulang ke rumah dalam keadaan lelah, kalian tidak mencapai apa pun. Dan hal ini tidak ada akhirnya. Satu ilusi diikuti dengan ilusi berikutnya. Hal ini terhubungkan dengan ego. Setan menangkap kita dengan keinginan-keinginan ego dan memperalat kita. Dia mengatakan kepada kita bahwa inilah tujuan kita dan jika kalian mencapainya, kalian akan berada dalam kedamaian. Tidak pernah! Apa pun yang kalian raih, selalu ada tujuan berikutnya.

Dan manusia yang telah diberi kehormatan oleh Allah SWT, melayani egonya yang hina, makhluk yang paling terhormat membiarkan dirinya tertipu dan berlari mengejar ilusi. Kalian harus berlari menuju Allah SWT, bukannya menuju dunia, karena kalian tak akan pernah menangkapnya. Tetapi, barangsiapa yang berlari menuju Allah SWT, dunia akan berlari mengejarnya dan dia tidak akan kehilangan apa pun. Manusia diciptakan untuk melayani Haqq, Allah SWT, dan Allah SWT menciptakan dunia untuk melayani manusia. Tetapi mereka berkata bahwa tujuan kita adalah dunia dan untuk memuaskan ego. Seperti inilah mereka menipu kita. Dan kita membuat rencana untuk hidup kita, kita ingin maju, selalu bertambah, dan tak ada yang berkata bahwa ada kematian, bahwa kita akan mati. Rumi QS berkata tentang hal ini, “Setiap orang berlari menuju suatu ilusi dan tak ada dua orang yang memiliki ilusi yang sama dalam hati mereka.” Seperti inilah, tak ada yang memiliki nilai. Tetapi, kita seharusnya menemukan Haqq dan mendapatkan nilai melaluinya. Tanpa mencapai Dia, kalian tidak akan mempunyai nilai apa pun. Dan begitu banyak yang mati tanpa memiliki nilai apa pun. Mereka berada dalam kebathilan dan sirna. Tetapi dalam Hadirat Tuhan tidak ada kebathilan. Para Nabi datang untuk menyelamatkan orang-orang dari kebathilan dan membawa mereka menuju Allah SWT, untuk memisahkan mereka dari ego mereka. Dan barangsiapa yang melayani egonya akan selalu menentang para Nabi karena mereka tidak ingin meninggalkan pelayanan mereka kepada ego mereka.

Karena itulah Wahhabi menentang para Wali, yang telah mencapai Allah SWT. Mereka merusak makam-makam para Wali dan menginginkan orang-orang melupakan hal ihwal para Wali. Dan begitu banyak Muslim yang bodoh mengikuti mereka. Kalian harus menemukan orang yang telah mencapai Allah SWT, jika tidak, bagaimana kalian ingin mencapai-Nya? Tetapi, mereka adalah mitra bagi Setan dan mereka ingin teman-teman mereka untuk dihormati, bukannya para Wali. Dan Allah SWT memberitahukan dalam al- Quran yang suci tentang para Wali, “Mereka yang tidak bersedih dan tidak pula cemas” (“Laa Khawfun 'alayhim wa laa hum yahzanun”). “Bagi mereka kabar yang baik.” Untuk apakah Allah SWT menurunkan ayat ini?

Jika Bin Laden adalah seorang Wali, tentu dia akan dapat mengalahkan Amerika tanpa senjata. Seorang Mutasarrif Shahib dapat menghabisi mereka dengan jin-jinnya... Begitu banyak orang berguguran. Di manakah kekuatan kalian? Apakah kalian meminta pertolongan dari para Wali? Di Hijaz kalian hanya mencari emas dan berbisnis, kalian tidak bertanya tentang Wali, di mana mereka. Jika seandainya tidak ada para Wali, akankah Allah SWT menurunkan ayat ini? Tetapi, mereka mengingkari segala sesuatu dalam Kitab Suci, maka segalanya menjadi musnah. Mereka memanggil orang lain untuk mencari pertolongan dalam masalah Bin Laden. Tanpa para Wali, segala sesuatu berada dalam kebingungan, dan kalian akan tersesat. “Para Sahabat bagaikan bintang-bintang,” sabda Nabi SAW. Setelah mereka, siapakah yang akan menunjukkan jalan? Ada seseorang, tetapi mereka tidak meminta untuknya. Maka, mereka akan habis dengan ilusi-ilusinya—semua negara akan habis.

No comments: