22 April 2009

Menjadi Imam dalam 10 Hari


Bisa di universitas mana saja di Amerika, pemuda Muslim yang baru lulus siap memasuki "dunia kerja."  
"Assalamu'alaykum, aku mendapat nama kalian dari daftar MSA, bagaimana kalau kita melakukan dakwah sungguhan untuk Islam?"  
"Aku mau mencari uang." 
"Jangan khawatir, yang penting bawa Muslim eh orang kafir ke dalam Islam."

"Kami mengirim temanmu ke Sekolah Salafi di Najd, tetapi untukmu jangan khawatir, kami punya "Dakwah untuk pemula" dijamin akan membuatmu menjadi ulama dalam 10 hari."  
"Wow mantap..."

("Bid'ah, syirik, kufur...")

Dalam waktu singkat, pemuda yang telah lulus itu dijadikan sebagai Imam di sebuah masjid baru Neo-Salafi senilai 10 juta dolar.  
"Wahai Imam, dapatkan engkau berdoa kepada Allah bahwa demi Nabi kita tercinta, Muhammad SAW, Allah akan menyembukan ibuku yang sakit di Pakistan."
"Ya Akkhii, Astaghfirullah! Kau minta kepada Allah saja, secara langsung, tidak ada perantaraan dalam Islam."
"Bid'ah, syirik, kufur..."


"La hawla wa la quwwata illa billah!  Siapa yang mengajarkan kau hal ini?  Banyak bukti dalam Qur'an dan Hadis mengenai hal ini dan hal lain seperti maulid, ziarah, tawasul dan tasawuf.  Perlu waktu yang lama untuk mempelajari dan memahami semuanya, betapa beraninya kau menyebut dirimu sebagai Imam!"
"Subhanallah..."

Dan dengan rahmat dan dukungan Allah, jagoan kita datang untuk menyelamatkan hari itu.  "Assalamu'alaykum, perdebatan selesai!  Seluruh referensi dapat diperoleh dari buku terbaru dari Syekh Hisyam Kabbani QS yang mendukung semua yang telah dikatakan oleh yang terhormat Syekh kita dari Al-Azhar."
"Alhamdulillah..."
("Apakah aku harus mengatakan bid'ah atau syirik?")

Para pengurus masjid merasa bingung dengan semua topik ini dan oleh sebab itu semua orang diundang ke dalam suatu acara perdebatan.
"Aku telah belajar di Universitas Islam Al-Azhar selama 15 tahun, mempelajari ketujuh cara membaca Al-Qur'an, menghafal 75.000 Hadis dan aku mempunyai izin untuk mengajarkan tafsir Ibnu Katsir."
"Aku mendapatkan gelar di bidang Syariat dari Damaskus." 
"Aku adalah seorang Haji, aku telah mengunjungi Nabi SAW dan aku mengikuti bimbingan pir-ku (Syekh) untuk memurnikan hatiku dengan melakukan zikir, ziarah, maulid..."

"Tak perlu semua ini!! Kalian hanya boleh mengikuti Qur'an dan Hadis yang setiap orang dapat membacanya sendiri untuk diri mereka."
("Apa yang harus kukatakan? Aku tidak mempersiapkan catatan apa-apa kemarin, mungkin aku hanya perlu teriak, "Kafiir!!!")

Dalam waktu singkat sarjana kita kehilangan emosinya dan dengan bergegas lari meninggalkan masjid.
"Mereka belajar selama 20 tahun di sekolah-sekolah sekuler, perguruan tinggi dan universitas, tetapi ketika mereka mempelajari tentang Islam, mereka bilang dapat memahami firman Allah tanpa guru?
("Aku tidak ingat apa yang akan diberikan oleh universitas apakah doktor kehormatan untuk studi agama Islam jika aku mencurahkan waktu yang panjang?") 


"Aku telah menghabiskan lebih dari 40 juta dolar untuk masjidmu dan juga buklet gratis untuk dakwah, tetapi tetap saja kau tidak bisa membuat Muslim eeh orang kafir masuk Islam?"
("hmm, aku bisa menghabiskan uang itu untuk wanita, perhiasan, mobil, judi...")
"Mestinya aku tidak boleh terjebak ke dalam sesuatu yang aku tidak memahaminya."
("Aku akan kembali ke warisan Islam yang percaya kepada syafaat, tawasul, percaya pada awliya, maulid dll..")

Sementara itu...

"Takbir"  
"Allahu akbar!"

Dengan terbitnya buku "Doktrin Ahlusunah" oleh Syekh Kabbani, masjid demi masjid kembali kepada jalan Islam yang benar dan para Neo-Salafi larut dan lenyap bagaikan garam di dalam air.

No comments: