12 January 2012

Tanda Iman yang Kuat


Shuhbah Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (q)

Jakarta, 2 Januari 2012

Assalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

[Mawlana mempersilahkan K.H. Ahmad Syahid, Pimpinan Pesantren al-Falah Nagrek Cicalengka untuk memberikan Suhbah beliau.]

Syekh Ahmad Syahid:

Kepada para pengurus Yayasan Haqqani Indonesia dan hadirin semua yang ingin melakukan sebuah langkah perjuangan untuk menyebarluaskan zikrullah atas dasar pijakan Tarekat Naqsybandi Haqqani, semoga Allah (swt) melimpahkan ridanya kepada kita semua, karena berkat Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), yang saya muliakan, maka malam ini kita bisa berkumpul bersama.

Saya yang dhaif ini menyitir sebuah informasi yang saya baca dari sebuah kitab tentang Zikrullah, di mana di situ ditulis tentang zikir (menjelaskan dalam Bahasa Arab), yang artinya menurut pandangan para Ulama Sufi, dan kalau ulama sufi mengetengahkan pandangannya, maka artinya adalah sebuah pelajaran tentang makrifat yang telah mereka temukan.

Pertama kali saya menyampaikan bahwa manusia yang sempurna itu bukanlah orang yang dari dirinya muncul berbagai keajaiban atau keanehan-keanehan, namun mereka yang disebut Insan Kamil (sempurna) adalah mereka yang baik di mata Allah. Mereka adalah orang biasa seperti kita semua di sini dan seperti Mawlana Syekh Hisyam (q) duduk bersama kita dan bergaul bersama kita. Bahkan bila dia seorang ahli ekonomi, maka dia tidak akan meninggalkan pekerjaannya dan kegiatannya di bidang ekonomi. Dan dia juga berkeluarga, tetapi dia tidak lupa untuk senantiasa berzikir dalam kebersamaannya.

Kita berharap mudah-mudahan dengan menjadi murid dari Sultan Awliya Mawlana Syekh Nazim Adil Haqani (r), dan menjadi murid dari guru besar kita semua Hadrat Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani (q), kita menjadi orang-orang yang mampu bermasyarakat dan tidak melupakan zikir kepada Allah (swt), bahkan satu detik pun. Oleh sebab itu kita bisa berbesar hati dengan kita bisa berzikir bersama. Mengapa kita harus malu menenteng tasbih dan melakukan zikir di tengah kebersamaaan dengan manusia lainnya, karena itu adalah sesuatu yang dicintai Allah (swt).

Kedua saya membaca dalam Kitab As-Syifa Dzikir wal Doa, di mana diterangkan bahwa mencari dan melakukan usaha dan langkah pengobatan yang terbaik adalah dengan zikir dan doa. Dan ternyata zikir adalah syifa, obat yang lebih manjur daripada obat yang lain. Di mana isi buku ini adalah orang-orang yang senantiasa berzikir mengingat Allah dan mereka yang selalu berzikir dan berselawat maka mereka akan diberikan kesehatan jasmaniah dan rohaniah.

Demikianlah saya menyampaikan hal ini hanyalah karena perintah Mawlana Syekh Hisyam (q) dan hanya sebagai hikmat atau pelayanan kami terhadap beliau dan untuk memuliakan beliau, dan tidak ada yang lain dari niatan ini, wasalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (q):

A`udzubillahi minasy syaythanir rajim, Bismillahir Rahmaanir Rahiim. Alhamdulillah, wash-shalaatu was-salaamu `alaa asyrafil mursalin Sayyidina Muhammadin wa `alaa alihi wa shahbihi `ajmain. Ama ba'ad, Yaa Ibadallah ith-thaqullah… (Bahasa Arab). Sayyidina Muhammadin Rahmatan lil alamin. (Meneruskan dalam Bahasa Arab)

Kita berharap semoga kesehatan dan keselamatan tercurah kepada kita semua.

Wahai hadirin semua, wahai Muslimin dan Muslimat, ini adalah shuhbah perpisahan dan Insya Allah kita akan bertemu dengan event seperti ini di lain waktu. Sekarang sudah sebulan kami memulai perjalanan ini dimulai dari tanggal 6 Desember (dari Singapura-Malaysia hingga Indonesia) dan sampai sekarang tanggal 2 Januari 2012 dan besok kita akan kembali melalui Singapura ke Amerika.

Hampir satu bulan kami berjalan siang dan malam hari, dua kali sehari memberikan shuhbah dan Alhamdulillah kita telah sampai ke tingkatan ini di mana banyak penduduk di Indonesia lebih mengenal Syekh Nazim (q) dan saya kira hingga sekarang sudah lebih satu juta masyarakat Indonesia mengetahui tentang Mawlana Syekh Nazim (q), dan berzikir bersama di mana sebelumnya mereka belum mengetahui tentang Mawlana Syekh Nazim (q).

Dahulu pertama kali saya datang ke sini dimulai oleh seorang mahasiswa yang bernama Hadid di Kalifornia, di Lembah Silikon di mana dia belajar menyelesaikan sekolahnya dan dia membawa saya untuk berkunjung ke Indonesia. Pertama kali dia memberikan zikir, dimulai hanya 5 sampai 10 orang saja yang ikut berzikir, tetapi lihatlah sekarang. Semua orang datang ke majelis zikir, bergabung dengan kita, di mana dengan barakah Bapak Soenarto, Bapak Malik Tarigan, Buddy, Rizal dan sekarang sudah ratusan ribu orang bergabung bersama kita hingga saat ini.

Kalian di Indonesia adalah manusia yang beriman dan jika tanpa iman di dalam hati kalian, maka tidak ada yang akan datang ke majelis kita. Dan iman adalah seperti disebut dalam Al-Quran, "Athi Allah athi ur-Rasul wa ulil amri minkum". Taati Allah, taati Rasul-Nya dan orang yang diberi otoritas atas kalian (Mursyid/Guru/Wali Allah). Tanpa iman, mereka tidak akan datang ke majelis ini. Dan di sini banyak yang memiliki iman yang baik dan akidah yang baik. Semua sangat rendah hati, hingga saya katakan bahwa bumi Indonesia bagaikan surga di bumi. Setelah kota Mekah, Madinah dan Syam.

Alhamdulillah Indonesia adalah negara yeng memiliki perayaan Maulid Nabi (s) dan majelis Selawat Nabi (s) setiap malam selama setahun penuh. Jika kalian pergi ke seluruh dunia, maka tidak setiap negara memiliki hal ini, bahkan meskipun itu di Syam sekalipun. Di negara ini setiap malam orang memuji Nabi (s) dan berzikir kepada Allah (swt), maka Allah akan memberikan dukungan kepada orang yang melakukan zikir kepada Allah (swt) dan selawat kepada Nabi (s).

Kami harus mengatakan bahwa di Pakistan dan India ketika mereka melakukan Maulid Nabi (s), maka bisa dua juta orang berkumpul bersama, di Pakistan mereka mengumpulkan 500 ribu manusia hingga dua juta ketika perayaan Maulid Nabi (s) dan ketika ulama bicara, paling hanya berkumpul 50 ribu manusia. Dan itu tidak bisa dibandingkan, di India mungkin ada 2 juta orang berkumpul untuk Maulid Nabi (s). Tetapi rahmat dan kasih sayang Allah adalah di mana kalian menemukan tempat-tempat orang berkumpul untuk berzikir meskipun kecil tetapi tersebar di setiap tempat di Indonesia.

Dan di setiap majelis Nabi (s) di mana kita berselawat bersama, itu merupakan penghapus dosa yang menghapuskan dosa kita dalam 70 kali pertemuan yang membicarakan hal-hal duniawi. SubhanAllah di Indonesia kalian bisa menemukan di setiap jalan, di setiap tempat, kalian akan menemukan berbagai Majelis Zikir dan Selawat Nabi (s), dengan demikian rahmat akan melingkupi seluruh negeri ini. Hal ini tidak terjadi di India yang memilki 2 juta orang yang berkumpul hanya dalam satu acara dan tidak tersebar ke segala penjuru. Boleh saja mereka berjumlah 2 juta manusia yang datang berselawat dan mengikuti Maulid Nabi (s) tetapi hal ini tidak bisa dibandingkan dengan apa yang ada di Indonesia.

Sayyidina Muhammad (s) mengatakan, “Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkelana (roaming) di jalan-jalan, mencari majelis-majelis zikir, meskipun kecil, ketika mereka melaluinya dan melihat manusia sedang berzikir, mereka akan berhenti dan ikut berzikir bersama. Dan bayangkan majelis ini bukan hanya di satu tempat saja tetapi di berbagai tempat di Indonesia ini sehingga setiap orang akan mendapat keuntungan di setiap daerah di Indonesia.

Dalam bahasa Inggris para malaikat roaming, mencari dan menemukan majelis zikir, di mana kalian pergi maka mereka tahu di mana kalian berada, karena malaikat pergi dengan kalian ke setiap tempat, dari satu majelis zikir ke majelis lainnya dan dengan kekuatan surgawi Allah (swt) mengirimkan malaikat untuk bersama dengan kalian ke mana pun kalian pergi. Maka jika kalian menghadiri majlis zikir maka Allah (swt) akan memberikan mereka pahala dan mencatat apa yang kalian lakukan ke manapun kalian pergi sehingga akan ada berkah untuk setiap manusia yang mengikutinya sebagai pelindung kalian di Shirat al-mustaqim nanti. Itulah sebabnya Allah (swt) mengirimkan malaikat-Nya ke setiap mejelis zikir, dan di mana ada zikir maka mereka akan berhenti dan mencatat siapa saja yang duduk di sana.

Masya Allah di setiap jalan, di setiap kota di Indonesia selama saya berada di Indonesia di sana kami melihat begitu banyak banner besar di masjid ini dan masjid itu. Kalian tidak akan menemukan yang seperti ini di negara-negara Muslim lain yang pernah kami kunjungi. Karena mereka mengatakan bahwa majelis zikir adalah bid'ah dan syirik. Dan hanya di negeri ini kalian dapat mengiklankan dan menempatkan banner yang besar di setiap jalan, maka Allah (swt) memberikan kalian iman yang kuat. Nabi (s) bertanya pada para Sahabat, "Siapakah orang yang memiliki iman yang paling tinggi?” Para Sahabat menjawab, “Para Nabi, Yaa Rasulullah", Nabi (s) menjawab, "Bagaimana mereka tidak memilki iman yang kuat, karena wahyu diturunkan kepada mereka.” Kemudian mereka menjawab lagi, “Para syuhada, para syahid dan Sahabat ya Rasulullah.” Dan Nabi (s) berkata, “Bagaimana kalian tidak memiliki iman yang kuat karena kalian telah berjumpa denganku dan aku berjumpa dengan kalian.” Kemudian Nabi (s) melanjutkan, “Orang-orang yang imannya tinggi adalah adalah orang-orang di akhir zaman. Mereka mempercayaiku padahal mereka belum pernah melihatku, maka merekalah yang memilki iman terbaik.”

Kalian berada di sini saat ini, dan di manapun Muslim berada di Indonesia ini, mereka semua penuh dengan iman, jangan katakan kalian tidak memilki iman, karena kalian bahkan memiliki ekstra ekstra ekstra iman yang besar karena kalian datang ke majelis zikir dan kalian percaya kepad Nabi Muhammad (s), ini adalah tanda iman yang kuat. Dan iman yang besar adalah ketika kalian datang dan kalian mendengarkan zikir dan memuji Allah dan berselawat kepada Nabi (s), maka ini adalah tanda orang yang memiliki iman terbaik.

Kalian hanya memilki satu masalah saja di negeri ini, di mana setiap Habib dan Ulama yang membuka pesantren, mereka hanya mengajarkan Syariat, Fiqih dan Hadits. Tidak ada pesantren yang berpikir untuk mengajarkan Tasawuf dan tidak ada yang membawa nama para Sufi Besar di dunia setelah zaman Nabi (s) sampai hari ini. Apa yang diajarkan oleh para Sufi Besar kepada kalian sampai saat ini. Tidak ada yang berbicara mengenai Syah Bahaudin an-Naqshbandi (q), Syekh Abdul Qadir al-Jailani (q), Syekh Junaid al-Bagdadi (q), Syekh Bayazid Bistami (q), Imam Jazuli (q), tidak ada yang berbicara hari ini tentang para Sufi besar ini, nol. Hal inilah yang membuat kalian tidak berkembang.

Masya Allah kalian telah belajar syariat dengan sangat baik, tetapi tasawuf hanya sedikit sekali dibahas dan tidak ada sekolah yang memberikan kurikulum tasawuf dan mengapa tidak ada pesantren yang mengajarkan sampai selesai Bab tentang Ihya Ulumuddin, ajaran Imam al-Ghazali (q). Kami tidak melihat ini di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia tetapi di setiap Negara Muslim di dunia. Tetapi lihatlah di Amerika dan Eropa, mereka mengajarkan tasawuf, tetapi mereka tidak mengajarkan syariat (tersenyum). Tasawuf menyempurnakan Islam, Iman dan Ihsan. Inilah kesalahan terbesar yang terjadi di negeri ini.

Akhir kata, setiap majelis mempunyai awal dan akhir dan sekarang kita hampir mencapai akhir, maka berpeganglah kita semua kepada tali-tali Allah dan janganlah kalian terpisah dan bercerai berai. Tali Allah adalah cinta kepada Nabi Muhammad (s) dan cinta itu akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.

Setiap orang yang berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk (karena tempatnya terbatas), lebih banyak malaikat bersama mereka. (hadirin yang berdiri merasa senang).

Kita akan memperbaharui bay’at kita dengan Syekh Nazim Adil Haqqani (q), sampai kepada Nabi Muhammad (s).

(Bay'at)

Alhamdulillah, Taqaballah, saya harus masuk karena harus mengepak barang dan kalian tetap berada di sini untuk berselawat dan mendengarkan Maulid Nabi (s).

Wa min Allah at Tawfiq

No comments: