02 August 2009

Menghadapi Cobaan dengan Bersyukur

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

Mercy Oceans Book 2

  

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin 

 

Dengar dan jaga apa yang kalian dengar agar kalian memperoleh manfaat.  Grandsyekh kita berbicara tentang hal yang tidak disukai dan menggambarkan situasi dalam kehidupan.  Tidak ada sesuatu yang berjalan sesuai dengan apa yang kita sukai dan tidak ada orang yang dapat mentahbiskan tujuannya.  Kita bukanlah pemerintah, melainkan orang yang diatur oleh pemerintah.  Hidup ini penuh dengan berbagai hal yang tidak kita sukai dan juga di dalam setiap kenikmatan terdapat sesuatu seperti racun dalam buah zaitun.  Mengapa hal ini diciptakan?  Di dunia ini, kita bagaikan orang yang tenggelam di dalam Samudra, yang digulung oleh satu ombak disusul ombak yang lain.  Bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi ombak-ombak ini?  Kita harus bersabar.   Allah SWT mengirimkan gelombang-gelombang itu dan berkata, “Aku menciptakan hidup dan mati untuk menguji kalian kepada kebaikan.”  Bila kita sabar dalam menghadapi hal-hal yang tidak kita sukai, Allah SWT memberi kita pahala yang tak terhingga.  Mengetahui hal ini, kalian tidak hanya akan bersabar, tetapi kalian akan merasakan kenikmatan dalam menghadapi hal-hal yang tidak disukai, dengan berpikir, “Sekarang Tuhan sedang memandangiku, mengujiku.”  Untuk mencapai daerah yang disukai kalian harus melewati daerah yang tidak disukai.  Jika tidak setuju dengan kondisi ini, kalian tidak dapat mencapainya.  Tak seorang pun masuk surga hingga ia melewati jembatan menyebrangi neraka.  Ini adalah Hikmah Ilahi.  Seseorang yang memohon rida harus bersabar melewati semua hal yang tidak disukai.  Tetapi kita, orang-orang yang bodoh melarikan diri dari hal-hal yang tidak disukai dan mengejar hal-hal yang disukai dan tidak pernah mencapainya.  Ini adalah ujian dari Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya.  Kita tidak boleh melarikan diri, kita harus teguh dalam menghadapinya. 

Ujian kita sesuai dengan kekuatan iman kita.  Allah SWT tidak akan membebani kita melebihi apa yang dapat kita tanggung.  Jangan berpikir bahwa Dia akan menguji kalian dengan ujian yang dikirimkan kepada para nabi dan awliya-Nya.  

Suatu hari Abu Bakar ash-Shiddiq RA sedang duduk di masjid Nabawi, ketika seorang pendeta mendekatinya sambil memberi salam.  Sang Khalifah bertanya, “Untuk apa kau datang?”  Pendeta itu berkata, “Aku datang dari Syam.  Ada 100 pendeta lain bersamaku, membawa 100 pertanyaan yang akan kami tanyakan kepadamu dari apa yang telah kami baca dalam kitab suci.”  Jika engkau menjawabnya, kami siap untuk beriman kepada Nabimu SAW.”  Dalam menghadapi tantangan semacam itu, lihatlah sikap Abu Bakar RA.  Beliau berkata, “Tanyalah apa yang kalian suka.  Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas seizin Allah SWT.”  Itu artinya bahwa kita bukanlah apa-apa, tetapi bersama Allah SWT kita adalah segalanya.  Ini adalah jalan menuju kesuksesan, yaitu mengetahui bahwa kita adalah lemah, tetapi bila kita bersama Allah SWT, kita mempunyai kekuatan.  Ketika para pendeta itu tiba, Sayyidina Ali RA, KW hadir dan menjawab seluruh pertanyaan sebelum mereka sempat menanyakannya sehingga mereka semua masuk Islam.  Ini adalah berkah, dari seseorang yang mengetahui bahwa ia selalu memerlukannya.  Ini adalah suatu kehormatan bagi hamba.  Jangan takut.  Ada kehormatan yang tak terhingga bagi hamba-hamba yang bersama dengan Tuhan mereka.

No comments: