01 December 2008

“Mintalah, Aku akan Memberimu…”

Shuhba  Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS

 

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

 

Subhanaka, la ‘ilma lana illa ma ‘alamtana, innaka Anta’l ‘Alimu’l Hakim…” [QS 2:32]  Allahu akbar… Ya ‘Alimu, ya Hakim, ‘alimna ma yanfa’una wa zidna ‘ilman!

((dan para malaikat berkata) “Mahasuci Engkau, kami tidak mengetahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau Mahatahu dan Maha Bijaksana…” Allahu akbar…wahai Yang Mahatahu, wahai Yang Maha Bijaksana, ajarilah kami sesuatu yang bermanfaat bagi kami dan tingkatkanlah pengetahuan kami selalu!)

Ini adalah tarekat Naqsybandi yang mulia dan pilar utamanya adalah Sohbet, asosiasi bersama Syekh.  Kita meminta, mereka memberi.  Jika kita tidak meminta, mereka tidak akan memberi… Allah SWT berfirman, “Mintalah, Aku akan memberimu.”  Pertama, kalian harus mengetahui dulu apa yang kalian minta. 

Ada seorang yang Allah SWT kirim kepada seorang Sultan yang besar, Sultan yang agung.  Orang itu datang dengan membawa sesuatu sehingga membuat Sultan senang dan berkata, “Aku senang kepadamu.  Mintalah sesuatu, apa yang kamu minta akan kuberi.  Aku akan memberinya segera.”  Kemudian orang itu mulai berpikir, kira-kira apa yang bisa kuminta?  Keledaiku sangat lapar dan Aku tidak mempunyai jerami… “Oh Sultan, berikanlah Aku jerami yang banyak.”… Allah, Allah, pintarnya… Apakah kalian mengerti betapa bodohnya orang itu? Sultan menjadi heran, apakah orang ini gila atau tidak punya akal? “Berikan apa yang dia minta.  Berikan dia 10 karung jerami, lalu biarkan dia pergi.”

Allah SWT selalu mengawasi kalian ketika kalian meminta sesuatu kepada-Nya, dan sebagian besar meminta hal-hal yang tidak berarti.  Banyak orang yang datang kepada saya dan berkata, “Besok Aku akan menempuh ujian, doakan Aku agar berhasil,” atau “Aku akan lulus, doakanlah untuk kelulusanku.”  Setiap hari banyak sekali yang datang kepada saya dan berkata, “Wahai Syekh, berdoalah untuk tokoku sebab toko itu sepi pengunjung.”  Yang lain meminta, “Carikan pekerjaan yang baik untukku, Aku tidak punya pekerjaan.”  Atau “Wahai Syekh, mintakan kepada Allah SWT agar Aku diberi uang lebih banyak.”  Setiap hari seorang saudara mendatangi saya, “Syekh, doakan Aku agar berkaki 4,” maksudnya dia akan menikah… meminta kepada saya sejak pagi hari sampai waktunya tidur. 

Begitu banyak orang datang dan meminta saya berdoa untuk ini, itu… semuanya omong kosong.  Tidak ada yang datang dan berkata, “Wahai Syekh, doakan agar Aku menjadi hamba yang diterima di Sisi-Nya.” 

“Hallo Syekh, berdoalah untukku, karena sebentar lagi ada pemilihan.  Aku akan mencalonkan namaku juga, doakan agar hati orang-orang tergerak untuk memberikan suaranya  mendukungku, wahai Syekh.”… Tidak ada orang yang datang dan berkata, “Wahai Syekh berdoalah agar Aku menjadi dekat dengan hamba Allah SWT yang tercinta, Sayyidina Muhammad SAW, agar Aku menjadi tetangganya di Surga.”… Tidak ada yang datang dan berkata, “Wahai Guruku, doakanlah agar Aku dekat dengan Allah SWT.”

Oleh sebab itu, kalian harus meminta.  Tetapi kalian harus mengetahui apa yang kalian minta, dan dari siapa kalian meminta.  Jika kalian akan pergi ke desa, kalian bisa meminta jerami di sana, tetapi bila kalian mengunjungi istana Sultan, tidak pantas meminta jerami.  Jika kalian mau menggunakan akal kalian, ia dapat menunjukkan mana yang benar.  Jika kalian meminta dalam hati, hati kalian mungkin akan menyalahkan kalian dan mengatakan, “Aku malu di hadapan Tuhan Pemilik Surga, kau meminta sesuatu yang tidak bernilai bagi-Nya. 

Kalian harus tahu tentang kehidupan di planet ini, dan kalian juga harus mengetahui kehidupan akhirat nanti yang abadi.  Dia senang bila hamba-Nya minta keabadian… sebuah kata yang manis…abadi.  Bahkan dalam bahasa kalian pun (eternity), Saya menyukainya… Sermedi, keabadian yang kekal… mintalah keabadian itu kepada Allah SWT.  Nikmat yang tidak terhingga berasal dari-Nya.  Mengapa kalian tidak meminta?  Kalian hanya meminta sesuatu yang nilainya tak lebih dari sekedar jerami, bahkan jauh daripada itu.

Oleh sebab itu, kadang-kadang saya merasa malu membaca al-Fatiha hanya demi permintaan dan harapan seseorang, dan saya berkata, “Wahai Tuhanku, aku membaca al-Fatiha atas nama orang ini, dan atas semua permintaan yang diajukan oleh setiap orang dari umat Kekasih-Mu melalui Fatiha ini.  Kabulkanlah permintaan mereka.”  Saya tidak suka berhenti dan membaca satu al-Fatiha untuk satu orang saja, tidak.  Itu bagaikan orang yang ingin berburu; ia membawa senapan dan ketika menemukan seekor lalat ia berkata, “Aku harus menembaknya!” “Apa yang kau tembak?” “seekor lalat”… Memalukan sekali menembak seekor lalat, lalu mencoba menemukannya.  Lalat itu mungkin sudah terbang menghilang atau tertembak dan hancur…

Kalian membuat hidup yang sementara ini sebagai target, kalian minta agar bisa meraih sesuatu dan menembak tanpa mencapai target itu.  Sementara kalian semakin tua, sebelum kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan dari Allah SWT; baik itu menaranya Namrud, seratus rumah, toko, bisnis, atau perusahaan… Akhirnya di akhir hayat kalian, apa yang kalian tembak akan lenyap, lalu kalian berlari untuk mencari apa yang kalian tembak itu… mencari-cari tetapi kalian tidak menemukan apa-apa… “Oh, tembakanku terlalu dahsyat sehingga targetnya hancur… tidak ada tanda-tanda keberadaannya!” 

Oleh sebab itu penting sekali agar setiap orang meminta sesuatu yang berharga dari Allah SWT, karena Dia akan memberikannya kepada kalian.  Kalian harus membuat-Nya senang, dan bila Dia senang kepada kalian, Dia akan berkata, “Wahai hamba-Ku, segalanya untukmu.”

Mengapa kalian tidak mencoba untuk membuat Allah SWT senang kepada kalian?  Cobalah untuk membuat-Nya senang, Dia akan membuat kalian bahagia.  Dalam segala hal, kalian harus merasa senang. 

Wa min Allah at tawfiq

1 comment:

sufimuda said...

Mohon Izin tulisan ini saya link ke http://sufimuda.wordpress.com