14 August 2009

Pendengaran Hati

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir ra
hmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Mu
hammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin 

Pengetahuan datang dengan dua cara.  Yang satu dengan mendengar dari luar dan menggunakannya untuk ditujukan pada diri sendiri.  Namun beberapa pengetahuan datang dari hati dan yang ini lebih kuat,  untuk mendorong seseorang menuju target yang ingin dicapainya.  Dengan kata lain, jika sebuah perintah datang dari luar, ego kita tak peduli untuk menerimanya; namun bila datang dari diri kalian sendiri, itu lebih efektif.

Ego tidak ingin diperintah, tetapi jika perintah itu datang dari  dalam hati, kalian akan melihatnya lebih mulia.

Kalian mendengar banyak pelajaran, namun sebenarnya kalian menunggu perintah-perintah tersebut datang dari diri kalian sendiri.  Bimbingan yang benar dan Ilahiah datang dengan cara yg kedua.

Seorang awliya bisa saja berpidato namun dia juga mengirim inspirasi pada hati-hati kita.  Seorang mursyid mungkin mengajar dengan inspirasi.  Namun tentang pengetahuan yang datang itu seseorang mengatakan, “Saya sedang berpikir tentang ini.”

Semakin kita menyucikan diri,  makin banyak gelombang Kebijaksanaan Ilahiah yang ditangkap oleh pendengaran hati kita.

Nabi SAW bersabda bahwa jika manusia dapat menjaga hatinya tetap suci, dan beribadah khusyuk selama 40 hari, maka dia akan menangkap kearifan Ilahiah dalam hatinya dan (mampu) berbicara tentang kearifan, yang memang adalah inti dari segala pengetahuan. 

Wa min Allah at tawfiq

No comments: