05 November 2008

Depresi dan Tidur

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

 

Seseorang yang mentalnya sehat bisa merasakan bahwa “tidur itu terletak di bawah bantal”, maksudnya ketika waktu tidur telah tiba ia akan tidur dengan cepat dan mudah.  Tetapi orang yang mengalami depresi sering kali juga menderita insomnia.  Orang-orang tersebut harus menyibukkan dirinya dengan melakukan latihan-latihan yang cukup berat sehingga akhirnya tubuhnya merasa letih dan mereka dapat tertidur tanpa dipengaruhi keadaan mentalnya lagi.

Bagi orang yang mengalami depresi, tidur bagaikan burung yang hinggap sebentar di sebatang pohon lalu dengan cepat terbang kembali.  Sehingga, kapan pun mereka merasa ngantuk atau secara fisik mengalami keletihan mereka harus segera pergi kembali, tidak peduli apapun yang mereka lakukan.  Mereka akan tidur atau beristirahat sejenak di mana pun mereka menemukan tempat yang tenang.

Namun demikian ada suatu waktu dalam sehari yang tidak ada seorang pun yang dianjurkan untuk tidur, tidak peduli dalam keadaan apapun termasuk sakit yang parah, dan ini juga sangat ditekankan bagi penderita depresi: waktu antara Ashar dan Maghrib, yaitu dari 2 jam sebelum matahari terbenam sampai matahari terbenam.  Jika seseorang tertidur ketika senja dan terbangun menjelang malam atau ketika sudah gelap, dia akan merasakan dirinya mengalami depresi.  Jika penderita depresi tidur pada waktu ini, sama artinya dengan membiarkan dirinya agar menderita gangguan yang lebih parah, bahkan mendekati gila.  Rasulullah saw bersabda,”Siapapun yang tidur setelah Ashar hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri terhadap bencana apapun yang menimpanya.”

Waktu tersebut adalah seburuk-buruknya waktu untuk tidur.  Jika rasa kantuk menguasai kalian pada saat itu, kalian harus berusaha menghindarinya, misalnya dengan mencuci muka, minum teh atau kopi, mengerjakan sesuatu di kebun atau di dapur, berjalan-jalan atau merawat anak-anak.

Tidak ada seorang pun yang dianjurkan untuk menggunakan obat tidur agar bisa tidur, tidak hanya mengakibatkan kebiasaan tetapi juga dapat menyebabkan rusaknya seluruh sistem saraf.  Sebenarnya lebih baik tidak tidur daripada mengkonsumsi obat-obatan tersebut.  Orang boleh menggunakan penenang alami seperti yoghurt, anis herbal dan sebagainya.

Tidur dengan posisi tengkurap juga dapat menyebabkan depresi.  Setan tidur dengan posisi seperti itu; selain itu tidak ada rasul dan wali yang tidur seperti itu.  Untuk orang dewasa, tidur lebih dari 8 jam juga menyebabkan depresi.  Sekarang banyak sekali orang yang mempunyai kebiasaan tidur lebih dari 9 jam.  Waktu yang berlebih itu tidak baik, karena dapat mengakibatkan kelesuan dan melemahnya ingatan.  Khusus bagi orang yang mengikuti Jalan Sufi harus hati-hati agar tidak tidur berlebihan.

Wa min Allah at tawfiq

No comments: