25 June 2009

Sistem Pemerintahan yang Islami

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Pertanyaan (Lady Khadijah):  Apa yang dapat diterima dalam sistem pemerintahan yang Islami?


Jawaban Mawlana Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani QS:

Ini adalah pertanyaan yang penting,  agar jawaban yang diberikan berguna bagi kaum Muslimin; juga bagi kaum Kristiani, Yahudi dan semua keyakinan seluruh umat manusia.  Suatu pertanyaan yang sulit dijawab karena ini amat penting dan agar dipahami secara baik. 

Bismillaahi r-Rahmaani r-Rahiim

Islam dan pemerintah, Anda mengatakan Monarki, Demokrasi  dan Teokrasi, mana yang diterima dalam Islam?

Pertama, kita katakan bahwa Islam berdiri sendiri, tidak harus mengikuti ketiganya.  Islam mempunyai sistem pemerintahan yang asli.  Lewat perintah surgawi yang dikirim Tuhan bagi hamba-hamba-Nya agar kondisi mereka mendekati sempurna, baik secara individu maupun secara kolektif dalam kehidupan mereka.

Orang-orang mungkin mengatakan adanya Monarki, Demokrasi atau pun Teokrasi dalam Islam.  Islam berada di atas ketiga sistem pemerintahan ini.  Islam menerima bahwa seseorang harus berada dalam kontrol suatu negara.  Seluruh bangsa harus memberikan jaminan, dukungan dan kepatuhan pada rakyatnya.  Harus!

Yang paling utama dalam sistem pemerintahan Islam adalah: kekuatan/pimpinan berada dalam tangan satu orang, bukan pembagian, karena bila ada sekutu (mitra) di dalamnya, akan muncul lebih banyak masalah.  Negara yang mempunyai berbagai kelompok yang berkuasa terdapat banyak perselisihan, tidak ada kedamaian dan kepuasan.  Selama kelompok-kelompok ini tidak damai, negaranya akan menderita masalah yang sama. 

Islam memerintahkan bahwa pimpinan dipegang oleh satu orang.  Itu yang terbaik.  Lalu kita bandingkan Demokrasi  dengan sistem Islami.  Pertama, hal utama dalam Demokrasi adalah hak-hak asasi manusia dan kebebasan.  Orang-orang tidak tertarik pada masalah lain kecuali kedua hal ini.

Dalam Islam dikatakan, daripada menuntut hak-hak manusia (karena Islam menerima hak-hak manusia sama dengan kewajiban), penuhi kewajiban kalian dulu untuk menerima hak-hak kalian.  Ini adalah hal yang sangat penting.  Penuhi kewajiban dulu untuk menerima hak-hak kita.  Tanpa kewajiban, tidak ada hak-hak.

Namun, Demokrasi  memberi hak-hak tanpa adanya kewajiban-kewajiban.  Islam adalah untuk keadilan. Demokrasi  untuk kebebasan.  Islam meminta keadilan bagi mereka, bukannya kebebasan mutlak.

Demokrasi  memberi kebebasan mutlak.  Islam memberi hak-hak rakyat setelah kewajiban dilaksanakan  – hak dan keadilan.  Inilah perbedaan antara visi Demokrasi  Islam dan Demokrasi  Barat.  Orang-orang Barat hanya meminta hak-hak manusia tanpa kewajiban-kewajiban, dan meminta kebebasan sebanyak-banyaknya yang bisa diberikan oleh negara.  Jika seorang murid tidak mau belajar ketika ujian, bagaimana dia bisa lulus? 

Inilah kesempurnaan visi Islam.  Demokrasi  Eropa dan Barat tidak sempurna dan tidak berguna, mengerikan dan berbahaya bagi umat manusia.  Tak ada masa depan.  Mereka sedang mempersiapkan rakyat pemberontak yang hanya meminta hak-hak mereka tanpa memikirkan kewajiban dan keadilan. 

Islam mengatakan, “Tidak!”  Penuhi kewajiban kalian dulu baru ambil hak-hak kalian.  Kami menjunjung hak-hak manusia, hak-hak asasi tersebut tersedia setelah kalian melaksanakan kewajiban.  Kami melaksanakan keadilan.

Jangan katakan, ‘Saya bebas melakukan apa pun yang saya mau.’  Kalian tidak hidup sendiri, jutaan dan milyaran orang berada di sekeliling kalian.  Kalian tidak bisa melakukan apa pun semau kalian.  Jika seorang penumpang pesawat mengatakan, ‘Aku mau menyalakan api untuk membuat teh. Aku bebas melakukannya.’  Apakah kalian akan mengizinkan dia untuk melakukan hal ini?  Dia mempunyai hak, mengapa kalian melarang kebebasan dia?

Kekacauan terjadi akibat terlalu banyak kebebasan.  Keadilan adalah untuk menjunjung hak orang lain sama halnya dengan  hak-hak kalian yang ingin ditegakkan.  Jika kalian melukai orang, kami akan menangkap dan memasukkan kalian di bui seperti hewan, singa, macan, dan tidak boleh bebas berada di luar.  Inilah visi Islam tentang Demokrasi.

Demokrasi  Barat ada sejak masa Revolusi Perancis.  Mereka akan merayakan ulang tahun  ke-200 pada tahun 1989, merayakan sebuah revolusi yang salah.  Demokrasi  yang digunakan mereka  dari A-Z adalah tidak berguna, merusak dan amat berbahaya.

Demokrasi  Eropa mengatakan bahwa tanpa kewajiban-kewajiban pun kalian tetap mempunyai hak-hak.  Dari mana mereka mendapat ide-ide itu?  Dari kitab mana?  Siapa yang mengatakan ide tolol itu?  Hak-hak tanpa ada tanggung jawab. 

Islam menjaga pimpinan berada di tangan satu orang agar  keadilan bisa dijaga.  Kemudian, pemimpin menjaga hak-hak orang-orang yang telah melaksanakan kewajiban – yang tidak melaksanakan kewajiban tidak mendapat hak-haknya.  Visi Islam adalah sistem terbaik bagi seluruh umat manusia.  Demokrasi  yang benar, yaitu Theokrasi Islam.

Jika seluruh dunia setuju dengan visi ini, mereka akan selamat dan mencapai kedamaian yang absolut.  Kalau tidak, mereka akan berselisih, perang dan memakan satu sama lain tanpa menjadi masalah.  Tanpa memasak, mereka dapat saling memakan:  Inggris dengan Jerman, Jerman dengan Perancis, Rusia dengan Jerman, Jepang dengan Cina.

Mereka tidak akan berhenti sampai mereka menganut visi Islam.  Islam mengatakan, bayar kewajiban dan ambil hak-hak kalian.  Tak ada kebebasan tanpa keadilan.  Kebebasan hanya ada di hutan, silakan pergi ke sana!  Jika kalian hidup bermasyarakat, maka kalian tidak sendiri.

Sangat disayangkan bahwa di wilayah-wilayah Islam, mereka tidak memahami hal ini.  Tidak masalah bila Kristen, Yahudi dan masyarakat lain, tetapi dunia Islam sendiri tidak memahami apa yang dimaksud dengan visi Islam dalam sistem pemerintahan.

Ini yang terbaik!  Ya, dalam Islam, manusia membutuhkan manusia.  Itu aturan utama.  Seorang raja membutuhkan rakyat, mereka yang miskin membutuhkan orang kaya, dan sebaliknya orang kaya membutuhkan orang miskin, pekerja membutuhkan orang yang mempekerjakannya dan sebaliknya.  Kepala butuh kaki, kaki butuh kepala.  Itulah Islam.

Kita tidak bisa menjadikan kaki sebagai kepala atau sebaliknya.  Atau memotong kepala sehingga hanya ada kaki saja seperti yang para komunis lakukan pada rakyatnya.  Mereka berkata, “Tidak ada kepala dalam sistem kami – semua orang adalah sama.”  Artinya, hanya ada kaki-kaki tanpa kepala, mereka semua adalah kaki. Begitukah?  Jika kalian meletakkan ‘kaki’ atau pekerja sebagai pemerintah, bisakah itu?  Bagaimana bisa pekerja dijadikan pemerintah?  Mereka adalah para pekerja, buruh – bagaimana bisa buruh-buruh duduk dalam pemerintahan?

Inilah aturan yang abadi dalam Islam: letakkan setiap orang pada posisi yang sesuai dengannya.  Insinyur sebagai insinyur, pekerja sebagai pekerja, buruh sebagai buruh, petani sebagai petani, raja sebagai raja, gubernur sebagai gubernur, demikian juga dengan polisi dan pebisnis. 

Maka dari itu tidak ada pemilihan dalam Islam.  Pemilihan adalah batil, salah!  Bisa saja orang-orang berkumpul untuk meminta ‘satu kaki’ menjadi ‘kepala’ --  atau semua ‘kaki’ meminta untuk menjadi ‘kepala’.  Dalam Islam, yang pertama adalah kemampuan dan kemudian pelayanan.  Berikan pelayanan dulu, lalu buatlah ranking/urutan.  Siapa yang mempunyai kemampuan, akan selalu naik rankingnya. Seluruh dunia harus diubah.  Jangan ada pemilihan, karena pemilihan bisa saja menjadikan kaki sebagai kepala, dan menjadikan kepala sebagai kaki. 

Hubungan Islam dengan negara-negara lain juga penting. Jagalah selalu hubungan baik dengan tetangga kalian sehingga terjadi ekonomi bebas, sebuah sistem liberal, tidak ada  penghalang bagi gerakan antar manusia.  Hubungan baik, toleransi dan tidak menyulitkan sesama manusia.  Jaga kehormatan masing-masing negara, kirim dan terimalah duta-duta bangsa, permudah kepergian dan kedatangan, jangan terlalu banyak dihalangi.  Permudah kesepakatan antar muslim.  Para pengunjung mendapat kebebasan, dihormati dan diterima.  Harus dipantau, siapa yang baik dan siapa yang buruk,  sehingga tidak ada yang saling terganggu.  Harus ada hubungan yang baik antar negara Islam dan negara-negara lainnya.  Pemerintah harus menegakkan keadilan, dan tidak kasar.  Ketidakadilan dan  kekejaman dilarang dalam Islam.

Semua orang harus menerima hak-haknya.  Dalam Islam  hak-hak asasi adalah bagi siapa pun yang telah memberi pelayanan.  Kalian harus mengusahakan hak-hak tersebut. Tidak ada hak-hak lahir sebagai dokter, insinyur, atau jendral.  Kalian pikir mereka mendapat status itu tanpa berusaha? 

Kita lahir dengan hak-hak dasar seperti bernafas, makan dan minum.  Jika kita menginginkan hak-hak yang lebih, seperti hak untuk menjadi seorang dokter, maka kalian harus bekerja dan menghasilkan.  Komunis mengatakan, “Kita harus sama, ambil dari yang kaya untuk diberikan pada yang miskin,”  hak macam apa itu? 

Bekerja, menghasilkan dan ambil.  Siapa yang akan melarang kalian?  Islam tidak pernah melarang orang untuk bekerja dan menjadi kaya.  Mengapa kita melarang orang-orang untuk menjadi kaya?  Kalian harus hidup dan bekerja, rakyat harus digaji karena usahanya. Kesempatan bebas bagi siapa pun.  Kalian boleh bekerja, mendapat bayaran, bahkan meningkat sampai bisa hidup di dalam istana.

Jika kalian malas, tidak bekerja dan tinggal di gubuk, lalu mengatakan kita harus menyerang mereka yang tinggal di istana.  Apakah ini hal yang benar?  Inikah hak-hak asasi manusia?  Mereka bisa naik Rolls Royce dan kita mengendarai bis, lalu saya  katakan, “Orang besar mobilnya juga besar.”  Mengapa harus marah?  Di bawah perintah kalian, banyak ratusan bis-bis merah, panggil saja satu, murah. 

Katanya, “Kami punya hak untuk naik Rolls-Royce”  - carilah penghasilan dan naiklah Rolls-Royce atau mobil-mobil mewah lain.  Islam tidak pernah mengizinkan orang-orang untuk tidak bekerja.  Selama dunia ini berputar, pekerjaan tidak akan pernah berhenti.  Jika kalian ingin bekerja, carilah pekerjaan.

Lihatlah di London ini, orang-orang datang mencari kerja. Jika pemerintah mengizinkan, jutaan orang akan datang dan bekerja.  Namun mereka  mengatakan, tidak ada pekerjaan. Jika tidak ada pekerjaan, mengapa orang-orang itu datang?

Kesombongan membuat orang-orang tidak bekerja, kedua: malas, ketiga: mereka senang mendapat uang gratis dari pemerintah.  Itulah yang membuat rakyat malas.  Islam menolak aturan semacam itu.  Islam mengatakan, pertama: pertanian lalu perdagangan kemudian pabrik.  Tidak perlu minta pekerjaan pada pemerintah.  Dalam Islam tidak ada yang namanya ribuan pegawai, banyak departemen-departemen.  Islam sungguh sederhana. 

Wa min Allah at tawfiq

No comments: